cuatro

179 31 1
                                    

Kemarin Semesta meminta agar hari ketiganya, Mingi mengajak cewek itu kemanapun yang dia mau dan tentu dengan lapang hati Mingi mengiyakan. Semesta memikirkan kemana saja dia akan pergi berdua dengan si surai merah itu.

Pergi ke toko buku, bermain time zone, menyewa sepeda, bermain gelembung di taman. Itu semua sudah ada di otak semesta sejak pagi tadi, menunggu mingi di depan rumah dengan sedikit membenarkan riasannya.

Melihat dari pantulan cermin nya, Semesta membalikkan badannya kaget. "Ngagetin aku tau ga!!" Serunya sambil memegang dada yang berdegup.

Mingi tertawa, memberi tangannya mengisyaratkan agar cewek itu membalas. "Apaaaa?"

Greget dengan ketidak pekaan Semesta, Mingi dengan paksa mengaitkan tangan mereka. "Bilang dong kalo kamu mau pegangan, tapi ngapain???"

"Biar terlihat mesra, saya lihat dijalan sepasang kekasih bergandengan seperti ini."

Semesta menatap tajam. "Tapi kita bukan sepasang kekasih kaya mereka, merah." Ada sedikit penekanan pada kalimatnya.

Mengabaikan Mingi, Semesta melepas gandengan mereka. Berlalu meninggalkan cowok itu yang bergeming, dengan langkah yang lebar dan cepat Mingi dapat menyusul langkah cewek itu.

Rencana awal Semesta, mereka akan pergi ke toko buku terlebih dahulu. Menghabiskan membaca buku sepuasnya di sana. Sampai sana hanya semesta yang sibuk mundar-mandir dari satu tempat ke yang lainnya. Dengan Mingi yang mengikuti seperti anak ayam. Terlihat menggemaskan dimata orang lain.

Semesta melihat jam yang sudah pukul dua siang, yang berarti mereka hampir tiga jam berada di sana. Dirasa mulai muak dengan tulisan yang lama-kelamaan terlihat menyatu, cewek itu menarik mingi ke tempat time zone yang tak jauh dari sana.

Bermain apapun sesukanya, dengan Mingi yang kadang hanya memperhatikan Semesta. melihat tingkah gemas cewek itu, walaupun semesta sudah kelas sebelas, tapi cewek itu terlihat masih sangat kecil, berkat tubuhnya yang mungil.

"Minum dulu."

Semesta menghentikan tangannya yang tadi sibuk memukul tikus mainan yang muncul.

"Kapan kamu beli?"

"Sejak kamu asik dengan tikus mu."

"Mau menyewa sepeda di taman kota, boleh?" Pinta Semesta dengan tatapan memelas.

Dengan gemas Mingi mencubit pelan pipi Semesta seraya mengiyakan ajakan cewek itu. Dengan senang, semesta (lagi-lagi) menarik tangan panjang Mingi. Menunggu bus, tranportasi yang mereka gunakan agar sampai di sana.

Sampai tempat yang dituju, cewek itu menghembus nafas kecewanya. Melihat tempat satu-satunya tempat penyewa sepeda yang sudah habis di sewa orang lain.

Dengan lemas cewek itu duduk di bawah pohon rindang, menunggu mingi yang katanya mau membeli sesuatu. Dari kejauhan semesta melihat cowok itu membawa sebotol gelembung.

"Ko tau aku mau main gelembung ini?" Tanya semesta saat Mingi sampai di hadapannya.

"Lupa ya? saya tahu apa mau kamu juga."

Semesta berdecih tapi setelahnya tersenyum. "Terimakasih ya, aku seneng banget hari ini." Katanya dengan sangat amat tulus.

"Saya juga ikutan seneng, Semesta."

Adiós; Song Mingi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang