Akaashi Keiji seorang yang mati-matian berdalih dari ikatan takdir abadi yang ditetapkan sang Dewi Bulan.
Sementara Bokuto Koutarou justru berpegang teguh atasNya.
Bagaimana jika takdir yang dibenci Keiji mengikatnya pada sosok Koutarou yang begit...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kehidupan kembali berjalan sebagaimana biasanya. Pergi ke tempat kerja, makan siang dengan sahabat-sahabatnya, membeli bahan makanan untuk beberapa hari kedepan, lantas pulang ketika langit berubah jingga.
Keiji selesai dengan menata sayuran dan beberapa makanan beku ke dalam lemari pendingin. Meniti keadaan unitnya yang sepi hanya di terangi cahaya temaram.
Nishinoya sudah bertemu mate-nya beberapa hari lalu. Kejadian yang menurutnya sangat dramatis itu menjadi titik temu dua orang yang tak saling mengenal namun terikat dengan benang merah.
Namanya Azumane Asahi. Pria jangkung dengan rambut panjang dan bulu halus di dagunya seorang alpha dengan tanda sama persis dengan milik temannya.
Namun hal yang pasti ia ketahui, Nishinoya telah jatuh pada Asahi tepat ketika mata mereka saling beradu pandang.
Keiji bahkan tak lagi bisa berpikir, bagaimana bisa kedua orang yang baru saja bertemu langsung berkata jatuh cinta bahkan saling mengikat diri dalam hubungan? Bukankah itu gila?
Ia tak akan pernah bisa mengerti mengapa orang-orang masih saja berpegang teguh pada dewi bulan dengan segala takdir menyebalkan miliknya.
Dinyalakannya air dingin sembari membasahi surai kecoklatan miliknya. Tanpa sadar menyentuh ukiran di bawah tengkuknya lamat-lamat.
Jika Nishinoya bisa berkata jatuh pada Asahi yang jelas baru bertemu, mengapa ia tidak bisa melakukan hal yang sama pada Koutarou? Mengapa debaran itu tidak ada? Alpha tampan itu bahkan berkata jika mereka sepasang mate yang telah ditakdirkan saling mengikat. Lantas mengapa Keiji tak dapat merasakan apapun?
"Jangan terus menerus berdalih Keiji. Bokuto dan Sean adalah mate kita, tak seharusnya kau menolaknya."
Keiji memejamkan mata. Ia benci ini. Ia benci ketika Ellie-- serigalanya, mulai mengajaknya berkomunikasi. "Berhenti menceramahiku Ellie."
Serigala bersurai putih dengan corak ke abu-abuan itu nampak kukuh.
"Kau yang seharusnya berhenti keras kepala Keiji. Omega tak akan pernah bisa hidup seorang diri tanpa alphanya. Kau tak bisa menghindarinya ketika tanda milikmu telah menyatu dengan milik Bokuto."
Bunyi pecahan kaca mengambil alih, disusul dengan cairan merah berbau anyir menodai lantai basah kamar mandi. "Kuperingatkan Ellie, berhenti menjadi sok tahu dan menceramahiku. Atau kau tidak ku ijinkan melakukan shift selamanya!" Ancam si manis penuh amarah.
"Kau akan kesakitan! Bukan hanya kau aku juga akan kesakitan di sini Keiji! Menolak alpha adalah hal yang tak seharusnya omega lakukan!"
Ah, Keiji lelah. Ellie nampaknya benar-benar tak habis akal untuk membujuknya.
"KITA CACAT! TIDAK ADA SERIGALA DENGAN IRIS BERBEDA SEPERTIMU! TIDAK ADA OMEGA YANG MEMILIKI FISIK SEPERTIKU! Jadi tolong.. berhentilah."
