Ch. 35

1.9K 317 48
                                    

Felix hanya berharap bahwa ia sudah di surga ketika membuka mata tapi saat melihat sekitar ruangan— yang ternyata masih kamar dan Tuan Hwang diujung ruangan terduduk ditambah Felix sangat menyesal.

Kenapa ia tidak dibiarkan tenggelam. Setidaknya ia tidak akan sakit hati lagi. Seperti sekarang.

Pikiran Felix sedang sumbu pendek.

Untuk waktu Terlihat sudah pagi karena tirai itu disibak mentok.

Hyunjin tidak mendekat, dan Felix memilih membuang muka ke arah luar kamar lewat jendela yang ada. Hati Felix belum siap, barangkali karena itulah Hyunjin memutuskan keluar.

Saat kepala Felix tidak pusing dan ia bisa bergerak bangun. Seseorang mengetuk kamarnya untuk menerima jamuan makan bersama.

Dan ditaman belakang yang penuh bunga inilah Felix duduk dihadapan sepasang orang yang sudah bertunangan.

Tanpa basa basi— cerita itu bak air mengalir dari sungai bermuara begitu saja ke laut.

Yeonjun bilang, memang Yeonjun salah waktu itu menyuruh beberapa orang mengikuti dan bahkan nyerempet Felix. Yeonjun disitu minta maaf dengan tulus dari yang Felix tangkap.

Felix sendiri tidak habis pikir kalau ternyata kakak tiri yang dibenci tuan Hwang begitu baik. Karena alasan dibalik yeonjun melakukan itu semua karena Hyunjin mengusiknya duluan.

Ugh— pusing itu datang lagi.

Felix hanya bisa memaklumi dan mengatakan dirinya tidak apa apa dengan semua ini. Karena mau bagaimana lagi karena sudah terjadi.

Yeonjun juga bercerita kalau posisinya serba salah di keluarga Hwang. Yeonjun juga mengatakan kalau dia mencoba berkawan dengan Hyunjin tapi ditolak mentah mentah di awal kedatangan.

Hyunjin yang dididik dengan keras, menjadi minim empati kepada sesama karena merasa semua itu miliknya.

Di Jepang saat hubungan mereka membaik karena yeonjun mengenalkan Yongbok. Yeonjun berujar menceritakan sedikit hal tentang Hyunjin yang ditau.

Dalam waktu kurang dari dua tahun. Diumur yang masih belia di puncak puncaknya cinta Hyunjin harus kehilangan Yongbok. Dan itu memperburuk semua. Termasuk persaudaraan yang coba Yeonjun bagun.

Sampai bahkan waktu itu karena Hyunjin menuduh Yeonjun yang mencelakaan Yongbok, mereka berdua hampir meregang nyawa karena kecelakaan dan itu saat juga Hyunjin yang menyetir memaksa.

Maka itu luka dipunggung Hyunjin masih ada.

Ahh itu alasannya— alasan dari luka kemaren yang ada dipunggung. Sedikit tau Felix mengangguk.

Akhirnya Felix tau sebabnya setelah diceritakan Yeonjun panjang dan lebar, mengenai tetek bengek perdramaan antar saudara tiri Hwang.

"Saat kamu muncul Felix, saya pikir semua akan terheti, tapi ternyata malah tambah parah dan Soobin terkena dampaknya"

"Semakin runyam dan saya berpikir membuat kamu menyerah dikelas tata krama adalah satu satunya"

"Sebagai informasi tambahan biar tidak ada kesalah paham antar kita Felix, Kelas tata krama dibuat juga bukan karena keluarga Hwang itu terpandang. Tapi karena agar kamu semakin mirip Yongbok yang merupakan salah satu keluarga bangsawan—"

Ucapan demi uraian yang di katakan Yeonjun barusan masuk ke dalam relung hati Felix yang sudah patah dan malah makin memperparah namun Felix bisa sadar jua.

"Dan kamu begitu mirip dengannya, lihatlah"

Sodoran foto polaroid itu Felix dapat dari Soobin yang memberikan padanya.

Ini hal yang pertama kali Felix lihat dari sisi orang yang dikatakan mirip dengannya, definisi sama wajah bentuk dan rupa hanya beda pada warna mata yang biru dan rambut silver milik Yongbok yang khas disasak kebelakang.

Cantik dan rupawan.

Saat dimana Felix akhirnya tau kalau alasan kenapa Hyunjin memilihnya bukan karena kebetulan. Tapi karena persamaan wajah dan bisa di kontrol semau Hyunjin Hwang.

Punya tenagakah Felix untuk bertemu Hyunjin dikamar.

Masih, tentu masih ada walau sudah sedikit diujung tanduk rasa.

Felix masuk melihat Hyunjin yang memilih duduk di balkon luar bersama angin dingin malam yang menusuk.

Apa peduli? Felix sudah tidak mau tau apa apa lagi. Dan ingin mengangkhiri drama ini.

"Felix"

Felix tidak menjawab tapi atensinya penuh kepada tuan Hwang.

Mata itu besitatap dengannya, pilu dan penuh beban serta luka dalam.

Felix tidak tega tapi mau apa dikata, hatinya terlanjur kecewa setelah meegetahui fakta.

Menunggu lama Hyunjin tak kunjung berujar. Felix hanya bilang menutup percakapan "selamat tidur tuan Hwang"

Malam semakin larut, sekitar jam dua dini hari.

Felix yang belum tidur karena kantuk tak kunjung datang merasa Hyunjin sudah terlelap disebelahnya

Membuka ponsel dan mengirimkan pesan kepada Eric.

Karena hanya nama itu yang terlintas dikepala.

"Eric, aku mau mengambil langkah mundur— tolong aku" pesan itu terkirim ke sahabatnya.

Pelan namun pasti, jaket itu Felix pakai. Karena Eric bilang ia menunggu diluar— alasan ini Felix tidak habis pikir! Tapi untuk sekarang mari lari dari kenyataan.

Dan untuk yang terkahir kali melihat Hyunjin di kamar, sebenanrnya Felix enggan pamit seperti yang sudah dan telah diajarkan sang tuan ketika seseorang mau pergi.

Tapi hati dan pikiran seseorang selalu bertolak belakang bukan?

Jadi kecupan panjang di dahi Hyunjin, termasuk dalam ucapan selamat tinggal.

Menutup pintu kamar itu perlahan, Felix saja yang kecolongan kalau sebenarnya Hyunjin Hwang tidak terlelap dan malah mengucapkan maaf.

there's a no limit to your loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang