○○○
“Cieee mau nikaaahhh!”
Willie tersenyum di sana. Setelah beberapa tahun merantau ke negeri orang untuk menimba ilmu, akhirnya dia pulang ke Neo City dengan menyandang gelar Sarjana Komputer dan juga segera melepas status lajangnya. Dia sudah mendapat pekerjaan yang baik juga, makanya berani menikahi kekasihnya.
“Gak ada yang ngerti takdir emang ‘ya! Ternyata jodohnya Willie si dia!” ucap Wildan saking tak menyangkanya.
Wildan sudah menikah dua bulan lalu, tepat setelah dia wisudah. Kau tahu siapa istrinya? Ayu. Iya, Ayu yang itu. Yang pernah menjambak Keyna dan juga yang pernah kerasukan Chonlo.
Mereka sedang kumpul melepas rindu, tapi tidak ada Nathan di sini. Semalam saja lelaki itu tidak menelepon Keyna. Dan gadis itu galau berat sampai kabar pernikahan Willie tidak bisa melebarkan senyumnya.
“Gue ketemu dia di YG. Kita deket gara-gara almamater ketuker. Pas udah sadar dan dikembaliin, besoknya jam tangan kita yang ketuker. Terus satu bulan pendekatan, 2 tahun pacaran, eh tahu-tahu tukeran cincin.” Willie menjelaskan sambil tersipu. Demi apapun ini adalah pertama kalinya Willie terlihat bucin.
“Abis dia ama gue wisuda, yaudah gas aja ke calon mertua. Langsung disetujuin cuy, dan besoknya pas gue ngelamar kerja di SM Box—Maha Besar Tuhan, diterima! Nikmat Tuhan emang senikmat itu, hari ini gue yang tlaktir deh, puas-puasin!” lanjutnya, dan komplotan mereka bersorak-sorai bahagia.
Willie terlihat sangat bahagia, hingga senyumnya tidak luntur sedetik pun dari wajah tampan itu. Dari jaman mereka berteman, lelaki itu memang tidak pernah menunjukkan rasa suka pada gadis mana pun. Dia tidak gay, jangan berprasangka.
Pernikahan akan dilaksanakan satu minggu lagi, dan Keyna serta Karina sedang bingung akan datang dengan siapa. Sebenarnya hanya Karina, karena Keyna sedang memikirkan apakah Nathan sudah pulang atau belum.
Tentang Karina, dia adalah satu-satunya manusia berstatus jomblo diantara mereka. Sibuk dengan kuliah, lalu setelah wisuda—sibuk dengan pekerjaannya. Ia bahkan tidak sempat memikirkan jodohnya kelak.
Karina cantik, manis, mapan, dan juga kharismatik. Lelaki mana pun mau dengannya. Hanya saja ia yang tidak mau. Karina terjerat cinta lama belum kelar.
Ponsel gadis itu tiba-tiba berdering, menandakan ada sebuah panggilan masuk. Dia mengernyit heran, lalu menatap lama pada layar ponselnya.
“Ini si kutu kupret ngapain dah nelpon? Perasaan kasus kemaren udeh rampung!” gerutunya sebelum mengusap ikon hijau.
“Halo, ada apa?” tanyanya.
“...”
“Berapa kali sih gue bilang kalo si ‘T' emang pelakunya. Semua bukti mengarah ke dia.” Semua temannya memandang Karina yang tampak berapi-api.
“...”
“Apanya yang gak beres? Otak lo? Bisa gak sih lo ngalah sama gue? Tersangka kasus pelecehan dan pembunuhan emang si ‘T'. Dari sidik, pesan teks, dan daftar kunjungan hotel, semuanya. Jadi tolong ya Pak Pengacara, silahkan tangani klien anda yang lain. Sekian,” ucapnya dan mengakhiri panggilan secara sepihak.
Karina mendengus, lalu melempar ponselnya ke meja. Teman-temannya menatap takut pada gadis itu. Karina memang sangat ganas. Pengacara mana yang membuatnya marah begini.
“Pusing ‘ya jadi jaksa?” tanya Willie.
“Pusing doang, eh enggak, pusing banget. Mana gitu kenapa gue ketemunya sama dia mulu sih? Ada banyak pengacara di negera ini, kenapa mesti dia sih?! Arghh!!” jawab Karina, lalu mengacak rambutnya dengan frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emotions✔
Teen Fiction[R 15+] [COMPLETED] [SMANCITY series 2 ; Lee Jeno ft. Park Xiyeon local fanfic.] Ketika emosi jadi narasi, semua tentang rasa jadi makin nyata. "Gue bakal bikin dia ngalamin emosi paling menyenangkan, cinta." Started : 20 Februari 2021 Finished :...