2. Risa Zazasya

259 43 33
                                    

"Dialah sang hujan. Sosok rapuh yang pura-pura tangguh. Sosok yang siap dihempaskan jutaan kali oleh langit."

◇Love Me Right◇

Happy Reading

Hujan memiliki banyak makna. Tergantung pada bagaimana manusia memahaminya. Beberapa orang menganggapnya adalah bencana hingga mereka lebih menantikan pelangi yang hadirnya bahkan tanpa pernah ada kepastian. Ya, kadang manusia memang selalu mendambakan yang tidak pasti layaknya kesenangan duniawi yang tak pernah menjadi berarti dibandingkan kebahagiaan abadi.

Pelangi itu indah memang benar adanya. Perbedaan yang menjadi satu kesatuan, menciptakan keindahan tiada tara. Itulah pelangi. Dia jelas lebih dinantikan daripada hujan. Namun tidak bagi seorang gadis yang tengah merentangkan kedua tangannya di bawah riak rindu sang hujan. Baginya hujan bukan hanya sekedar tetesan air. Baginya hujan adalah hujan. Dan dia tahu bahwa hanya segelintir orang yang mampu memahami kalimat itu. Hanya segelintir orang yang juga hidup dalam dunianya.

Risa Zazasya namanya. Panggil saja dia Risa. Delapan belas tahun sudah ia hidup di dunia yang kejam ini. Dia adalah sosok gadis yang cantik luar biasa. Dia bagaikan peri di dunia nyata. Namun seperti hujan yang kadang dibenci manusia. Dia juga sama, tidak semua orang mencintainya. Bagi orang-orang di sekitarnya dia adalah gadis paling bodoh yang pernah ada. Dia adalah idiot di antara para idiot. Dari SD hingga SMA dia selalu menjadi peringkat terakhir. Tidak pernah ada yang benar-benar berteman dengannya. Setiap kali ada tugas kelompok dia akan selalu menjadi pihak yang dikucilkan. Setiap kali penerimaan raport dia akan selalu menjadi pihak yang ditatap sinis oleh semua orang.

Namun apalah arti sebuah peringkat. Apakah peringkat pertama adalah jaminan untuk kesuksesan seseorang di masa depan? Ya, kadang nilai yang bagus adalah jalan terbaik untuk mendapat sebuah pekerjaan. Namun bukankah bakat dan minat jauh lebih penting? Dan perihal peringkat terakhir Risa tidak pernah mengharapkannya. Risa sudah berusaha sekuat tenaga untuk menjadi lebih baik di setiap semester. Kendati demikian hasilnya tidak pernah menjadi seperti yang dia harapkan.

Risa, sosok cantik yang memakai kaus merah muda dan celana jeans hitam itu tersenyum. Dipejamkannya mata indahnya yang mampu menyihir setiap lelaki yang bersitatap dengannya. Kian detik sudut bibirnya kian terangkat, membentuk tawa kecil yang terdengar begitu merdu di telinga. Lalu perlahan-lahan dia menggerakkan kedua kakinya, menari seraya menikmati setiap tetes hujan yang membasahi tubuhnya. Rambut panjangnya yang tergerai telah lepek karena hujan. Namun dia tidak peduli. Tidak! Karena setiap detik yang dia habiskan bersama hujan adalah kebahagiaan.

Tawa gadis cantik dengan wajah bulat kecil kian itu terdengar. Ah, menari di bawah hujan memang selalu memberi sensasi yang luar biasa. Hingga tiba-tiba dia tidak lagi merasakan rintik rindu sang hujan membasahi tubuhnya, seakan-akan ada payung yang melindunginya. Risa membuka matanya. Dan benar saja, ada sebuah payung berwarna hitam yang melindunginya dari guyuran hujan. Risa membalikkan badannya untuk kemudian menemukan sepasang mata elang menatap tajam padanya.

"Menciptakan sebuah payung bukanlah perihal sepele!" Sosok lelaki yang memegang payung itu menggertakkan giginya. Risa terkekeh kecil. Dia mengenal sosok laki-laki itu. Alga namanya. Laki-laki paling kasar yang pernah ia temui. Bagi kebanyakan orang Alga adalah iblis. Iblis yang akan menyiksa mereka dalam lautan derita. Namun bagi Risa, Alga adalah malaikatnya. Alga adalah satu-satunya orang yang benar-benar memahami Risa. Di saat semua orang hanya melihat kebodohannya, Alga adalah satu-satunya orang yang melihat bakatnya. Di saat semua orang merendahkannya, Alga adalah satu-satunya orang yang memuji lukisannya.

Masih ia ingat dengan jelas bagaimana Alga memuji lukisannya kala itu. Kala itu dia masih kelas sepuluh. Dia membolos karena hari itu dia mendapat pelajaran matematika, pelajaran yang paling tidak dia kuasai. Jadi daripada menghadapi milyaran angka yang akan membuatnya sakit kepala lebih baik dia menikmati pemandangan di rooftop sekolah. Berbekal buku gambar dan pensil warna Risa pun mulai menjelajahi dunia imajinasinya.

Love Me Right Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang