Ch. 20

2K 326 42
                                    

Malam itu untuk yang kedua kali Felix diperhatikan dalam tidur oleh Hyunjin Hwang yang berkutat dengan kerjaan di meja sebrang kasur kamar Felix seorang.

"Tuan Hwang bisa kembali ke ruang baca"

Felix berkata seperti itu karena Jujur ia jadi tidak bisa tidur.

"Saya tidak apa apa"

"Tidur Felix sudah malam"

Kicep karena Hyunjin sudah berkuasa jadi Felix berusaha memejamkan mata tapi jua tidak tidur selama dua puluh menit lamanya.

Sedikit membuka mata kanan. Felix mengintip kalau sang Tuan beranjak dari duduk. Karena sebuah panggilan Telpon genggam.

Malam- malam?

Oh mungkin pekerjaan.

Tapi! Felix tidak jadi pejam karena mendengar suara langkah kaki yang tergopoh gopoh menyusul Hyunjin yang baru keluar dari pintu kamar Felix.

Kuping itu Felix buka lebar dari balik selimutnya yang ditaruh melingkupi seluruh tubuh.

Bahasa asing. Lain terdengar.

"junger Meister*"

"beeilen Sie sich und melden Sie es**" yang ini dialog Hyunjin kepada Asisten Im. Suaranya dapat dikatakan sedikit menekan.

Bahasa apa itu mirip kumur kumur? Seperti bahasa yang sama ketika tuannya mengumpat tapi semakin sayup sayup tidak terdengar lagi karena pintu kamarnya di tutup rapat.

Felix tersentak dalam lamunannya ketika menyusun beberapa kain di pojok ruangan.

Dalam sekelebat seperti bayangan, semua mata tertuju padanya, mencaci dan memaki. Felix tidak tau apa apa kenapa bisa sampai begini— seperti sebuah mimpi. Tapi ini mimpi yang sangat buruk sekali.

Semua bagaikan kilatan cahaya ketika ia dituduh begitu saja karena merusak barang khusus keluaran terbaru dan mencuri uang.

Seungmin sendiri temannya terlihat kecewa padanya dan menolehkan wajah secara tiba tiba.

Felix tidak mengerti situasi. Ia dibungkam dan ditendang keluar dipecat secara tidak hormat padahal sudah menjadi karyawan yang teladan.

Begitu hari buruk terjadi ketika Felix pulang dalam perjalanan dengan guyuran hujan.

Semuanya terasa tidak masuk akal akhir akhir ini. Ia tidak marah dengan Tuhan. Tapi Felix marah pada dirinya sendiri kenapa tidak bisa membela diri ketika dituduh mencuri.

Demi Tuhan! Felix sudah ada tabungan untuk memang sekedar makan. Tidak sampai hati ia akan mengambil benda yang memang bukan miliknya.

Kaki kakinya ditapakkan menaiki jalan aspal ke arah manison sang Tuan.

Ada yang tidak baik baik saja dalam hidupnya setelah bertemu Hyunjin Hwang. Tapi bagaimana bisa— apa korelasinya?

dan Felix cuman bisa menangis untuk yang kesekian kalinya.

Mau berteriak percuma. Suaranya akan kalah dengan deru hujan.

Felix berpikir apakah jalan kebelakang masih ada. Semangatnya sudah memudar. Kalau seperti ini.

Tidak tau Felix tidak bisa berpikir apa lagi kecuali menangis dan meremat sisa uang pesangon tadi.

Sampai pada titik terendah Felix Lee tersungkur dijalan yang penuh batu.

Semesta berlaku buruk padanya Tuhan. Felix mengeluh untuk kali ini.

Punggungnya sakit. Lututnya sekarang luka. Hatinya patah. Raganya sebentar lagi mungkin akan tiada.

"Tuan Hwang—" merintih dalam perih tangisnya. Felix tidak peduli lagi kalau ia mati disini.

Mimpi yang dipupuknya sedari dulu hancur begitu saja karena Fitnah yang keji.

Mencoba bangkit dengan Terseok seok. Felix sampai di hadapan pintu gerbang yang besar. Yang sudah menjadi tempatnya pulang sebulanan lebih ini.

Membukanya pelan dengan seluruh sisa tenaga yang ada.

Dibalik dinding marmer itu Tuannya sudah menunggu dirinya dengan tatapan mata yang penuh tanda tanya.

Harusnya Felix tidak perlu terkejut mengetahuinya. Kalau Tuannya ada disana.

Hari Felix yang ia lalui tadi adalah perjuangan. Apakah Hyunjin juga demikian, Bahkan impian Felix terasa menyakitkan. Kepalaya juga berdenyut ketika membayangkan kalau keputusannya sebentar lagi akan membuat Uang satu miliyar melayang.

Semua rasa sakit yang memenuhi diri Felix, Ke titik di mana hatinya akan meledak . Tatapan si Tuan Muda itu seperti sebuah ucapan penyemangat tersirat bahwa sedikit lagi Felix akan sampai ke impian impian gila kemudian.

"Kemari Felix"

Tuannya Mendekat dan memeluk Erat. Tidak ada yang keluar karena Felix sudah tidak sanggup mengeluarkan apapun yang ada pada dirinya sekarang:

Jika kamu tau aku hancur sebesar ini
Akankah kamu peduli? Pertanyaan besar terus terjadi dan berputar pada kepala si Lee.

Jika aku adalah kamuAku hanya akan mencintai diriku sendiri. Tidak akan menyeret seseorang sampai begini— berkata dalam Hati yang sudah perih. Tapi tidak bisa ia ungkapkan karena sekali lagi Felix dipeluk dengan kata kata penenang.

"Felix ada apa kau baik baik saja kan"

"Felix katakan padaku, jangan diam"

Dalam benak Felix banyak orang mengatakan kalau mau bahagia itu adalah ketika kamu jatuh cinta
Siapa yang mengatakan itu?

Karena yang Felix tau hanya satu, sebuah cinta
Cinta yang membuatnya hanya bisa menatap dari belakang tanpa bisa berkata jujur mengenai perasaan tersiksa seperti demikian hebatnya.

Semua rasa sakit yang memenuhi dirinya, Ke titik di mana hatinya akan meledak— tapi Betapa Felix tetap menginginkan Hyunjin Hwang ada disisinya?

Hati dan pikirannya sedang bertolak belakang.

Felix merasa seperti sekarat

Meskipun tidak ada cara agar tuan Hyunjin akan datang padanya. Meskipun Ia tahu akan digunakan sebagai dalam bentuk sebuah barang. Felix berpikir Ia tidak akan bisa melepaskan sang Tuan.

Sekali lagi Hati Felix menang dan mencoba bertahan.

"Everything's Gonna Be Okay Lee"

Hyunjin melepaskan pelukan melihat Felix yang sudah sembab gak karu karuan.

"Yeah Everything's Gonna Be Okay tuan hwa.." pandangan Felix menggelap. Hitam.

Esoknya saat Felix bangun dengan infus yang tertancap di punggung tangan. Felix sadar bahwa ia pingsan.

"Syukurlah Tuan Felix sudah sadar"

Asisten Im yang kebetulan menaruh handuk dan baskom berisi air itu membuat Felix bertanya tanya sudah berapa lama ia tertidur.

"Tuan Im sekarang jam berapa?"

"Tuan Felix pingsan tadi malam— sekarang jam 4 sore. Apakah kepalanya masih pusing— dokter tadi sudah memeriksa dan memberi obat supaya.."

"Tuan Muda mana?" Felix memotong kalimat yang belum diselsaikan asisten kesayangan Sang Tuan itu.

"Baru berangkat ke bandara karena hendak pergi ke Jerman sekitar seminggu lamanya"

Menggunakan Google Translate
Kalau salah maaf🙏🏻
*Tuan Muda
*cepat laporkan!

there's a no limit to your loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang