Part 15 - Belajar dan Kemauan

184 31 16
                                    

Assalamualaikum sahabat.
Alhamdulillah hari ini aku bawa part baru ini.
Ada yg nungguin nggak? 😁😁😁

Yuk vote dulu sebelum baca.

Happy reading

.
.
.
.
💕💕💕💕💕💕💕💕

Tak ada orang bodoh di dunia ini. Yang ada hanya orang yang belum bisa, belum tahu dan belum pintar. Jadi jangan berkecil hati, asalkan mau terus belajar, yakinlah ... apa yang belum bisa, apa yang belum tahu. Pasti suatu saat nanti akan bisa dan diketahui jika mau belajar dengan sungguh-sungguh

💕💕💕💕

Setelah Laura terlihat lebih tenang, gadis itu masih terus saja diam dengan kepala menunduk. Ia takut jika harus melihat wajah Nabil yang dipenuhi amarah.

"Ra? Kita makan dulu aja, yuk. Alhamdulillah Mas barusan dapat rezeki." Ajak Nabil setelah mengusap air mata Laura dengan lembut menggunakan jari jempolnya.

Laura terdiam, di saat merasa terbebani dengan pikiran yang belum tercurahkan. Ia merasa enggan untuk makan. "Nggak, Mas. Laura belum ingin makan sekarang."

Nabil yang sempat menghela napas cukup panjang, akhirnya mengukir senyum. Ia harus sabar dan berusaha mengerti apa yang istrinya inginkan. "Ya, sudah. Kamu mau jelasin sekarang?"

Laura pun bangkit tanpa berkata sepatah kata pun. Tampak ia mengambil sebuah benda berbentuk persegi dan kembali duduk di samping Nabil. "Ini rapor Laura. Tapi ... Mas janji ya nggak akan marah setelah melihat ini?"

Nabil sempat mengerutkan kening, heran dan sedikit menebak apa yang dimaksud Laura. "Jadi ... kamu nangis karena hasil rapor ini?" tanya Nabil sembari tangannya meraih buku rapor itu. Namun, tangan Laura tak langsung melepas benda itu agar tak dikuasai sang suami. "Janji dulu, Mas nggak akan marah," ujar Laura dengan nada merengek.

"Iya, Ra. Mas janji nggak akan marah." Begitu mendengar ucapan Nabil yang akan memenuhi janjinya. Tangan Laura merelakan rapor itu di ambil laki-laki itu.

"Tanpa melihat, Mas yakin, nih. Nilai kamu ada merahnya, ya?" Nabil yang memang belum membuka rapor itu menggoda Laura dengan senyum khasnya.

"Iihhh ... nggak usah nebak-nebak, deh, Mas. Langsung dilihat," ucap Laura kesal, tangannya langsung membukakan rapor itu di hadapan sang suami.

Netra Nabil seketika membeliak, pasalnya rapor Laura benar-benar kebakaran, hanya beberapa saja nilai pelajaran terukir warna hitam.
Laura terdiam, netranya sama sekali tak lepas dari sosok Nabil yang terkejut dan masih bergeming sampai sekian menit.

"M-mas." Laura dengan takut-takut memanggil sang suami yang masih saja bergeming, menatap nilai dengan tinta warna merah itu dalam diam. Ia hanya takut, setelah ini Nabil akan marah, tetapi ia akan siap bagaimana pun sikap Nabil.

Nabil yang mendengar panggilan istrinya pun menoleh. "Kenapa, Ra?"

"Kok Mas Nabil diam aja. Marah, ya?" Nabil menggeleng. "Kenapa harus marah?"

"Atau ... malu punya istri bodoh seperti Laura?" Nabil pun menutup rapor itu, lalu mengalihkan tangannya untuk mengusap air mata yang kembali menganak sungai di pipi sang istri.

"Dengerin aku, ya, Ra. Tak ada orang bodoh di dunia ini. Yang ada hanya orang yang belum bisa, belum tahu dan belum pintar. Jadi ... kamu jangan berkecil hati ya. Asalkan kamu mau terus belajar, yakinlah ... apa yang kamu belum bisa, apa yang kamu belum tahu itu. Pasti suatu saat nanti akan bisa dan diketahui jika kamu mau belajar dengan sungguh-sungguh. Mas juga nggak malu kok, meski istri Mas ini nilainya merah."

KETIBAN JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang