Hal yang paling membuat Haruto bersemangat adalah memasuki weekend. Hari dimana dia bisa bersama Seoyun dalam waktu yang cukup lama, tanpa ada distraksi dari siapapun.
Haruto yang sudah datang lebih awal di café, mencoba merapikan beberapa peralatan di café. Begitu ia menangkap suara bel, pandangannya langsung teralih ke pintu utama dan ia mendapati seorang gadis dengan celana jeans biru tua dipadu kaos warna pink serta kalung berliontin merpati. Make up-nya yang natural semakin menambah manis wajahnya.
"Tak kusangka kamu tipe orang yang rajin," ucap Seoyun yang berjalan menghampiri Haruto. Ketika ia sudah mendekat, Seoyun mengikat rambut ikalnya asal, yang tanpa ia sadari membua jantung Haruto berdegup keras melihatnya.
"Untuk apa kamu mengikat rambut? Diurai saja jelek, apalagi diikat seperti itu," ucap Haruto sambil mencoba menghilangkan rasa gugupnya.
"Huft. Haruto dan mulut pedasnya," ucap Seoyun kesal sambil masuk ke ruangan staff untuk bersiap-siap.
Haruto, tenang. Kamu tidak boleh terlihat gugup di hadapannya, ucap Haruto berulang kali pada dirinya sendiri.
"Haruto─" ucap Seoyun begitu dia sudah bersiap dan keluar dari ruangan staff.
Haruto hanya menatap Seoyun.
"Aku sungguh bersyukur rumor Jeongwoo hanyalah isapan jempol belaka," ucap Seoyun membuka pembicaraan.
"Pria yang mengencani wanita dewasa─ kamu menanyakan itu padaku karena mecurigai Jeongwoo?" ucap Haruto dimana Seoyun langsung melipat tangannya, membuat gestur meminta maaf.
"Berita itu benar-benar menghebokan dan terasa nyata, makanya aku sampai berfikir terlalu jauh," ucap Seoyun mengaku dosa.
"Seharusnya kamu bertanya padaku bukannya malah berfikir macam-macam," balas Haruto kembali.
"Ketika aku mengucapkan nama Jeongwoo, kamu langsung terlihat menyeramkan. Aku jadi takut menanyakannya," ucap Seoyun.
Saat itu kupikir kamu menyukainya, batin Haruto.
"Tapi, Haruto, kenapa Junghwan yang katanya memfoto Jeongwoo sampai keluar dari sekolah? Ok, dia memang salah sudah bercanda seperti itu, tetapi dia seharusnya mengaku pada Jeongwoo dan meminta maaf dengan tulus, tidak perlu sampai mengundurkn diri dari sekolah. Aku sangat yakin kok pemuda semanis Jeongwoo pasti akan memaafkannya," curhat Seoyun pada Haruto.
Haruto hanya menatap lekat pada Seoyun. Kamu tidak bisa menilai orang dari penampilannya, batin Haruto.
"Seoyun─" ucap Haruto dan sebelum pemuda itu melanjutkan kalimatnya, datanglah pelanggan pertama mereka hari ini. Haruto yang tidak bisa melanjutkan ucapannya, pun fokus pada pekerjaan.
Apa aku bisa menanyakan padamu bagaimana pria yang kamu sukai, batin Haruto.
.
.
.
Bisa dikatakan hari ini adalah hari baik. Seoyun dan Haruto sudah bisa melayani customer dengan baik tanpa bantuan Yoshi dan tidak ada masalah berarti di dalam café. Seperti biasa, karena mereka menggunakan transportasi bus sebagai pilihan mereka, maka Seoyun dan Haruto kembali memiliki kesempatan bersama berjalan beriringan menuju halte bus.
"Seoyun─ apa aku bisa bertanya sesuatu?"
"Ada apa Haruto?"
"Pria─ yang kamu sukai seperti apa?"
Seoyun langsung terdiam.
"Haruto─ kamu menyadarinya?"
Haruto yang ganti terdiam.
Apa maksud ucapan Seoyun? Apakah dia juga memiliki perasaan padaku? batin Haruto.
"Maksudmu apa Seoyun?" ucap Haruto sambil berusaha meredam rasa gugupnya.
"Apa kamu─ menyadari perasaanku?"
"Seoyun─"
"Aku─ mudah untuk jatuh cinta. Tapi, ketika perasaan ini datang, aku yakin bahwa ini berbeda. Aku─ benar-benar jatuh cinta."
Jadi, bukan hanya aku? Seoyun juga memiliki perasaan yang sama? batin Haruto.
"Kupikir wajah tampan yang membuat jantungku berdebar kencang. Tetapi beberapa kali berinteraksi, aku menyadari bahwa bukan hanya tampang yang membuatku berdebar. Semua hal yang dilakukan membuatku semakin cinta."
Haruto, sekarang saatnya, batin Haruto.
"Seoyun─"
"Aku─ menyukai Jaehyuk."
Tubuh Haruto langsung kaku seketika. Mulutnya mengatup tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun. Haruto tidak siap akan kenyataan ini.
"Jaehyuk?"
Seoyun menganggukkan kepalanya, "Jaehyuk─ sahabatmu."
Kenapa harus Jaehyuk, Seoyun, batin Haruto.
"Kenapa kamu langsung shock begitu? Aku tahu aku tidak selevel jika dibandingkan Jaehyuk. Aku akan menyimpan perasaan ini rapat-rapat. Kamu tidak perlu khawatir."
Haruto tidak bisa berkata apa-apa. Ungkapan cinta yang ingin ia utarakan hari ini tidak bisa dia ucapkan. Hati Haruto tiba-tiba terasa sakit mengetahui ini semua.
"Tapi Haruto harus janji tidak boleh cerita ini pada siapapun. Aku hanya menceritakan ini padamu," ucap Seoyun sambil melingkarkan kelingkingnya di kelingking Haruto. Selanjutnya, gadis tersebut berjalan kembali dan Haruto memposisikan diri berada di belakangnya.
Bagaimana aku bisa merubah hatimu untuk berpaling padaku, Seoyun? batin Haruto sambil terus menatap Seoyun.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Next Chapter:
Mana mungkin ada wanita yang tidak akan jatuhhati pada Jaehyuk? batin Haruto
KAMU SEDANG MEMBACA
[Watanabe Haruto - Treasure] The Life of Second Lead
Fanfic**Completed** Menjadi tampan tidak selalu membuatmu mendapatkan segala yang kamu inginkan. Watanabe Haruto, murid pindahan asal Jepang, menyukai seorang gadis di sekolahnya. Sayangnya, gadis tersebut malah menyukai teman satu grupnya. Bagaimanakah H...