Assalamualaikum sahabat Pembaca :-)
Apa kabar semua?
Ada yang nungguin cerita ini nggak? hehe
Maaf ya setelah melewati satu purnama akhirnya aku bisa nulis cerita ini lagi.😃
Maaf banget ya. 🥺🥺🥺
Bulan kemarin aku lagi ikutan Event, jadi bener-bener nggak sempet buat lanjutim cerita ini.
Yuk mampir yuk, ke cerita aku yang aku ikutin event.
Judulnya tuhTRIPLE P
dan
DI ANTARA DUA RASA
langsung liat di BIO aku ya 😄Nah, malam ini buat nepatin janji aku mau up malam ini
Maaf ya lanjutannya masih pendek.
Anggap aja masih pemanasan, ya.
Doain aja besok atau lusa bisa up lagi dan ke depannya lebih rajin up nya 😁Eh kenapa malah kebanyakan basa basi yak ✌✌✌
Jangan lupa vote dulu ya kawan.
Komentarin yang banyak biar aku lebih semangat :-)
Happy Reading
💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓
Suasana yang mulai menghangat, mendadak panas. Nabil tampak kelimpungan sendiri dalam gemingnya. Hatinya semakin kencang berdebar, pikiran kacau membuatnya bingung harus menjawab dengan jujur atau berbohong demi kebaikan ego dan hatinya sendiri.
Ia benar-benar bingung harus menjawab apa, hingga laki-laki itu sampai sekian detik hanya terpaku dalam ketertundukannya, tanpa menjawab sepatah kata pun.
Melihat sang menantu hanya terdiam, Ridwan tersenyum sembari menepuk punggung Nabil. "Papa paham kok, Bil. Pasti kamu saat ini sedang berupaya mencintai Laura, kan?"
Ridwan sebagai laki-laki pastilah paham apa yang dirasakan Nabil. Pasalnya dulu dia menikah dengan Kaira juga hasil perjodohan. Memang tak banyak pasangan itu dengan mudah mencintai wanita yang tak dikenal sama sekali. Apalagi di saat yang sama hatinya telah terisi oleh wanita lain.
Nabil mendongak, mendapati wajah teduh dan senyum yang terpancar tulus dari sang mertua. Ada kelegaan tersendiri dalam hati Nabil. Bibirnya memaksa ikut mengulas senyum lalu menganggukkan kepala. "Maafin Nabil ya, Pa."
Ridwan menggeleng, "Kamu nggak salah, kok. Malah Papa sangat berterimakasih sama kamu, karena kamu mau menjadi menantu dan suami putri Papa yang sangat baik. Mau sabar menghadapi tingkah Laura yang pasti sering kamu membuat kamu jengkel. Papa bangga sama kamu, kamu bisa membuat Laura banyak berubah. Sepertinya kini dia telah menjadi wanita yang lebih baik. Kyai Kholil benar-benar tak salah memilihkan mantu untuk Papa."
Ridwan tampak bahagia, ia merasa begitu lega melihat perubahan Laura menjadi lebih baik."Alhamdulillah, Pa. Ini semua juga tak luput berkat doa Papa sama Mama," ucap Nabil sembari bibirnya menyungging senyum.
"Oh iya, besok kamu ikut Papa ya. Papa mau beliin sesuatu sama kamu."
"Apa itu, Pa?"
"Kita langsung lihat besok ya. Papa tinggal dulu, Papa baru ingat ada yang harus kerjain di ruang kerja." Nabil pun menganggukkan kepala seraya ikut menyungging senyum, membalas senyum papa mertuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIBAN JODOH
EspiritualKetiban jodoh? Jomblo mana yang tak suka? Hampir semua jomblowan-jomblowati pasti mengharapkan segera bersatu dengan tulang rusuknya. Namun, bagaimana jika nasib perjodohan, jika keduanya berbanding terbalik hampir dalam setiap hal? Hanya satu yang...