12. TMN BRU DI RMH

452 65 2
                                    


"Duniamu akan gelap jika tidak ada
satu orang pun yang menemani mu"

- manusia -

***

Setelah itu Lesya langsung pulang ke apartemen.

Ceklek!

Plak!

"Lo apa-apaan sih," baru saja Lesya ingin memasuki kamar tapi yang ia dapat duluan malah tamparan dari Fero.

"Jadi lo itu kembaran plus kakak dari Nesya," ucap Fero lalu menarik Lesya ke sofa ruang tv.

"Oh Nesya pasti cerita ya ke lo," ujar Lesya sinis.

"Ternyata lo segitu jahat itu ya sama dia."

"Kek nya otak lo udah di cuci sama tu cewe."

"Jadi Nesya pergi dari rumah itu karna lo terus di angkat jadi anak aunty lo?"

"Itu sih salah dia sendiri, kenapa malah nyalahin gue."

"Gue udah tau semuanya dari Nesya, jadi lo gak usah bohong!"

"Kok lo malah belain dia sih! Bukan belain juga sih tapi mentingin sampe-sampe jadi nomor satu, istri nya aja kalah," ujar Lesya terkekeh.

"Selama itu salah gue gak bakal ngebela."

"Lo itu punya gue Ro! Tapi lo malah belain sampe mentingin dia segala, inget dia cuma mantan lo!"

"Lo itu jahat melebihi apapun, kek nya cuma lo deh kakak yang buat adik nya sampe mau kecelakaan."

"Lo itu udah kemakan sama omongan dia! Oh jadi dia mau main cara halus gini? Liat aja gue gak segan-segan buat nyawa mantan lo itu ada di tangan gue!"

"Jangan mentang-mentang lo mafia trus lo kek gitu seenak nya."

"Tapi itu udah biasa bagi gue, udah lah gue kalo jelasin ke lo panjang lebah mungkin lo akan tetep pilih tu cewe sialan. Oiya gue mau nginep di mansion tapi agak lama," ujar Lesya lalu berdiri dari duduk nya.

"Sterah lo," balas Fero lalu memasuki kamar.

Lesya pun yang mendapat balasan seperti itu, ia langsung kembali keluar apartemen dan menuju mobil nya.

Dengan pakaian sekolah yang sudah kotor itu Lesya tetap tahan, ia bukan langsung pulang ke mansion nya, tapi ia balik menuju rumah milih Sisil tadi.

17.30

Tok! Tok! Tok!

Lesya mengetuk pintu rumah itu, tapi tak ada jawaban, ya mungkin Sisil ada di kamar nya. Lesya membuka pintu yang tak terkunci itu, lalu segera menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar Sisil.

"Sisil lo gapapa?" tanya Lesya setelah membuka pintu kamar itu dengan perlahan, dan setelah ia membuka nya malah ada Sisil yang sedang menangis.

Sisil gadis itu menangis di atas kasur king size nya, ia memeluk lutut nya sendiri dan di atas kasur itu juga terdapat satu foto keluarga yang masih lengkap, di dalam foto itu adalah mama papa nya mungkin, dan satu orang anak kecil perempuan, sepertinya itu Sisil.

"Loh Lesya, kenapa balik lagi? Ada yang ketinggalan?" tanya Sisil sambil menghapus air mata nya kasar.

"Enggak ada yang ke tinggalan sih, lo kenapa nangis?" ucap Lesya lalu memeluk Sisil untuk menenangkan nya.

THE LITTLE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang