Alea bangkit berdiri dari tempat duduk nya. Di susul oleh semua orang yang ada dalam ruangan ini.
Alea menyambut uluran tangan sari seorang laki-laki.
" Terima kasih, Ratu. Semoga kerja sama kita bisa berjalan dengan lancar,"
Alea tersenyum mengangguk sekilas.
" Saya juga berharap begitu, Pak. Dan oh ya, panggi saja Alea. Saya merasa agak gimana ya di panggil Ratu sama Bapak," Alea meringis kecil disambut kekehan oleh laki-laki tersebut.
" Saya hanya mengikuti para fans di luar sana. Mereka tidak berhenti menyoraki kamu dengan nama Ratu. Seperti nya nama Ratu memang selalu mempunyai power sendiri yah,"
Alea tersenyum tipis. Kemudian pamit keluar dari ruangan.
" Baiklah. Jika memang itu yang Bapak suka. Saya juga tidak bisa memaksa,"
" Hahahah....hahah...,"
Semua orang dalam ruangan tertawa.
" Kalau begitu saya pamit, Pak. Sampai jumpa di perjumpaan selanjutnya,"
" Ahh.., ya. Baiklah, Ratu."
Ratu dan Renggas keluar dari ruangan. Ratu melenggang percaya diri menapaki lantai gedung perusahaan. Di samping nya Renggas juga nampak mendampingi Alea.
Sesampai di dalam lift. Alea langsung menyandarkan punggungnya seraya memejamkan mata.
" Kenapa?" Tanya Renggas mengernyit melihat Alea.
Alea membuka mata pelan sembari melihat angka yang tertera di dalam lift.
Alea menggeleng kecil.
" Nggak ada. Capek dikit aja," jawab Alea pelan.
" Loe udah minum vitamin kan, Ale?"
" Sorry, gue lupa, Mak."
Renggas membulatkan matanya. Bukannya lebay tetapi memang Alea harus minum vitamin supaya tubuhnya tidak roboh.
" Loe tau kan, Le. Loe butuh vitamin itu. Jadwal loe itu padat. Makanan loe juga harus di jaga, Le. Loe juga nggak mau kalau pake infus. Di suruh giliran minum vitamin aja loe juga gini. Gue takut loe nanti nggak kuat dan tumbang lagi kayak kemaren-kemaren. Loe mau emang?"
Alea meringis pelan mendengar omelan Renggas. Alea tahu kalau yang di katakan Renggas adalah kebaikan untuk dirinya. Alea bukannya sengaja,tapi ia memang lupa. Apalagi tadi pagi-pagi buru-buru.
Alea ingat kemaren-kemaren ia tumbang dan pingsan saat melakukan gerakan dance. Semua orang pada heboh dan khawatir apalagi Renggas. Penyebabnya Alea lupa makan dan minum vitamin. Alea terlalu memforsir tubuhnya. Acara kesana kemari. Bahkan waktu istirahatnya hanya sebentar saja.
" Iya, sorry, Mak." balas Alea sambil keluar dari dalam lift.
" Loe mah selalu bilang begitu, capek gue." Renggas terus saja mengomel di samping Alea.
Bahkan tak terasa mereka sudah berada di lobi perusahaan yang mereka datangi.
" Jadwal gue apalagi, Mak?" tanya Alea lelah. Sekarang mereka sudah berada di dalam mobil.
" Sekarang nggak ada. Nggak inget loe yang minta jadwal loe di kurangin?"
Alea mendesah lega.
" Anterin gue ke restoran aja, Mak. Udah seminggu gue nggak pantai tuh restoran."
Alea menyandarkan punggungnya ke sandaran jok.
Renggas tersenyum semangat.
" Okehh.., sekalian gue juga lapar nih. Bisa makan gratis gue." Renggas tertawa girang sambil melajukan mobilnya keluar dari basement.
" Sekarang tuh nggak ada yang gratis, Mak. Semuanya harus ada bayaran," lirih Alea pelan. Matanya memandang fokus ke depan.
Renggas menatap Alea dengan alis terangkat. Kenapa nada suara Alea terdengar sedih sekali.
" Loe jangan pelit lah sama manager sendiri. Apalagi merangkap sebagai teman loe juga. Nyenengin diri gue sekali-kali napa sih. Kan gue bahagia,"
Renggas memegang dada nya sambil mendramatisir. Alea menatap Renggas dengan pandangan tak percaya. Alea tersenyum tipis.
Andai loe berada di posisi gue, Mak. Gue nggak yakin loe bakal bahagia.
Tbc!!
15/03/21
Satu kata buat Aleaa dong gaes....
VOTE VOTE VOTE DAN COMMENT Y GAESS😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua
Roman d'amouryang penasaran yuk langsung baca saja gaes!!! Siapa yang akan menyangka seorang penari hebat, terkenal dan selalu mengisi layar kaca. Sering diminta jadi juri. Sering mengisi acara dan panggung mewah merupakan seorang istri kedua. Tidak ada yang ta...