Keiji hanya tak percaya dengan adanya takdir. Ia pikir kehidupan di mana ia berjalan saat ini hanya sesuai dengan kehendaknya, sesuai dengan apa yang ia inginkan.Pemuda dua puluh enam tahun itu mengingkari garis hidup yang telah ditentukan oleh dewi bulan.
"Sudah mendapat heat mu bulan ini?"
Si surai raven menggeleng, dari prediksi tanggal heatnya akan datang dua hingga tiga pekan yang akan datang jika Keiji tak salah hitung. "Aku bawa pil ku. Jangan cemas oke? Heatku seharusnya datang tiga atau paling cepat dua minggu lagi."
Pemuda dengan tinggi lebih pendek mendesah lega. Mau sebagus apapun penguasaan diri omega, jika sedang heat sama saja. Nishinoya tau betul jika pengendalian diri Keiji sangat baik dibandingkan omega yang banyak ia kenal.
"Bauku tercium ya?" Katanya lagi.
Kedua rekannya saling berpandangan. "Ku ingatkan, jika kami berdua beta Keiji. Feromonmu tidak akan tercium." Nishinoya terkekeh manis.
"Ah, benar juga."
Di antara tim mereka memang hanya Keiji yang memiliki status omega. Omega kebanyakan bekerja di dalam kantor alih-alih terjun langsung ke lapangan sepertinya.
"Noya-san sudah mendapat tanda mate-nya, Akaashi-san tahu?" Si bungsu memecah hening.
Keiji membola lucu, menghadang teman sebayanya dengan beragam pertanyaan dengan antusias. Sementara Nishinoya terkekeh tipis. Ah omong-omong meski statusnya beta, pria kelahiran dua puluh enam tahun silam itu benar-benar memiliki sifat omega kebanyakan, perawakannya mungil dan wajahnya yang manis contohnya.
"Aku baru mendapatkannya dua hari yang lalu, tetapi hingga sekarang belum bertemu dengan mate-ku. Entah ia alpha, atau sesama beta bahkan mungkin omega, aku tak keberatan. Ku rasa Dewi Bulan telah menentukan yang terbaik untukku."
Keiji terdiam. Dewi Bulan ya? Takdir yang serta merta di ciptakan oleh-Nya tanpa bisa diputus dengan mudah. Keiji membencinya.
"Dewi bulan apanya. Berhenti membicarakan hal-hal seperti itu Noya-san."
Hening setelahnya ketika Keiji berujar demikian hingga akhirnya sosok lain menghampiri ke tiganya yang kala itu diselimuti sunyi.
"Bos kami meminta tuan-tuan untuk bertemu, mari saya antarkan menuju beliau." Pipinya yang bulat cantik terangkat tinggi ketika tersenyum. Ah omega, baru saja diikat ya? Batin Keiji memandangnya.
Iri sedikit tak masalah kan?
———————————————————————
Dalam bangunan beton pencakar langit ia di sana. Di balik meja beserta kursi kekuasaannya sembari meniti map yang tak hentinya berdatangan.
Memijat pelipisnya yang pening, alpha surai putih kehitaman itu mendesah keras seiringan dengan ia lemparkan tubuhnya bersandar pada kursi.
"Cepat pelajari materinya, bos. Ku ingatkan setengah jam lagi tim dari majalah 'fly high' datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Mate ; BokuAka
FanfictionAkaashi Keiji seorang yang mati-matian berdalih dari ikatan takdir abadi yang ditetapkan sang Dewi Bulan. Sementara Bokuto Koutarou justru berpegang teguh atasNya. Bagaimana jika takdir yang dibenci Keiji mengikatnya pada sosok Koutarou yang begit...