Sekarang hari ketiga Ujian Nasional. Jadi tinggal satu hari lagi, semua siswa-siswi SMA terbebas dari segala pelajaran yang menurut mereka membosankan.
Sekolah terlihat sepi. Karena kelas 10 dan 11 diliburkan untuk sementara waktu agar tidak menggangu kegiatan Ujian Nasional yang sedang berlangsung.
Alvi dan Alexa semakin dekat hubungannya semenjak saat mereka saling jujur tempo hari lalu. Mereka belum meresmikan hubungannya, atau bahasa gaulnya pacaran. Mereka sama-sama menjalani kehidupan seperti biasa tetapi dengan tambahan ada seseorang yang spesial disisi mereka.
Alvi, Alexa dan teman-temannya sekarang berada di kantin. Masuk kelasnya jam 8.00 dan sekarang masih jam 7.15 jadi mereka masih punya waktu untuk sarapan. Jadwal hari ini adalah mata pelajaran Matematika. Banyak yang menggunakan waktu sebelum masuk kelas untuk belajar, ghibah, main game untuk para cowok dan ada juga yang mengisi perut mereka di kantin.
"Lo kenapa diem aja sih Bob!" Ujar Rivan.
"Iya nih si Bobby! Gak kayak biasanya tau gak lu," timpal Axel.
"Paling lagi mikirin cicilan tuh," ledek Della.
"Sembarangan!" Sarkas Bobby tidak terima.
"Lah terus ngapa lu diem aja!"
"Gue takut nilai gue jelek di pelajaran ini."
"Bbbfffwahahahaha"
Tawa semuanya meledak mendengar tuturan Bobby. Sedangkan Bobby memasang muka kesal melihat teman-teman laknatnya ini.
"Eh Bob! Tumben lu mikirin soal nilai? Biasanya juga bodoamat lu!" Ujar Galang di sela-sela tertawanya.
"Bbbfffwahaha" Rivan dan Axel masih tidak bisa menahan tawanya. Bahkan mereka sampai menangis dan memegangi perutnya yang sakit akibat ketawa.
"Adohh udah anjing! Sakit perut gue nih! Hahaha!" Ujar Rivan.
"Makanya lo berhenti bego! Hahaha mana bisa gue berhenti ketawa kalo lo masih ngakak kek gitu babi!" Timpal Axel.
Akhirnya Axel memilih berjalan menjauh sebentar dari Rivan yang masih terbahak-bahak sampai duduk di lantai sambil memegangi perutnya.
Sedangkan Alvi, Alexa, Della, Erlin dan Irene sudah bisa meredam tawanya. Meskipun kadang-kadang mereka juga ada yang ketawa lagi, melihat tingkah Axel dan Rivan yang masih belum berhenti dari ketawanya itu.
Author : emang bener ya? Kalo ketawa itu bisa nular😂
"Udah? Puas?" Sewot Bobby ketika Axel dan Rivan sudah tidak ketawa lagi.
"Udah," ujar mereka barengan sambil saling tatap dan mencoba untuk tidak ketawa lagi.
"Emang dasar ya! Temennya lagi serius malah di bercandain, gak lucu tau gak!"
"Lo kenapa sih Bob? Sensian amat dah. Kalo ada apa-apa tuh cerita sama kita-kita, jan di pendem sendiri," ujar Alvi menengahi.
Bobby menghela nafasnya berat. "Gue pengen dapet nilai bagus untuk ujian kali ini Al. Gue mau nerusin kuliah gue di Belanda."
Alvi, Rivan, Axel dan Galang sontak menoleh cepat ke arah Bobby.
"Lo serius Bob?" Tanya Rivan.
"Iyalah! Emang muka gue kelihatan becanda apa!"
"Ya enggak sih," Rivan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kenapa lo gak lanjutin kuliah disini aja Bob?" Tanya Alexa.
"Iya Bob. Disini juga banyak kok, universitas yang bagus." Tambah Erlin.
"Bukan masalah bagus apa enggaknya Lin. Gue mau berusaha mandiri. Gue gak mau nyusahin orang tua gue terus. Gue bakal buktiin ke semua orang, kalo anak berandalan, suka pergi ke club, suka tawuran dan di cap sebagai anak nakal kayak gue itu bisa lulus dari universitas ternama dan dengan hasil yang memuaskan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Queen
Teen Fiction❤️PART MASIH LENGKAP❤️ Menceritakan tentang seorang gadis yang mau balas dendam kepada seseorang yang sudah mencelakai orang yang sangat berharga bagi gadis itu. Mencari jejak seorang psikopat yang membuat saudara kembarnya celaka. Penuh luka hingga...