Dia Park Jeongwoo, kan? Tampan memang, tapi mau-maunya menjadi gandengan tante-tante
Yang diharapkan Jeongwoo dari wanita dewasa tersebut apa? Apakah kekayaannya masih kurang?
Sejujurnya aku fans berat Jeongwoo sejak dengar suara angelic-nya, tapi mengetahui tabiatnya membuatku menjadi tidak tertarik lagi
Jeongwoo sudah menduga bahwa rumor ini akan semakin membesar, tetapi ia berusaha menulikan telinganya. Jeongwoo tipe orang yang tidak ingin buang tenaga untuk menjelaskan hal buruk yang menimpanya. Membuat semua orang semakin liar akan pikiran menyimpang mereka terhadapnya.
Di tengah perjalanan menuju kelas, Jeongwoo merasakan seseorang yang merangkul pundaknya.
"Apa perlu kutinju semua wajah anak-anak menyebalkan tersebut?" ucap Haruto santai. Jeongwoo tertawa mendengarnya.
"Aku tidak yakin kamu bisa melawan seluruh siswa sekolah seorang diri," ucap Jeongwoo sarkas.
"Apa kamu benar-benar tidak mau melakukan klarifikasi? Rumor itu semakin lama semakin tidak terkendali, Wo," ucap Haruto.
Jeongwoo pun kembali bungkam. Sejujurnya, ia sangat ingin mengklarifikasi itu semua, tapi Jeongwoo tidak ingin semua orang mengulik tentang keluarganya jika mengetahui yang sesungguhnya. Single parent akibat ayah Jeongwoo yang tidak bertanggung jawab bukanlah sesuatu hal yang bisa dibanggakan.
"Jeongwoo─ Haruto─ sepertinya kalian harus ke ruang guru sekarang," ucap seorang pemuda dengan nafas memburu menghampiri mereka.
Jeongwoo dan Haruto pun saling pandang kemudian mempercepat langkah mereka menuju ruang guru.
Begitu mereka menginjakkan kaki di ruang guru, tak tampak hal yang aneh di dalam sana.
"Park Jeongwoo, Watanabe Haruto, apa kalian kesini mencari teman artis kalian?" ucap Pak Mino yang melihat dua pemuda dengan raut wajah kebingungan, berdiri di ambang pintu ruang guru.
"Apa terjadi sesuatu pada Kim Junkyu?" ucap Jeongwoo yang tanggap akan ucapan sang guru.
"Iya benar namanya Junkyu. Ia sedang diberi hukuman di ruang sebelah. Bagaimana bisa pagi-pagi sudah mengajak orang lain untuk berkelahi?" ucap Pak Mino dimana Jeongwoo dan Haruto langsung ke ruangan yang dimaksud tanpa sempat mengucap salam pada beliau.
Anak-anak zaman sekarang benar-benar meresahkan, batin Pak Mino.
Begitu Jeongwoo dan Haruto sampai di ruangan yang dimaksud, mereka menangkap sosok Junkyu yang memandang kertas kosong ditemani Jaehyuk yang duduk di sampingnya.
"Kyu, ada apa?" ucap Jeongwoo bingung dimana Junkyu langsung memeluk Jeongwoo yang menghampirinya.
"Guru kita benar-benar menyebalkan. Aku hanya menggertak anak yang memfotomu, tetapi malah dikira mengajak berkelahi. Sekarang aku dan anak menyebalkan ini harus menulis ucapan permintaan maaf sebanyak 100 kali," ucap Junkyu sambil mengarahkan kertasnya pada anak yang terdiam dan menunduk di posisi yang agak jauh darinya.
Jeongwoo pun memperhatikan anak itu lekat-lekat.
"So Junghwan?" ucap Jeongwoo memanggil pria tersebut.
"Kamu kenal pemuda itu?" ucap Jaehyuk.
Jeongwoo lantas mendekati Junghwan.
"Tentu saja aku mengenalnya," ucap Jeongwoo sambil menarik kursi di samping Junghwan dan memandang wajah pemuda tersebut dalam.
"So Junghwan, apa hidupmu kurang menyenangkan sampai mengganggu hidupku?" ucap Jeongwoo lembut tetapi menusuk.
"Jeongwoo─"
"Beasiswa yang kamu dapatkan selama ini─ sepertinya aku hapus saja," ucap Jeongwoo sambil merapikan dasi Junghwan, dimana Junghwan langsung berdiri dan berjongkok di depan Jeongwoo.
