Part 13 - Tahap Belajar

206 32 10
                                    

Assalamualaikum sahabat pembaca

Alhamdulillah akhirnya baru bisa nambah part lagi hari ini.

Aku masih ada 3 cerita lagi yg masih on going lo.
Yuk yuk mampir 😄

Yuk Vote dulu biar gk lupa. 😁

Happy reading

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕


Jangan gengsi atau menyembunyikan sebuah kekurangan, dengan cara menghindari. Karena kekurangan itu pasti bisa dibenahi, jika ada keinginan yang kuat dalam hati dan diri kita untuk memperbaiki.

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Sore hari, selepas melaksanakan salat Asar berjemaah bersama sang suami. Laura kini mengajak Nabil ke dapur untuk mengajarinya memasak. Makan bakso tadi siang, rupanya membuat perutnya kini kembali lapar.

"Memangnya kamu mau aku ajarin masak apa?" tanya Nabil yang berdiri di samping Laura, melihat sang istri mengeluarkan alat penggoreng dan spatulanya.

"Aku lagi pengen nasi goreng, nih. Ajarin aku masak nasi goreng, ya, Mas," ucap Laura sesekali melihat ke arah Nabil dengan bibir tersenyum.

"Pakai telurnya diorak-arik atau telurnya diceplok atau didadar?" tanya Nabil saat melihat Laura mengambil telur dan sayur.

"Diceplok aja kayak mata sapi," ucap Laura yang memang sangat suka telur ceplok.

"Emang kamu pernah lihat sapi dan matanya kayak telur ceplok?" tanya Nabil kemudian terkekeh. Ia merasa konyol saja dengan pertanyaannya sendiri.

"Hahahaha, kamu ini tanyanya jangan aneh-aneh, deh, Mas. Itukan hanya sebuah istilah, mungkin mirip aja kali, ya."

"Berarti kamu belum pernah lihat sapi?"

"Pernahlah," ucap Laura sembari mengambil cobek dan meletakkan di depan Nabil.

"Iya?" Nabil menatap tak percaya ke arah perempuan yang berdiri tak jauh darinya.

"Pernah, Mas. Tapi gambarnya aja, hehe."

"Oalaaah, ternyata."

"Hehehe, udah ayo, dong, Mas. Bumbunya apa aja, nih, kalau buat nasi goreng yang enak?"

"Mau resep spesial ala aku, nggak?" tanya Nabil yang lebih mirip ke penawaran.

"Boleh," jawab Laura tampak antusias. Pasalnya ia masih ingat, jika pernah satu kali makan nasi goreng masakan Nabil. Rasanya benar-benar tak terlupakan, enak, dan berkesan.

"Oke. Ambil bawang putih dua siung, bawang merah empat siung, kemiri setengah aja, terasi dikit dan garam secukupnya. Kalau mau bumbu penyedap juga boleh, tapi dikit aja, ya," ucap Nabil menyebutkan bumbu-bumbu yang ia ambil dan diletakkan di cobek.

"Oh iya, kasih cabe merah agar lebih berwarna. Kamu suka pedes, nggak?"

"Em, suka."

KETIBAN JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang