Ch. 2

3K 462 39
                                    

Felix tidak tau berapa lama ia didalam lemari itu— yang ia ingat hanya setelah baterai ponselnya habis dan mengabari Eric kalau ia akan telat besok untuk kerja kelompok kemudian matanya mengatup perlahan menganguk dengan rasa lapar yang menusuk nusuk.

Kriet—

Dan Lemari itu terbuka.

Tanpa Felix tau bahwa Tuan Hwang yang sehabis mandi didepannya bersumpah bahwa mungkin Tuan Muda itu lupa!

"Sialan"

Mengerjap lemah— Felix tidak bisa berkata kata— dan Tuan Hwang didepannya itu memaksanya berdiri. Dengan Keadaan Felix yang begini.

Jelas Saja Felix merosot jatuh hampir teduduk kalau tidak dipeluk. Keringat dingin tercipta—

kemudian semuanya redup lagi dan Felix pingsan seketika.

Akhirnya Felix terjaga saat aroma Bubur Ayam masuk dalam indra penciumannya—

Terbaring dalam kasur putih— Felix cukup yakin ia dibopong tadi saat jatuh pingsan. Dan tanpa segan segan karena ia sungguh kelaparan Felix langsung memakan Bubur yang agak mendingin karena sepertinya ditinggal sedari tadi.

Selesai itu meminum air putih Felix melihat jam di dinding.

"Lohh—"

Kemudian melihat Kearah luar dibalik Jendela dengan Tirai tipisnya bahwa waktu sudah menunjukkan malam hari.

Menepuk dahinya perlahan— walaupun masih sedikit pusing. Felix berusaha berdiri.

Bangkit berjalan arah keluar dan sadar kalau jelas jelas tidak ada kendaraan yang akan lewat malam malam di daerah situ.

Tertatih tatih sampai pada ruang besar utama.

Alunan biola memekakkan telinga dari siluet hitam dekat tepi jendela. Felix menetup telinganya berjalan ke arah sumber suara.

Felix pusing dan mual. Sepertinya darah rendahnya kembali kambuh.

Seakan tidak ada pegangan didunia ini lagi. Felix terduduk pada kaki orang yang bermain biola.

Ah. Permainannya terhenti. Karena Felix merengek kalau itu berisik sekali. Bergelendotan memegang kaki Jenjang yang Felix anggap tiang.

Kemudian Buram.

Sampai pada pagi yang menyilaukan Mata Felix bangun kembali terkaget kaget karena ia sadar kalau kemaren itu bukan sekedar mimpi atau halusinasi.

Seorang berpakaian pelayan dan sudah tua berdiri disamping Felix penuh arti.

"Selamat pagi tuan, maaf menganggu waktu tidur anda. Sesuai perintah tuan Hwang kalau anda sudah bangun akan saya antarkan pulang"

Degh—

Felix menepuk jidatnya. "Sial"

"Maaf tuan, mau bertanya ini tanggal berapa?"

"Sedah 2 hari ketika anda pingsan dari awal, mohon maaf atas kelalaian saya karena kemaren—"

"Iyaa kemaren?" Felix sadar kalau bajunya terganti.

"Kemaren bubur ayam yang disediakan pelayan yang lain sudah basi"

Ahh begitu— pantas saja Felix kemaren ia mau muntah.

"Baju?"

"Akan saya antarkan ketika anda bersedia diantar pulang tuan Lee"

there's a no limit to your loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang