Deven: Apa yang terjadi pada Marsha?
Gogo: Marsha bersama ketiga sahabatnya membuat satu sekolah sihir menjadi riuh dengan melepaskan satu tanaman yang selama ini dikurung oleh guru-guru di sana. Tanaman itu sangat berbahaya dan membuat semua anak murid ketakutan, Dev, Neth.
Denneth: Kau serius? Tanaman apa itu?
Gogo: Aku kurang tahu apa namanya, tapi Kak Melisha sedang berusaha menenangkan tanaman itu juga.
Deven: Yaudah, aku ikut, Neth. Kau panggil Kak Amel dan Kak Al sekarang.
Anneth: Sebentar, aku kabarin mereka dulu.
Anneth pun menelpon Amel dan Al. Tidak lama kemudian, Amel dan Al pun datang, dan mereka langsung pergi menuju sekolah sihir itu.
Di sekolah sihir terlihat Melisha yang sedang menenangkan tanaman yang diberi nama Insektivora Liar.
Deven: Kak, bagaimana?
Melisha: Sejauh ini, tanaman ini sudah aku beri penawar, tapi itu tidak akan lama. Dan sekarang, kurungannya sudah hancur. Sementara itu, Marsha dan ketiga sahabatnya itu sudah pergi melarikan diri.
Amel: Aku dan Al akan pergi untuk mencari Marsha dkk. Kalian hubungi Sam untuk menjinakkan tanaman ini.
Anneth: Eh, tapi kan dia cuma bisa menjinakkan hewan saja.
Amel: Tapi waktu itu dia bisa menjinakkan tanaman bunga kakak.
Deven: Emang tanaman kakak ada yang liar ya?
Amel: Ada. Sudah, cepat kalian panggil Sam, nanti tanaman ini keburu mengamuk lagi.
Sam: Tidak perlu, aku sudah di sini. Biar aku jinakkan tanaman itu. Kalian cepat cari Marsha dkk.
Al: Siap.
Amel dan Al pun langsung pergi mencari Marsha dkk. Sementara itu, Deven, Anneth, Melisha, dan Sam kembali menjinakkan tanaman Insektivora Liar itu.
Amel: Pedang Taufan, Sambaran Taufan, Temukan Marsha dkk!
Seketika, ada angin puting beliung yang membawa Marsha dkk ke hadapan Amel dan Al.
Al: Keren juga pedang taufan kamu.
Amel: Tentu saja. Yaudah, karena mereka masih dalam keadaan tidak sadarkan diri, ayo kita bawa dia kembali ke sekolah.
Al: Ayo.
...
Mereka berdua pun kembali ke sekolah setelah mendapatkan kembali Marsha dkk.
Amel: Gimana, Sam?
Sam: Sejauh ini, udah jinak kembali kok tanamannya. Tapi akan aku bawa ke kandang istana kerajaan, biar aku bisa pantau setiap saat.
Allkec.Sam: Okay, baiklah.
Melisha: Makasih ya, Sam, dan yang lainnya.
Allkec.Melisha: Sama-sama, Kak.
Tidak lama kemudian, Marsha dkk pun sudah sadar dari pingsannya.
Marsha: Hai, lepaskan kami!
Sam: Aduh, Sha, mau aku lepas atau nggak, itu tali nggak akan pernah bisa lepas dari tubuh kamu.
Britney: Hah, kan aku sudah bilang jangan kau bebaskan tanaman itu. Sekarang, sepertinya tanaman itu sudah menjadi teman Sam dan sahabat-sahabatnya yang lain.Melisha: Hukuman untuk kalian kali ini, kembali membangun beberapa fasilitas sekolah. Dan itu pun harus tanpa kekuatan sihir kalian.
Putri: Hah, masa nggak pakai sihir, akan butuh waktu lama, Kak. Apalagi kita masih remaja.
Melisha: menghela napas Baiklah, kalian boleh pakai sihir, tapi jangan diulangi lagi perbuatan seperti ini.
Marsha dkk: Baik, Kak.
Gogo: Tenang, aku dan yang lainnya akan bantu kalian, kok, Sha.
Mereka pun membantu Marsha membangun kembali fasilitas sekolah yang telah dirusak oleh tanaman Insektivora Liar itu.
Beberapa minggu kemudian...
Ada yang penasaran dengan kelanjutan ceritanya denneth dan para sahabatnya? Penasaran? Kita lanjut minggu depan Jangan lupa tinggalkan jejak bye love you all 😘❤🤗.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic School (End)
Teen Fiction2 pemuda yang dipertemukan di sebuah sekolah sihir dan bukan sekolah sihir biasa tetapi, di sekolah sihir ini juga menyimpan banyak misteri dan teka-teki. Apakah mereka bisa memecahkan semua misteri dan teka-teki itu?" Makanya ikuti terus kisahnya.