part 9

48 9 0
                                    

Hasan: Aku harus bisa mendapatkan kembali Kuasabot.

Deven: Jangan harap kau bisa mengambil Kuasabot dariku.

Hasan: Memangnya kau bisa apa, wahai bocah ingusan?

Deven: Aku bukan bocah ingusan! Kekuatan elemental, pedang api! Hiyaa!

Hasan: Tongkat sihir tahap pertama, pelindung perisai!

Deven: Bola api tahap pertama! Hiyaa!

Hasan: Ah, panasnya... Meringis

Deven: Menyeringai Sakit?

Penyihir 1: Kuasa perisai tahap pertama!

Penyihir 1 mendorong Deven dengan perisainya sampai ke ujung tembok kerajaan.

Deven: Hanya inikah? Tendangan api bertubi-tubi!

Penyihir 1: Arrgh, panasnya!

Deven: Menyeringai Siapa sekarang bocah ingusan, hah?

Penyihir 2: Hasan, penyihir 1, para makhluk sihir sudah dikalahkan semua.

Anneth: Panah Tanah! Yey, tepat sasaran.

Penyihir 2 itu terkapar lemah.

Deven: Menyeringai Kalian sudah kalah. Sekarang, kasih tahu aku siapa bos kalian, hah?

Melisha: Tak perlu kalian tahu, karena aku sudah tahu.

Sam: Hah, Kak Melisha tahu siapa, Kak?

Melisha: Kau mau tahu? Mamahnya Marsha, musuh kalian sendiri.

Semua kecuali Melisha: Hah, Tante Ela, mamahnya Marsha?!

Melisha: Iya, benar. Dialah yang akan mengalahkan kita suatu saat nanti. Makanya, aku akan melatih kalian dengan kekuatan kalian masing-masing.

Deven: Pengawal, tangkap semua penyihir itu.

Pengawal: Baik, Pangeran.

[Para pengawal pun menangkap semua penyihir dan memasukkan mereka ke dalam penjara bawah tanah.]

Deven: Mari, Kak, masuk.

Mereka semua pun berkumpul di istana Juliano untuk membicarakan soal Tante Ela atau si Ratu Penyihir.

Melisha: Kita akan mengeluarkan semua kekuatan yang berada di senjata kalian itu dengan kekuatan yang paling akhir. Baru kita bisa mengalahkan si Ratu Ela.

Semua kecuali Melisha: Caranya bagaimana, Kak?

Melisha: Semua kekuatan itu menggunakan perasaan. Kalau tadi kau mengeluarkan kekuatan api karena marah, berarti kekuatan yang lain juga sama.

Deven: Oh, begitu. Baiklah, mari kita mulai.

Melisha: Kita mulai besok, oh iya. Aku ingin memberi kekuatan gravitasi kepada Nashwa dan juga kekuatan perlambat waktu kepada Ucha.

Clinton: Ala, kenapa tak berikan kepadaku saja, Kak?

Semua kecuali Clinton dan Melisha: Hah, Kak?

Melisha: Iya, aku adalah kakak kandungnya Clinton. Aku mempunyai 4 bola kekuatan: Peribot, Gravitibot, Loopbot, dan Lavabot.

Deven: Wah, kerennya! Eh, tetapi kenapa Kak menyembunyikan identitas Kak kalau Kak itu mempunyai kekuatan seperti peri?

Deven: Oh, begitu.

Melisha: Baiklah, kalian boleh istirahat. Besok jangan lupa, kita akan latihan untuk mengeluarkan semua kekuatan kalian.

Semua kecuali Melisha: Baik, Kak.

[Mereka pun beristirahat untuk memulihkan kembali kekuatan mereka agar besok bisa latihan dengan memuaskan.]

Keesokan harinya...











Kita lanjut nanti siang jangan lupa tinggalkan jejak bye love you all😘❤🤗.

Magic School (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang