21: Escape from Jealousy

79 15 0
                                    

Seoyun dan Haruto sama-sama terpaku dengan makanan mereka masing-masing. Haruto sesekali menatap Seoyun. Ia ingin membuka obrolan, tetapi tidak tahu topik apa yang sebaiknya diangkat pada saat seperti ini.

"Haruto─" Seoyun kemudian bersuara, yang kemudian menarik perhatian Haruto untuk menatapnya.

"Terima kasih," ucap Seoyun singkat hingga membuat Haruto bingung.

"Apa untuk makanan ini? Seoyun, aku tidak pernah bilang akan mentraktirmu. Aku hanya mengajak makan bersama," ucap Haruto dan sontak membuat Seoyun tertawa kecil.

"Aku juga sama sekali tidak mengharapkan traktiran darimu, Tuan Watanabe," ucap Seoyun sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Lalu mengapa mengucapkan terima kasih?" tanya Haruto.

Seoyun terdiam sejenak.

"Yang melihatnya tadi─ bukan hanya kamu seorang, Haruto," ucap Seoyun sambil memainkan makananannya.

Seoyun─ melihatnya juga, batin Haruto.

"Kamu cemburu?" tanya Haruto kembali dan Seoyun lantas menggelengkan kepalanya cepat.

"Siapapun gadis itu, bukan hakku untuk cemburu pada Jaehyuk," ucap Seoyun dengan nada sedikit sedih.

"Sudah kukatakan padamu dari awal, jadilah percaya diri. Bagaimanapun kalian bisa bersama, statusmu saat ini adalah kekasih Jaehyuk," ucap Haruto. Ia sangat tidak suka meliha Seoyun yang hopeless seperti saat ini.

"Benarkah?" tanya Seoyun balik ke Haruto.

"Sampai berapa kali harus kuulang perkataanku tadi? Kamu masih muda, tidak mungkin cepat pikun," ucap Haruto kesal. Seoyun merasa tenang mendengar perkataan Haruto.

"Aku turut andil atas kesedihanmu saat ini. Jika aku tidak mengajakmu untuk menemaniku, kamu pasti tidak melihatnya," ucap Haruto.

Seoyun mengibas-ngibaskan tangannya, "Itu sama sekali bukan kesalahanmu, Haruto."

"Untuk menebus rasa bersalahaku, akan kutraktir es krim setelah ini," ucap Haruto.

"Benarkah?" ucap Seoyun dengan mata berbinar-binar.

"Benar, tapi jika kamu segera menghabiskan makananmu. Aku ini orang yang plin-plan," ucap Haruto menggoda dimana Seoyun langsung cepat-cepat menghabiskan makanannya.

Akan kubuat kamu melupakan kejadian tadi, Seoyun, batin Haruto.

.

.

Haruto bukanlah pria yang tidak tepat janji. Sesuai dengan yang ia utarakan, dirinya dan Seoyun langsung membeli es krim ketika mereka sudah makan bersama.

"Es krim benar-benar sukses membuat hati menjadi tenang," ucap Seoyun sambil memakan es krimnya.

"Cepat sekali mood-mu berubah baik," ucap Haruto dan Seoyun langsung memukul lembut lengan Haruto.

"Ejek saja aku terus, Mr. Watanabe," ucap Seoyun sambil cemberut dan Haruto tertawa puas melihatnya.

Ketika mereka berjalan sambil memakan es krim, Haruto melihat mesin mainan penjepit boneka di tempat bermain.

"Mau mencoba itu?" tunjuk Haurot ke mesin tersebut.

"Kamu bisa memainkannya," tanya Seoyun.

"Jangan mengejekku. Ayo," ucap Haruto sambil menyuruh Seoyun mengikutinya.

Tiga kali. Tiga kali Haruto gagal mengambil boneka dari mesin tersebut.

"Kalau tidak bisa, kita sudahi saja yuk. Nanti uangmu habis sia-sia," ucap Seoyun yang dibalas gelengan kepala oleh Haruto.

"Ini baru pemanasan," ucap Haruto sambil tetap fokus pada mesin mainan tersebut.

Benar-benar keras kepala, batin Seoyun sambil tetap memperhatikan Haruto.

10 kali. Sudah sepuluh kali dan Haruto masih juga gagal.

"Masih pemanasan?" ucap Seoyun dan Haruto langsung mendelik kesal.

"Jangan mengganggu konsentrasiku," ucap Haruto kesal dan Seoyun pun terdiam.

15 kali. Masih juga Haruto gagal.

"Sudah sini biar aku yang coba," ucap Seoyun sambil mendorong Haruto dimana Haruto masih memegang stik mainan tersebut dengan erat. Terjadi adegan rebutan stik penjepit mainan tersebut, yang membuat anak-anak di sekitar mereka hanya menggelengkan kepala.

Kakak-kakak yang sangat childish. Tidak memberi contoh baik bagi yang masih kecil, batin anak-anak tersebut.

"Baiklah. Kamu bisa mencobanya," ucap Haruto menyerah dan Seoyun lantas memainakannya.

1 kali. Cukup 1 kali Seoyun berhasil mengambil boneka teddy bear dengan ukuran sedang.

Haruto terpaku melihat keberhasilan Seoyun.

"Apa coba yang kamu bisa, Haruto, Haruto," ejek Seoyun dan Haruto langsung mendengus kesal.

"Yasudah ayo kita pulang. Malas mainan lagi," ucap Haruto dan Seoyun lantas mengikutinya sambil tetap setia mengejeknya.

Ketika mereka perjalanan pulang dan Seoyun sudah akan menaiki bus menuju rumahnya, ia menoleh ke arah Haruto.

"Terima kasih untuk hari ini, Haruto. Aku sangat beruntung mengenalmu sebagai salah satu temanku," ucap Seoyun sambil masuk ke dalam bus. Tak lupa Seoyun melambaikan tangan dari dalam bus dan Haruto membalas dari luar bus.

Syukurlah ia pulang dengan wajah ceria, batin Haruto sambil terus menatap kepergian bus yang ditumpangi Seoyun.

.

.

Di saat Seoyun sudah turun dari bus dan berjalan menuju rumahnya, ia tiba-tiba merasa ada seseorang yang menghalangi perjalanannya.

"Apa kamu─" ucap Seoyun yang hampir melampiaskan amarahnya kepada orang tersebut. Seoyun terpaku menatap pemuda yang menghalangi jalannnya.

"Masih pakai seragam. Kamu kemana saja, Seoyun?" tanya Jaehyuk, pemuda yang berada di hadapan Seoyun saat ini.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Next Chapter:

Apa aku berhak menanyakannya padamu, batin Seoyun

[Watanabe Haruto - Treasure] The Life of Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang