Assalamualaikum sahabat pembaca 😄
Alhamdulillah hari ini aku bawa part baru nih.
Maaf ya telat 2 hari.
InsyaAllah cerita ini akan aku usahakan up sepekan sekali. 😁Yuk yuk vote dulu sebelum baca.
Happy Reading
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Timbulnya cemburu mengakibatkan banyak hal.
Emosi menguasai diri.
Kesal ikut menghampiri.
Hingga lupa untuk bersikap baik.💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Kemelut hati antara kesal dan bingung kini menimpa Laura. Ia sangat kesal saat mendengar ternyata Nabil tak mencintainya, tetapi ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Ingin memaki, tetapi ia merasa tak pantas dan itu memalukan. Ingin menghakimi, tetapi ia gengsi dan malah membuat laki-laki itu ke-GR-an.
Alhasil, meski sepuluh menit telah berlalu, tak ada obrolan sama sekali antara dua insan yang kini duduk berdampingan. Nabil mengemudi dan Laura duduk di kursi sampingnya, sibuk dengan pikiran sendiri.
'Kalau kamu nggak cinta sama aku? Kenapa kamu selalu perhatian? Kamu selalu baik sama aku? Kamu selalu manjain aku? Kamu selalu nurutin apa yang aku mau dan kamu bersabar menghadapi aku, Mas? batin Laura ditengah kemelut hatinya yang dipenuhi kegelisahan akibat kemunculan secercah perih yang ia rasakan.
Laura menoleh ke arah Nabil, menatap laki-laki itu tak berkedip. Ingin melontar pertanyaan-pertanyaan yang bergelayut dalam hati, tetapi lidahnya kelu, tak mampu karena malu dan gengsi.
Nabil yang merasakan gadis di sampinya menatap dirunya intens pun menoleh. Memberi kode dengan kedua alis yang beradu sebagai perwakilan tanya 'kenapa'
Laura yang sadar Nabil menoleh, seketika memalingkan wajah ke arah samping kirinya.
'Kenapa aku jadi kesel saat tahu dia nggak cinta? Bukannya seharusnya aku malah seneng dong, dia nggak akan jadi beban buat hidup aku.' Laura tampak menghela napas cukup dalam, kata hatinya mencoba menghibur dirinya sendiri.
"Setelah nganter kamu, aku langsung ke pondok ya, Ra." Nabil memecah keheningan itu dengan pembahasan lain dan Ia tak mau pusing dengan tatapan Laura tadi.
"Heem," jawab Laura singkat dengan tatapan yang sama sekali tak lepas dari arah depannya.
"Nanti kalau udah mau pulang, tinggal telepon atau chat ya."
"Heem."
Lampu lalu lintas berwarna merah. Setelah memberhentikan mobilnya, Nabil menoleh ke arah sang istri dan mendapatkan hal tak biasa yang terpancar dari wajah wanita itu.
"Kamu kenapa, Ra? Kok keliatannya lagi kesal gitu. Bukannya tadi bahagia banget mau ketemu temen-temen kamu? Atau gegara aku nyuruh kamu ganti pakaian?"
"Nggak, aku nggak apa-apa," ucap Laura dengan nada jutek tanpa menoleh sedikit pun ke arah Nabil.
"Kok aku nggak per--"
"Udah nggak usah banyak ngomong, lampunya ijo."
Nabil pun urung melanjutkan omongannya. Tampak laki-laki itu menghela napas sembari kakinya menginjak pedal gas.Perjalanan keduanya tak sesuai prediksi karena kemacetan sejak melewati lampu merah tadi mulai melanda. Laju mobil begitu pelan karena memang kendaraan yang berlalu lalang hari ini cukup padat.
"Waduh, udah jam segini belum nyampek-nyampek."
"Sabar, namanya juga macet," ucap Nabil tanpa menoleh, karena ia harus fokus dengan jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIBAN JODOH
SpiritualKetiban jodoh? Jomblo mana yang tak suka? Hampir semua jomblowan-jomblowati pasti mengharapkan segera bersatu dengan tulang rusuknya. Namun, bagaimana jika nasib perjodohan, jika keduanya berbanding terbalik hampir dalam setiap hal? Hanya satu yang...