4. BULLY

615 105 11
                                    

"Orang besar, harus siap dikerdilkan. Orang hebat, harus siap dikucilkan. Orang berani, harus siap dibungkam. Orang benar, harus siap di bunuh"

- Fiersa Besari -

***

08.00

"Ngapain juga lo pake baju olahraga di jam pelajaran lain bwhahahaha."

Saat ini Fero dan Lesya sedang berdiri di bawah tiang bendera, dari tadi Fero tertawa akibat Lesya yang menggerutu soal bu Bebon. Tapi kenapa ia bisa tertawa begitu, padahal ia jarang sekali tertawa.

"Heh lo tuh ya, udah bego ngetawain orang pula," kesal Lesya melirik Fero yang sedang menutup mulut nya menggunakan tangan nya, ya sepertinya ia menahan tawa.

"Lo lebih bego, jam bu Bebon malah pake baju olahraga," balas Fero tak mau kalah.

"Liat tuh cewe lo dateng sok centil pula," ujar Lesya menunjuk ke arah Sisil yang berjalan ke arah nya. Dan Fero yang melihat itu langsung menghentikan aksi tawa nya dan kembali datar.

"Pergi woi," bisik Fero lalu menarik tangan Lesya menuju arah kantin.

"Ih kok bebeb aku pergi sih, pasti di suruh tu nerd sok cantik!" ucap Sisil menghentak-hentakan kakinya.

***

"Huh... L-lo b-bego," ucap Lesya terbata-bata akibat ngos-ngosan berlari tadi.

Saat ini mereka sudah berada di kantin. Ternyata katin masih sepi dan bel istirahat pun belum berbunyi.

Dengan cepat Lesya menuju ke arah penjual bakso, dengan segera ia memesan 2 mangkuk bakso dan 1 jus jeruk.

Hening dan canggung, yang mereka rasakan saat ini.

"Lo beneran nerd?" tanya Fero yang entah dari mana tiba-tiba mulut nya melontarkan pertanyaan seperti itu.

"Menurut lo?" tanya balik Lesya.

"Menurut gue bukan," jawab Fero.

"Ih sayang aku nyariin kamu loh, gataunya kamu di sini sama di dekil ini," ucap Sisil yang tiba-tiba datang bersama antek-antek nya, lalu menatap Lesya jijik.

"Ngapain lo disini, bukan nya belajar," sahut Lesya memutar bola matanya jengah.

"Ya iyalah gue kan penguasa di sini," ujar Sisil menyombongkan diri.

Dan akhirnya makanan yang di pesan Lesya pun datang.

"Makasih pak," ucap Lesya ramah, lalu menyantap bakso nya lahap.

"Ini punya gue kan?" tanya Fero menyerngit bingung, pasal nya Lesya memesan dua bakso.

"Punya gue lah, kalo lo mau lo pesen sendiri," nyolot Lesya.

"Iyuh... Kek orang ga pernah makan-makanan enak aja," ujar Sisil.

"Wajar dia kan orang rendah," timpal salah satu teman nya.

"Sil kalo lo mau buat keributan mending lo pergi aja deh," usir Fero yang tak suka akan sikap Sisil yang selalu mengandalkan nama ayah nya.

"Ih kok kamu gitu sih," ucap Sisil dengan wajah memelas.

"Jijik," gumam Lesya sedikit keras.

"Heh ini tuh gara-gara lo!" ujar Sisil yang tangan nya reflek menjambak rambut Lesya, dan membuat Lesya yang asik makan bakso itu mendongak ke atas.

"Sisil! Lo bisa ga sih ga buat masalah sehari aja," bentak Fero menatap tajam Sisil.

"Ini tuh gara-gara dia!"

THE LITTLE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang