Hasan: Aku harus bisa mendapatkan kembali Kuasabot.
Deven: Jangan harap kau bisa mengambil Kuasabot dariku.
Hasan: Memangnya kau bisa apa, wahai bocah ingusan?
Deven: Aku bukan bocah ingusan! Kekuatan elemental, pedang api! Hiyaa!
Hasan: Tongkat sihir tahap pertama, pelindung perisai!
Deven: Bola api tahap pertama! Hiyaa!
Hasan: Ah, panasnya... Meringis
Deven: Menyeringai Sakit?
Penyihir 1: Kuasa perisai tahap pertama!
Penyihir 1 mendorong Deven dengan perisainya sampai ke ujung tembok kerajaan.
Deven: Hanya inikah? Tendangan api bertubi-tubi!
Penyihir 1: Arrgh, panasnya!
Deven: Menyeringai Siapa sekarang bocah ingusan, hah?
Penyihir 2: Hasan, penyihir 1, para makhluk sihir sudah dikalahkan semua.
Anneth: Panah Tanah! Yey, tepat sasaran.
Penyihir 2 itu terkapar lemah.
Deven: Menyeringai Kalian sudah kalah. Sekarang, kasih tahu aku siapa bos kalian, hah?
Melisha: Tak perlu kalian tahu, karena aku sudah tahu.
Sam: Hah, Kak Melisha tahu siapa, Kak?
Melisha: Kau mau tahu? Mamahnya Marsha, musuh kalian sendiri.
Semua kecuali Melisha: Hah, Tante Ela, mamahnya Marsha?!
Melisha: Iya, benar. Dialah yang akan mengalahkan kita suatu saat nanti. Makanya, aku akan melatih kalian dengan kekuatan kalian masing-masing.
Deven: Pengawal, tangkap semua penyihir itu.
Pengawal: Baik, Pangeran.
[Para pengawal pun menangkap semua penyihir dan memasukkan mereka ke dalam penjara bawah tanah.]Deven: Mari, Kak, masuk.
Mereka semua pun berkumpul di istana Juliano untuk membicarakan soal Tante Ela atau si Ratu Penyihir.
Melisha: Kita akan mengeluarkan semua kekuatan yang berada di senjata kalian itu dengan kekuatan yang paling akhir. Baru kita bisa mengalahkan si Ratu Ela.
Semua kecuali Melisha: Caranya bagaimana, Kak?
Melisha: Semua kekuatan itu menggunakan perasaan. Kalau tadi kau mengeluarkan kekuatan api karena marah, berarti kekuatan yang lain juga sama.
Deven: Oh, begitu. Baiklah, mari kita mulai.
Melisha: Kita mulai besok, oh iya. Aku ingin memberi kekuatan gravitasi kepada Nashwa dan juga kekuatan perlambat waktu kepada Ucha.
Clinton: Ala, kenapa tak berikan kepadaku saja, Kak?
Semua kecuali Clinton dan Melisha: Hah, Kak?
Melisha: Iya, aku adalah kakak kandungnya Clinton. Aku mempunyai 4 bola kekuatan: Peribot, Gravitibot, Loopbot, dan Lavabot.
Deven: Wah, kerennya! Eh, tetapi kenapa Kak menyembunyikan identitas Kak kalau Kak itu mempunyai kekuatan seperti peri?
Deven: Oh, begitu.
Melisha: Baiklah, kalian boleh istirahat. Besok jangan lupa, kita akan latihan untuk mengeluarkan semua kekuatan kalian.
Semua kecuali Melisha: Baik, Kak.
[Mereka pun beristirahat untuk memulihkan kembali kekuatan mereka agar besok bisa latihan dengan memuaskan.]
Keesokan harinya...Kita lanjut nanti siang jangan lupa tinggalkan jejak bye love you all😘❤🤗.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic School (End)
Teen Fiction2 pemuda yang dipertemukan di sebuah sekolah sihir dan bukan sekolah sihir biasa tetapi, di sekolah sihir ini juga menyimpan banyak misteri dan teka-teki. Apakah mereka bisa memecahkan semua misteri dan teka-teki itu?" Makanya ikuti terus kisahnya.