20: Another girl

74 11 0
                                    

Seoyun menatap Haruto yang masih betah duduk di bangkunya meskipun bel pulang sekolah sudah berbunyi sendari tadi.

"Haruto, mengapa belum pulang?" tanya Seoyun sembari menghampiri Haruto.

"Kamu sendiri? Apa kamu tidak pulang bersama dengan "pacarmu"?" tanya Haruto sarkas.

Seoyun hanya tertawa kecil, "Sebenarnya aku ingin menemui Jaehyuk, hanya saja ia mengatakan harus menemani ayahnya hari ini," ucapnya.

Haruto menganggukkan kepala, "Seperti itulah jika kamu mengencani anak sendok emas."

Seoyun pun mendudukkan dirinya di kursi sebelah Haruto, "Kemarin aku membuka hadiah-hadiah dari setiap anak dan aku masih tidak paham dengan hadiahmu,"

Haruto lantas menatap Seoyun.

"Lukisan bunga dan peluit. Mungkin bunga masih masuk akal karena aku perempuan, tetapi peluit? Sangat random sekali,"

Haruto tetap menatap Seoyun. Itu adalah pesan rahasia─ untuk menunjukkan ketulusanku padamu, batin Haruto.

"Aku hanya ingin pamer bakat melukisku. Dan juga mengapa aku menggambar itu? Hanya ingin," ucap Haruto santai.

Seoyun langsung cemberut kesal, "Kamu benar-benar mirip dengan Hwayoung. Memberi hadiah sesuai kemauan kalian."

"Seharusnya kamu berterima kasih dengan tulus karena aku masih memberikanmu hadiah, bukan mengomeliku," ucap Haaruto lagi.

"Baiklah. Terima kasih sebesar-besarnya atas hadiah absurd-nya, Tuan Watanabe Haruto," ucap Seoyun sambil akan beranjak pergi meninggalkan Haruto.

"Oi, Sohun," ucap Haruto ketika Seoyun pergi meninggalkannya.

"Jangan suka ganti namaku, Watanabe," ucap Seoyun kesal.

"Mau temani aku ke mall hari ini?" ucap Haruto sambil beranjak dari kursinya dan memposisikan diri di samping Seoyun.

Seoyun langsung mengerutkan keningnya.

"Sebenarnya─ adikku akan berulang tahun dan aku ingin membelikannya hadiah. Hanya saja aku bingung harus memberi kado apa untuk anak perempuan," ucap Haruto.

Bagaimana bisa kamu mencoba berbohong dengan melibatkan adikmu, pikir Haruto dalam dirinya.

"Umur berapa dia?" tanya Seoyun.

"Tiga tahun lebih muda dariku," ucap Haruto.

Seoyun terdiam sejenak.

"Mau atau tidak?" tanya Haruto. Ia sebenarnya cukup khawatir Seoyun akan menolak.

"Ok baiklah," ucap Seoyun dimana Haruto langsung tersenyum bahagia.

Sering-seringlah pergi dengan ayahmu, Jaehyuk, ucap Haruto dalam hati sambil berjalan bersama Seoyun.

.

.

"Ada ide mau membelikan apa?" tanya Seoyun ketika mereka sudah berada di mall.

"Justru itu. Karena aku tidak tahu apa yang harus aku beli, makanya aku mengajakmu," ucap Haruto.

Seoyun langung menghembuskan nafas berat. Ia merasa mulai menyesal mengiyakan ajakan Haruto tadi.

"Bagaimana kalau kita belikan skin care saja? Usia-usia adikmu pasti sedang pingin-pinginnya mulai skin care," ucap Seoyun.

"Tidak setuju. Bisa jadi tidak cocok dengan kulitnya nanti," ucap Haruto.

Seoyun kembali berfikir.

"Apa yang dia suka? Fashion? Gambar?" tanya Seoyun menggali informasi.

Haruto mulai berfikir.

"Dia anak introvert, sama sepertiku. Dia tidak pandai menggambar, berbeda sekali denganku," ucap Haruto.

"Kamu ini─ bisa-bisanya mengejek adikmu sendiri," ucap Seoyun.

"Tapi dia suka sekali menulis di buku. Aku cukup heran karena saat ini semua orang sudah menggunakan laptop untuk menulis," lanjut Haruto.

"Yasudah. Kita belikan buku yang covernya menarik saja," ucap Seoyun.

"Cover menarik seperti apa?" tanya Haruto.

Seoyun lantas menepuk-nepuk dadanya, "Serahkan saja padaku, tuan Watanabe,"

Dan akhrinya mereka berjalan menuju toko buku yang menjual berbagai buku-buku unik. Seoyun sering sekali kesana, sehingga dia sudah hafal letak toko tersebut.

Ketika mereka sedang berjalan, Haruto menangkap sosok yang ia kenal. Secara refleks, Haruto lantas membalik tubuh Seoyun dengan cepat.

Ia tidak boleh melihat ini, batin Haruto.

"Haruto, ada apa?" tanya Seoyun bingung.

"Sepertinya aku lapar sekarang. Kita makan saja dan beli kado adikku nanti-nanti saja," ucap Haruto sambil menarik Seoyun.

"Haruto ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba berubah pikiran?" omel Seoyun yang sama sekali tidak digubris oleh Haruto.

.

.

.

Di lain sisi, sosok yang dilihat Haruto sedang berjalan bersama seseorang.

"Jae, aku tidak butuh ditemani ya," ucap Ningning, gadis yang sedang bersama Jaehyuk sekarang.

"Tapi aku ingin," ucap Jaehyuk cepat.

"Bilang saja kamu bosan kan mendengar obrolan ayah kita," ejek Ningning dan Jaehyuk membuang muka. Sebenarnya apa yang dikatakan Ningning benar, hanya saja ia malas untuk mengakuinya.

"Bagaimana untuk toko bukumu? Laris?" ucap Jaehyuk di perjalanan mereka menuju toko buku yang dikelola oleh keluarga Ningning.

"Tentu saja. Aku selalu memantau kualitas yang dijual di toko, dan kupastikan setiap orang yang kesana tidak akan bisa berpaling untuk tidak membeli," ucap Ningning dengan penuh percaya diri.

Jaehyuk tertawa mendengarnya.

That's why I ever love you, ucap Jaehyuk sambil menatap Ningning.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Next Chapter:

"Yang melihatnya tadi─ bukan hanya kamu seorang, Haruto," ucap Seoyun

[Watanabe Haruto - Treasure] The Life of Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang