Assalamu'alakum sahabat pembaca. 🙂
Alhamdulillah malam ini bisa up ya.
Jangan lupa vote dulu lalu komen ya 😁
Happy reading.
Mari petik pelajarannya dalam cerita.🙂🙂🙂
🐰🐰🐰🐰🐰🐰🐰🐹🐰🐰🐰🐰🐰🐰🐰
Tak ada manusia yang sempurna dalam kebaikan di dunia ini.
Semua pasti punya aib atau cela, hanya saja Allah masih menutup aib itu di mata orang lain.
Namun, bukankah setiap manusia berkesempatan untuk menjadi baik dan lebih baik lagi.
Tinggal bagaimana kitanya saja. Ada niatan atau tidak."
*((Akhwatul_iffah))*🦚🦚🦚🦚🦚🦚🦚🦜🦚🦚🦚🦚🦚🦚🦚
"Astaghfirullahal'adhzim, Laura. Kamu belum juga usai berulah ya, meski sudah menikah? Padahal papa sudah mau menuruti apa maumu," ucap Ridwan tampak frustasi dan langsung menatap tajam ke arah putri semata wayangnya itu.
Laura langsung menunduk dalam. Ia selalu takut dengan tatapan tajam sang papa yang seakan begitu menusuk sampai ke ulu hatinya.
"Papa pusing dengan tingkah kamu ini, Ra. Papa malu, Papa telah gagal mendidik anak papa. Padahal anak papa hanya kamu satu-satunya. Kapan, sih kamu mau nurut dan jadi gadis salihah seperti sepupu-sepupu kamu yang lainnya? Lihatlah mereka, banyak prestasi yang mereka dapatkan. Bahkan diantara sepupu-sepupu kamu ada yang hafiz-hafizah, jadi dokter dan pengusaha sukses. Lantas kamu? Ah ...! Kapan kamu akan membuat papa dan mama bangga sama kamu, Ra?" cecar Ridwan tampak menahan emosi.
Rasa takut yang tadinya menelusup dalam hati Laura, tiba-tiba berubah menjadi sebuah amarah. Laura paling tidak suka jika dirinya dibanding-bandingkan dengan orang lain.
"Setiap dimarahi kamu selalu nunduk. Tapi apa hasilnya? Kamu tetap saja membangkang di belakang Pa ...."
"Cukup, Pa. Cukup! Laura memang anak yang sulit diatur! Laura memang bandel. Makanya, Laura nggak pantes kan jadi anak Papa karena Laura hanya bikin susah Papa. Hanya satu cara biar bikin Papa hidup tenang. Laura akan pergi dan menjauh dari kehidupan Papa!" sergah Laura langsung memotong ucapan papanya.
Telinganya seakan terasa panas mendengar kalimat perbandingan itu, dirinya tak mampu lagi membendung emosi dalam dada yang sejak tadi tertahan. Papanya selalu saja menyalahkan dirinya dari dulu.
Laura berniat melangkah setelah bangkit begitu usai dengan ucapannya. Namun, Kayra langsung sigap menahan lengan sang putri.
"Jangan, Ra. Jangan pergi, Nak. Mama sayang sama kamu, Ra," ujar Kayra langsung merengkuh tubuh Laura.
Laura terdiam. Ia tak bisa memberontak jika sang mama lah yang akhirnya menghentikan niatannya.
"Untuk apa lagi Laura bertahan di sini, Ma? Toh, Laura hanya bisa membuat Papa marah-marah. Kehadiran Laura hanya membuat Mama dan Papa frustasi. Biarkan Laura cari kebebasan dan kebahagian sendiri, Ma. Laura ingin hidup seperti dulu, hidup bebas, makan enak, mau ini itu terpenuhi. Nggak kayak sekarang. Laura hidup terpenjara di gubuk kecil seperti ini. Udah gerah, makan juga itu-itu aja. Bosen tau, Ma. Huh."
Mendengar kalimat terakhir Laura, Nabil sontak menunduk. Bukan karena malu, tetapi ia benar-benar menahan emosinya dengan terus melafalkan istighfar dalam hatinya.
Bagaimana tak emosi. Jika nyatanya, usaha Nabil untuk memenuhi kebutuhan istrinya, sama sekali tak dihargai. Nabil telah membiarkan Laura hidup semaunya dan sama sekali tak menuntut apa pun dalam semua pekerjaan yang umumnya dikerjakan seorang istri, agar Laura tak tertekan dengan pernikahan yang terjadi. Nabil sudah berusaha mengerti dan sabar, tetapi ternyata Laura sama sekali tak menganggap perjuangannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIBAN JODOH
SpiritualKetiban jodoh? Jomblo mana yang tak suka? Hampir semua jomblowan-jomblowati pasti mengharapkan segera bersatu dengan tulang rusuknya. Namun, bagaimana jika nasib perjodohan, jika keduanya berbanding terbalik hampir dalam setiap hal? Hanya satu yang...