"Jeongwoo─ maafkan aku. Aku benar-benar serius minta maaf padamu. Kumohon, beasiswa itu berarti untukku. Aku─ tidak bisa melanjutkan sekolah disini tanpa beasiswa itu," ucap Junghwan terbata-bata.
Jeongwoo mencengkram pundak Junghwan dengan erat.
"Jika kamu tidak punya kuasa, seharusnya kamu hanya diam dan tidak berbuat ulah," ucap Jeongwoo sinis.
Haruto, Jaehyuk dan Junkyu yang melihat pemandangan ini sungguh terkejut. Haruto tidak pernah melihat sisi Jeongwoo yang seperti ini.
"Maafkan aku, Wo. Saat itu─ aku memang memfotomu dengan ibumu dan hanya bercanda dengan yang lain kalau itu adalah pacarmu, tapi aku tidak tahu bahwa canda kami itu disebarluaskan ke seantero sekolah dan membuat semua orang mempercayainya. Tolong maafkan aku, Jeongwoo. Kumohon padamu. Aku akan melakukan apapun yang kamu minta sebagai permintaan maafku," ucap Junghwan sambil memegang kaki Jeongwoo.
"Tidak perlu minta maaf dan menjanjikan apapun padaku. Apapun yang ditawarkan dari kalangan bawah sepertimu tidak akan ada gunanya bagiku," ucap Jeongwoo sarkas sambil meninggalkan Junghwan yang gemetar membayangkan kehidupan sekolahnya yang akan hancur.
"Jeongwoo─" ucap Jaehyuk dimana Jeongwoo langsung merubah ekspesi wajahnya menjadi polos seperti tidak terjadi apa-apa.
"Aku yang sudah menyebabkan Junkyu dihukum, jadi biar kubantu Junkyu menuliskan surat permintaan maaf ini," ucap Jeongwoo sambil membantu Junkyu dimana ketiga sahabatnya masih terdiam melihat sosok Junghwan yang sepertinya sudah terpuruk atas ucapan Jeongwoo.
Jeongwoo, jika aku tanpa sengaja menyakitimu, apa aku akan bernasib sama seperti Junghwan? batin Haruto.
.
.
.
.
Haruto tidak fokus sama sekali dengan pelajaran di kelas. Kejadian Jeongwoo bersama Junghwan benar-benar menyita pikirannya. Bahkan, ketika pelajaran sudah berganti menjadi jam olahraga, ia sama sekali tidak tidak sadar andikata Seoyun tidak mengingatkan.
"Haruto─" panggil Seoyun ketika hanya ada dirinya dan Haruto yang bersisa di kelas.
"Oh, Seoyun," ucap Haruto dan ia baru menyadari bahwa ruangan kelas sudah sepi.
"Kamu tidak ke lapangan? Sekarang sudah jam olahraga," ucap Seoyun.
Kenapa kamu bisa tidak fokus hanya karena kejadian tadi, gerutu Haruto dalam hati.
"Aku cuman mau mengingatkanmu. Aku duluan," ucap Seoyun dimana pergelangan tangannya ditahan Haruto.
"Haruto─"
"Kamu─ benar-benar tidak menyukai Jeongwoo, kan?"
"Eh?"
"Katakan padaku, kamu tidak menyukainya kan?"
Seoyun lantas tertawa, "Berapa kali aku katakan. Aku tidak menyukai Jeongwoo."
"Awas saja sampai kamu berbohong," ancam Haruto sambil meninggalkan Seoyun dengan beribu pertanyaan.
Kenapa dia selalu menanyakan itu padaku? Jangan-jangan─ Haruto menyukai Jeongwoo? batin Seoyun dimana dia langsung mencubit pipinya untuk menghilangkan pikiran buruk tersebut.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Next Chapter:
"Pria─yang kamu sukai seperti apa?" ucap Haruto

KAMU SEDANG MEMBACA
[Watanabe Haruto - Treasure] The Life of Second Lead
Fanfiction**Completed** Menjadi tampan tidak selalu membuatmu mendapatkan segala yang kamu inginkan. Watanabe Haruto, murid pindahan asal Jepang, menyukai seorang gadis di sekolahnya. Sayangnya, gadis tersebut malah menyukai teman satu grupnya. Bagaimanakah H...