siete

121 29 2
                                    

"Waktumu untuk nemenin aku tinggal seminggu lagi?" Semesta bertanya pada Mingi yang sedari pagi sudah berada di rumahnya.

"Semesta, jangan di ingat terus. Biarkan saja, agar terasa lama." Mingi menjawab dengan mata yang menatap dalam masuk ke netra cewek di hadapannya.

"Tetap ga bisa, seminggu waktu yang singkat, kenapa kamu dateng nya empat belas hari sebelum aku ulang tahun, kenapa ga dari sebulan atau dari dulu?"

Mingi tersenyum sangat tipis, "aku ditugaskan nya seperti ini Semesta, aku tidak bisa menolak ataupun meminta."

"Kamu selalu bilang di tugaskan terus, maksudnya apa si?" Katanya dengan nada kesal diperkataanya.

"Kamu ga akan paham, sekarang kamu mau main atau pergi ke suatu tempat?"

Semesta menggeleng dengan wajah cemberut, masih kesal dengan cowok di sampingnya. "Mingi, bagi kamu semesta itu gimana?"

"Semesta itu indah, cantik."

"Tapi menurut ku, semesta itu kejam. Buktinya mereka ngebiarin aku hidup sendirian di dunia ini."

"Saya lagi membicarakan semesta kamu, bukan Semesta yang lain."

Mendengar kata yang dilontarkan Mingi, semburat merah muncul di pipi Semesta. Cewek itu langsung berdeham menetralkan rasa gugupnya. "Tapi aku lagi bahas semesta, maksud ku bukan semesta diriku, ah lagian kenapa namaku semesta si."

"Justru karena namamu semesta, kamu akan menjadi semesta untuk seseorang di masa yang datang.

Bagi saya, semesta itu cuma kamu bukan yang lain. Walaupun ada Semesta yang lain kamu akan menjadi Semesta yang paling bersinar di antara Semesta lainnya." Lanjut Mingi.

Semesta meringis mendengar kata-kata yang terdengar menggelikan itu. "Sudah, kata-kata mu terlalu mensanjung aku, kalo kau sadar."

"Saya hanya berbicara sesuai fakta yang ada."

Hening, Semesta tidak menjawab lagi. Dia sedang mencoba menghentikan detak jantung yang terlalu berlebihan, rasanya ingin sekali melarikan diri, tapi kedua kakinya seraya berat untuk di gerakan.

"Semesta, boleh saya peluk kamu?"

Semesta mengangguk pelan. Mingi langsung mendekap tubuh mungilny, memberi kehangatan di hati cewek itu. Mingi meminta pelukan Semesta karena memeluk cewek mungil itu adalah candunya.

"Saya sayang kamu Semesta."

















mingi balik! seneng banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mingi balik! seneng banget. atiny, minkiiii balik. makin mbul ya. thr dari kq ent

Adiós; Song Mingi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang