Hutang nyawa

57 5 0
                                    

Saat ini zahra sedang disuper market untuk membeli perlengkapan bahan bahan untuk membuat kue ibunya .

Ia berjongkok sambil memilih tepung mana yang akan ia beli .

"Yang mana ya " zahra menaro jemarinya didagu "yang ini aja deh yang murah" sambil menunjuk tepung tersebut lalu mengambilnya dan ia taro kedalam keranjang belanjaannya.

Zahra berdiri dari duduknya namun sebelum ia berdiri seutuhnya, ia telah tertabrak oleh seorang laki laki dari arah belakang zahra dan ia hampir tersungkur kelantai.

"Aduh masnya gimana sih" zahra berbalik menghadap laki laki tersebut "ahhh lo lagi , kenapa sih kalo ketemu sama lo itu gue selalu kena sial"

"Ehhh lo gak nipak apa yang ada gue yang kena sial , jongkok ditengah jalan kaya gini kurang kerjaan lo" ujar cowo tersebut adalah Platinum.

"Lo buta ya buka tuh mata lo lebar lebar, jelas jelas gue lagi ngambil tepung , terus juga emangan gak ada jalan lain apa selain jalan ini hah" zahra sedikit berteriak.

"Sopan dikit napa gue itu kakak senior lo, gak ada sopan sopannya" platimun sedikit menekankan kata diahir kalimatnya.

"Punya kakak senior modelannya kaya gini" zahra menghembuskan hafas beratnya sambil memutar kedua bola matanya.

"Apa lo bilang barusan?, gue gak denger" Platinum sedikit memajukan telingannya kepada zahra.

Namun platinum malah dihiraukan oleh zahra yang meninggalkan platinum.

"Dasar anak tengil" Platimun tanpa pikir panjang langsung mencari senek dan minuman untuk persediaan anak anak dimarkasnya.

Platinum memarkirkan motornya didepan halaman markasnya setelah itu ia masuk dan membawa semua barang belanjaan yang ia beli tadi.

Didalam markas cuma ada 4 anggotanya dan titannio saja ,
Platinum menaroh belanjaannya dan mendudukan bokongnya dikursi yang ada didalam markas .

"Yang lain pada kemana?" platinum mengambil minuman yang ada diplastik tersebut dan membukannya.

"Biasalah num , arsen lagi pulang dulu ketemu sama mami and dedynya dia kan anak mami" cuap titannio

"Ya karna dia gak kaya lo yang gak dicariin ama orang tua lo kan , jadi lo ngomong kaya gitu" ujar Platinum

"Ko lo kaya gitu sih num , gak solid lo sama temen sendiri" ucar tintannio sedikit kesal hingga dia memilih untuk bermain game aja dihenponenya.

"Gimana nih misi kita yang udah direncanain, kapan mau terjunnya" ujar salah satu dari anak caplin tersebut.

"Emm, nio lo udah survei belom untuk tempatnya" ujar platinum.

Yang merasa dipanggil langsung menghentikan aktifitasnya dan menuju ke topik yang sedang dibicarakan .

"Jadi gini num , gue udah survei tapi tanah disitu pemiliknya masih diluar kota" titannio sedikit membenarkan duduknya "jadi gue belum bisa ngomong sama pemikinya"

"Ya udah nanti lo cek lagi apa pemiliknya udah pulang apa belum. Dan pastikan kalo tanah itu mau di jual, soalnya gue udah jangji sama mereka" ujar platinum dengan espresi yang begitu tenang namun menakutkan.

"Aduh bang masih lama gak nih" ucar zahra kepada bapak tambal ban.

iya ban sepeda zahra bocor dan harus ditambal sekarang yang membuat zahra sedikit kesal karna orang yang menambal ban zahra harus makan sebentar katanya kan lama .

Udah zahra gak bawa henpone lagi kan jadi gak bisa ngabarin orang rumah.

"Bentar atuh neng sabar kan baru aja dicek" ujar bapak tambal ban tersebut.

PlatinumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang