lapangan basket

24 2 3
                                        

Zahra membuka surat tersebut yang berisi sebuah tulisan.

Temui gue sekarang..
Dilapangan basket,
Kalo lo gak mau juga
Gak apa apa .

PLATINUM.

Tanpa pikir panjang zahra harus menemui platinum. dan menyelesaikan perjanjian konyol itu.

"Nic. doa kan gue, semoga selamat"

"Maksud lo? "

"Platinum manggil gue, kayanya mau bahas tentang hutang pihutan deh"

"Haa, ya udah semoga lo bisa dapat kompensasi dari dia. biar hutang lo ringan"

"Haa kompensasi. kaya apa aja, hutang gue kan cuma sebatas dia nolongin gue. itu aja ko"

"Ehh zahra, kalo orang lain yang nolongin elo si gak papa. tapi kan, masalahnya yang nolong elo itu dia, kalo orang bener mah ya elo udah bilang makasih tuh ya udah gak diperpanjang kaya gini"

nicel melanjutkan "dan lo tau kan. Siapa yang menolong elo.dia, juara satu silat se-jawabarat, elo tau kan."

"Ya gue tau. kan dari elo"

"Ya makannya, lo harus dapet kompensansi"

"Kalo gue gak bisa. gimana?."

"Aduh. jangan bilang gitu, nanti pikiran gue kemana mana zahra, terus kalo lo jadi samsak dia gimana?"

"Nicel?. jangan takuti gue dong"

"Ya udah, makanya lo harus dapat keringanan"

"Semoga ya" ujar zahra "ya udah ahh. gue harus nyusul ka platinum dulu, takut takut. nanti, dia mintanya yang macem macem lagi"

Zahra berlalu dari hadapan nicel.

"Zahra strong" ujar nicel sambil mengepalkan tangan keudara.

Zahra sudah sampai dilapangan basket dan bener saja platinum ada disana. Zahra mendekati platinum yang sedang duduk didekat lapangan basket dengan teman-temannya.

"Ka, kakak panggil aku?" Ujar zahra.

Platinum yang sedang fokus dengan handphonenya. kini, menengok kesumber suara. Pun dengan teman temannya.

"Wih. ada yang udah dekat aja nih" ujar titannio.

"Wah num, lo udah gercep aja" ujar arsen menambahkan.

"Apaan sih, lo berdua gak jelas"

"Kakak manggil aku kesini. ada apa?" Ujar zahra pada platinum.

"Lo tunggu disini. gue mau main sebentar. sama temen temen gue dulu" ujar Platinum.

Zahra menuruti perkataan platinum. untuk duduk, ditepat yang tadi Platinum tempati. dan melihat mereka bermain basket sangat handal.

Pantas saja Platinum jadi tim basket. toh mainnya juga bagus, gak sia sia sih anak tim basket memilih Platinum jadi kapten basket mereka.

Permainan mereka rupanya sudah selesai, dimenangkan oleh tim Plarinum.

Platinum dan kawan kawan berjalan menuju pinghir lapangan. yang disana, masih ada zahra yang senang tiasa menunggu platinum.

"Ka Platinum" ujar zahra pada platinum, ketika sudah ada dihadapannya.

"Lo boleh balik kekelas" ujar platinum sambil meneguk minumamnya.

"Maksud kakak?, aku gak ngerti deh"

"Ya lo boleh kekelas, lo tau kelas kan?" zahra mengangguk "tapi kalo lo masih betah. disini sih, ya gak papa. Gue, sama temen temen gue mo balik."

PlatinumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang