Ch. 12

2.1K 359 22
                                    

Ia memang di antar oleh Tuan Im selaku asisten Tuan Hwang ke sebuah rumah yang masih nampak klasik dengan kesan yang sangat oriental untuk kelas tata krama hari pertama.

Tuannya tidak ada. Tidak mengantarkannya. Tidak juga terlihat saat makan pagi.

Astaga. Untuk apa Felix berharap demikian.

Jadi menggeleng pelan guna menyadarkan dirinya dari lamunan yang terus terusan.

Saat di izinkan masuk ke dalam rumah besar mewah tapi bergaya lama itu Felix masuk dan mengikuti petunjuk sampai pada ruangan dengan seorang kakek kakek tua.

Felix menunduk memberi salam dan mengenalkan dirinya.

Tapi yang Felix dapat hanyalah tatapan acuh tak acuh dari orang tua didepannya.

Sepertinya Hari akhir pekan akan menjadi berat dua bulan ke depan.

Latihan itu dimulai. Dan sudah sekitar satu jam setelah awal kelas Felix masih berdiri dengan postur yang sangat sangat tidak enak untuk pinggang karena ia tidak bisa bergerak bahkan sepersekon bergeser sedikit pinganggnya akan di benarkan dengan gagang rotan.

Untuk tahap yang pertama Berdiri dengan postur yang benar. Seorang Pria harus berdiri dengan kaki selebar bahu, sementara untuk wanita berdiri dengan satu kaki sedikit di depan yang lain begitu kata Guru Song si kakek tua yang mengajarnya selama dua bulan kedepan.

"Lakukan postur nya dengan benar!" Suara itu meninggi dan Felix cuman bisa menuruti.

"Dagunya angkat sedikit— kakinya menempel!"

"Bahunya tarik kebelakang!"

"Jangan masukkan tangan ke saku Felix"

Itulah serangkaian perintah perintah dari Guru yang katanya dengan postur yang benar maka tulang belakang dalam keadaan lurus dan dagu sedikit terangkat. Harus dipastikan kedua kaki menempel di lantai dan lutut ditekuk sedikit saja. Bahu harus ditarik ke belakang, dan tulang rusuk menjadi pusatnya. Hindari memasukkan tangan di saku.

"Ya istirahat dulu"

"Aduh pinggangku" keluh Felix dalam hati.

Felix benar benar kaku. Sampai tiga puluh menit kemudian barulah terdengar peluit yang menandakan istirahat selama lima menit.

Latihan itu di ulang ulang sampai jam setengah empat sore saat nya Felix memang harus meninggalkan kelas karena ia bekerja dan ternyata dibolehkan. Berarti tuan Hwang sudah menyesuaikan Jadwal untuknya.

Keluar dari rumah yang Felix anggap neraka jaman sekarang. Kaki kaki itu dibawa melangkah ke stasiun kereta terdekat. Karena ternyata rumah yang Felix singgahi ini lumayan jauh dari pusat kota dan tempatnya kerja.

Sesampainya di Boutique yang tampak ramai. Felix tau kerjaan bongkar pasang kain akan ia lakukan sebentar lagi dan itu capek nya gak main main.

"Hari liburku seperti menggila" mengusak rambutnya sebelum mengetuk ruangan. Felix berusaha menyakinkan diri sendiri agar tetap bersemangat.

"Felix kebetulan kau datang! Ayo banyak barang yang harus diangkat dari basement"

Tersenyum masam pada Seungmin. Tapi Felix tetap menjalankan perintah.

there's a no limit to your loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang