cinco

119 29 1
                                    

"Mingiiiii jangan tinggi-tinggi angkatnya." Ucap Semesta mencoba berjinjit untuk menggapai bola basket yang di ambung tinggi dengan cowok di depannya.

"Kalo kamu bisa ambil, nanti saya cium."

Refleks Semesta mundur beberapa langkah, kaget. Menatap cowok itu dengan gugup. "Apaan si, siniin. Yang mau main kan aku tadi."

Dengan mengalah Mingi memberi bola basketnya, dan di terima langsung oleh yang minta tadi. Berlari ke bawah ring dengan drible yang salah, tak apa jika Semesta yang melakukannya Mingi tak masalah.

Menyilangkan kedua tangannya di depan dada, Mingi memperhatikan cewek mungil itu. Lucu, ketika Semesta sudah berulang kali mencoba untuk memasukkan bola ke ring namun hasilnya tetap sama, gagal.

Mingi mulai melangkah mendekat, merebut bola dari tangan Semesta dan langsung memasukkan bola ke dalam ring dalam satu kali shoot. Semesta tersenyum, memekik kegirangan sambil bertepuk tangan dengan kaki yang melompat-lompat kecil

"Keren. Pasti kerena kamu tinggi makanya langsung masuk."

"Ga juga, orang pendek seperti mu juga bisa kalo tau cara main yang benar."

Semesta mengalihkan pandangannya. "Liat aja nanti aku bakalan jago main basket."

"Ya sudah, sekarang kamu belajar sama saya."

Cewek itu menggeleng. "Ga. Aku capek. Mau beli minum."

Meninggalkan Mingi yang tersenyum sehingga membentuk segaris mata. Melihat Semesta yang sudah berada di minimarket yang tak jauh dari sana, sungguh Semesta itu lucu yang kelewat lucu, demi tuhan rasanya Mingi ingin sekali mencubit pipinya.

Tak lama Semesta kembali membawa dua minuman kaleng, mendudukkan bokongnya di samping Mingi yang sudah lebih dulu menggelosor di bawah ring.

"Nih buat kamu satu." Tangannya terulur memberi satu untuk Mingi.

"Saya ga minum."

Keningnya mengerut mendengar jawaban cowok di sampingnya. "Kenapa? kamu ga haus?"

Mingi menggeleng.

Kembali menyimpan satu minumannya di samping, buat nanti saja kalo sudah haus kembali, pikir Semesta.

"Ngomong-ngomong ini udah hari keberapa?" Tanya Semesta di sela hening.

"Kelima."

Sedikit memajukan bibirnya kedepan. "Ga bisa di tambah hari ya? aku ga tau kalo nanti kamu pergi, gimana nasib aku."

"Kamu bakalan dapet teman yang baik setelah aku pergi, Semesta."

Adiós; Song Mingi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang