Malam ini terlihat begitu indah. Terbukti adanya banyak bintang dan cahaya bulan yang menyorot seorang gadis tengah duduk di sebuah rumah pohon. Dia hanya seorang diri. Mau malam, siang ataupun sore. Jika ia sedang banyak pikiran atau ingin menyendiri. Maka disinilah ia berada.
Di sebuah rumah pohon yang terlihat minimalis dengan cat tembok motif alami mempercantik tampilan kayu itu sendiri. Di dalamnya ada beberapa boneka yang berukuran mulai dari yang kecil sampai sedang. Ada beberapa note yang di tempelkan di kayu pembatas dalam rumah ini. Di bagian samping rumah pohon ini terdapat dua buah ayunan yang berjejer.
Gadis cantik itu duduk di tepi rumah pohon bagian depan dengan memandang ke langit. Dia terlihat melamun dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Dinandra?"
"Gimana kabar lo sekarang?"
"Gimana keadaan lo sekarang?"
"Lo masih inget gak ya, sama gue?"
"Gue kangen sama lo Ndra,"
"Gue yakin, sekarang lo jadi cowok yang tampan!"
Gadis itu terkekeh kecil. Mengingat kejadian masa lalu dirinya dengan seorang bocah laki-laki.
Flashback on
Di sebuah taman yang terlihat ramai orang berlalu lalang di sana. Hari minggu sore. Seorang gadis kecil berusia 8 tahun, berjalan sendirian di taman. Rumahnya tidak terlalu jauh dari taman, jadi dia sudah biasa pergi kesini sendiri.
Gadis itu sedang asyik memakan es krim di bangku taman dengan ditemani boneka panda di pangkuannya.
Tak lama setelah itu, karena es krimnya sudah habis. Jadi dia memutuskan untuk pulang ke rumah. Dia berjalan dengan santainya di daerah komplek perumahan elit. Sesekali gadis itu berlari kecil dan bersenandung ria. Sampai-sampai dia tidak melihat ada batu besar di depannya yang mengakibatkan gadis itu jatuh. Siku dan lututnya berdarah.
Dugh
"Awsh!" Pekik gadis itu.
Dia merintih kesakitan dan menangis merasakan perih pada siku dan lututnya. Sesekali gadis itu meniup lukanya.
Tiba-tiba ada tangan yang mengulur di depan gadis itu. Dia mendongak melihat siapa yang ingin membantunya. Terdapat seorang anak kecil laki-laki di hadapannya sekarang.
"Ayo aku bantu," ujar anak itu.
Gadis itu sempat berfikir sejenak, lalu detik berikutnya dia menerima uluran tangan itu. Anak laki-laki itu terlihat seperti seumuran dengan gadis itu.
"Ayo sini ikut aku, nanti aku obati luka kamu,"
Anak laki-laki itu menuntun gadis kecil itu ke sebuah rumah pohon di tepi danau. Dia menyuruh gadis kecil itu duduk di rerumputan yang bersih dan bagus. Setelah itu dia pergi meninggalkan gadis itu, tapi tak lama kemudian dia kembali lagi dengan membawa kotak P3K di tangannya.
Anak laki-laki itu mulai mengobati luka gadis kecil itu dengan lembut dan telaten. Dia juga sesekali melirik gadis kecil itu yang tengah meringis menahan sakit.
"Sudah," ujar anak laki-laki itu.
Lutut dan siku gadis itu sudah diberi handsaplast oleh anak laki-laki itu.
Gadis kecil itu mengulurkan tangannya. "Aku Alexa,"
"Dinandra,"
Setelah berkenalan, anak laki-laki itu bangkit dari duduknya lalu ingin berjalan pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Queen
Teen Fiction❤️PART MASIH LENGKAP❤️ Menceritakan tentang seorang gadis yang mau balas dendam kepada seseorang yang sudah mencelakai orang yang sangat berharga bagi gadis itu. Mencari jejak seorang psikopat yang membuat saudara kembarnya celaka. Penuh luka hingga...