Sorakan dari para penonton tak berhenti juga hanya untuk menunggu pemain didepan mereka memainkan perannya. Tak berselang lama pun, lampu-lampu teater telah memenuhi panggung dibawahnya.
Tidak sedikit dari mereka merasa heboh sekaligus tercengang dengan apa yang ada didepan mata mereka. Tampak didepan para penonton ada beberapa tumpukan orang yang tak bernyawa, penuh darah, dan beberapa darinya telah membusuk dimakan ulat. Lalu di atasnya ada seorang remaja yang duduk dimeja belajar, wajahnya menghadap lurus, matanya yang sayu tanpa secerah cahaya, serta mengeluarkan air mata. Padahal dirinya tak merasa sedih sedikit pun.
Sebuah tali yang telah mengikati lehernya, yang bertanda kalau ia sudah siap untuk mati. Rambut acak dan kusut, mengenakan seragam sekolah yang sudah koyak, serta beberapa luka yang telah membekas pada tubuh. Seperti darah yang sudah mengering tapi telah ditimpa oleh nanah, yang berarti lukanya telah teringfeksi.
Lalu, ada satu orang lagi yang telah memeluknya dari belakang dengan kepala yang sudah terletak diatas meja. Tanpa tahu seperti apa warna asli dari rambut jambriknya dikarenakan telah dilumuri oleh darah kental, mengalir sampai kelubang mata yang sudah tidak memiliki kedua bola penglihatan. Dan mulut yang sudah disumbat oleh pil dan kapsul yang beraneka macam warna dan bentuk.
Sungguh mengerikan.
Layaknya boneka yang telah diberi perintah oleh tuannya, remaja itu segera mengambil kertas yang ada dimeja. Kertas pertama telah ia tempelkan tepat diwajahnya dengan gambar wajah yang sedang menangis. Yang kedua, ia tempelkan ke wajahnya lagi dengan gambar wajah yang sedang murka. Dan yang terakhir, ia mengambil sebuah topeng, topeng yang telah melengkapi semua ekspresi yang biasa dirasakan oleh orang lain.
Ia tersenyum, hangat dan ceria, senyuman yang disukai oleh banyak orang. Dan senyuman atas perintahnya.
Dan dengan cepat sebuah buku terjatuh dari atas panggung hingga ke meja sang remaja. Tanpa sengaja juga menyenggol kepala orang itu hingga jatuh mengelinding dibawah sana.
Sekilas buku itu lumayan besar. Kedua tangannya langsung mengapai buku itu. Sembari menengok para penonton yang meneriakinya, mereka berseru agar remaja ini membaca buku yang ia pegang.
Matanya kembali melirik pada kepala seseorang dibawah sana, lalu melirik ke meja yang penuh akan tulisan angka, dan kembali melirik buku yang ia pegangi sekarang. Sebelum ia membuka halamannya, ia sempat membaca tulisan yang tertera pada sampul, yakni :
"М i dогiуа I zкu к u"
"Dengan ini, kau sudah terlahir kembali menjadi pribadi yang baru dan berbeda.
Kau bukanlah seorang manusia yang lemah lagi, melainkan kau sekarang sudah menjadi seorang iblis.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Villain
FanfictionTidak berguna Payah Lemah Quirkless Itulah yang sering diucapkan kepada anak yang bernama Midoriya Izuku yang biasa dipanggil dengan sebutan Deku yang berarti tidak berguna. Tidak ada satu pun yang mau berteman dengannya termasuk teman masa keci...