Akaashi Keiji seorang yang mati-matian berdalih dari ikatan takdir abadi yang ditetapkan sang Dewi Bulan.
Sementara Bokuto Koutarou justru berpegang teguh atasNya.
Bagaimana jika takdir yang dibenci Keiji mengikatnya pada sosok Koutarou yang begit...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wanita empat puluh tahunan yang masih begitu menawan diusianya itu menyeruput teh camomile dengan anggun. Sementara dua anak adam justru menegang ngeri dengan kedatangannya.
Keiji tak bisa menyembunyikan kegugupannya, sesekali meremas jari-jarinya masih dengan posisi duduk yang terlihat tegang. Bahkan Koutarou yang sejatinya putra dari wanita cantik itu pun tak jauh berbeda dari Keiji.
Suzue meletakan cangkir tehnya. Menatap kedua anak lelaki dengan slide gender berbeda dengan intens namun juga dengan senyuman tipis dibibir. "Kenapa tegang sekali? Kedatangan ibu mengganggu kalian ya?"
"Tidak!" Sahut Koutarou dan Keiji kompak mengundang kekehan ringan sang ibunda.
Keiji tidak berbohong soal aura ibu Younghoon yang begitu memesona. Anggun juga tegas serta cantik luar biasa.
"Jadi namamu siapa?"
Keiji mengangkat wajah ketika Suzue memandanginya dengan sebuah pertanyaan. "Akaashi Keiji dua puluh tujuh tahun. Seorang karyawan di perusahaan majalah bisnis, senang bertemu dengan anda."
Suzue terkekeh lagi hingga maniknya menyipit cantik. "Astaga sayang, kita sedang tidak berada dalam forum resmi. Tak perlu kaku begitu, aku mengerti mengapa Kou-chan jatuh hati padamu jika kau semenggemaskan ini."
Sementara sang putra tersenyum menyetujui ucapan ibunya. Keiji-nya memang begitu menggemaskan pun amat manis meski belakangan ini lelaki tersebut kerap kali menggodainya.
Keiji tersenyum kikuk dengan rona merah samar di kedua pipi. Agaknya ia sedikit malu ketika memperkenalkan diri pada ibu Koutarou tadi.
"Boleh aku melihat rajahmu?" Pinta Suzue dengan tatapan memohon.
Keiji mengangguk ragu, pasalnya posisi kombinasi tandanya dengan Koutarou berada di tempat yang mungkin saja membuat orang lain canggung ketika hendak melihatnya.
"Bu, posisi tanda milik omegaku ada di bawah tengkuknya. Menunjukannya mungkin membuatnya tak nyaman."
Suzue melunturkan senyumannya ketika sang putra berkata demikian. Namun Keiji cukup peka menangkap raut kecewa wanita tersebut hingga cepat-cepat menolak ucapan alphanya. "Tidak, maksudku tidak apa-apa jika anda ingin melihatnya."
Koutarou membelalak tak percaya. "Akaashi.."
Keiji mengangguk memberikan respon kecil jika ia akan baik-baik saja. Koutarou tentu tak dapat melakukan apapun lagi ketika omeganya itu telah setuju.
Jari-jari kurusnya perlahan membuka kaus milik Koutarou yang ia gunakan. Menutupi bagian tubuh bagian depannya dengan kaus tadi agar ibu sang alpha tidak melihat bagaimana tubuhnya dihiasi dengan beragam ruam merah hingga keunguan.
Suzue tersenyum puas ketika mendapati rajah Keiji. Lelaki muda ini memang mate dari putranya.