"Setiap kali kamu merasa kesulitan, setiap kali kamu hilang harapan lihatlah bunga iris biru. Lalu dia akan memberitahu kamu bahwa dalam hidup ini selalu ada harapan."
Happy Reading 💜
Aiden dan teman-temannya akan bermain bola hari ini. Hitung-hitung mengisi waktu luang. Meskipun sebenarnya mereka lebih suka mengisi waktu luang dengan hal-hal negatif seperti nongkrong tidak jelas ataupun pergi ke club malam tapi bukan berarti mereka tidak punya kegiatan positif untuk dilakukan. Hanya saja mereka memang lebih sering melakukan hal-hal negatif. Kalau kata Jonathan sih, nikmatilah masa remaja dengan bersenang-senang karena menjadi dewasa itu membosankan. Sebuah prinsip yang tidak pernah Aiden setujui pada awalnya. Namun sekarang Aiden malah terjebak dalam prinsip itu.
Kini Alga dan yang lainnya sudah berada di halaman depan rumah Aiden, menunggu laki-laki itu yang entah kenapa membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bersiap. Padahal tadi dia bilang hanya butuh waktu lima menit. Namun kenyataannya hingga detik ini dia belum juga datang. Huh! Seperti perempuan saja.
"Gila rumah Aiden kayak istana!" Jonathan berdecak kagum. Kedua bola matanya bersinar seolah-olah dia baru pertama kali melihat rumah sebesar dan semewah itu. Padahal rumahnya sendiri juga tidak kalah besar dan mewah dari rumah Aiden.
"Rumah lo juga gede bego!" Galih yang berdiri di sebelah laki-laki itu bersuara.
"Tapi rumah Aiden lebih gede," balas Jonathan yang membuat Galih berdecak sebal. Ya, salah satu sifat manusia yang kadang bisa sangat menyebalkan adalah merendah untuk meroket.
"Jo," panggil Darren kini. Sontak laki-laki itu mengalihkan pandangannya pada Darren.
"Apa?" tanyanya.
"Lihat deh! Pelayan Aiden cantik-cantik ya." Darren menunjuk pada dua pelayan yang baru saja keluar dari pintu utama rumah Aiden. Jonathan yang melihat kedua pelayan itu pun mengulum senyum. Para pelayan di rumah Aiden memang cantik-cantik persis seperti di film-film. Ditambah lagi mereka masih terlihat sangat muda. Entah di mana Aiden mendapatkan mereka.
Jonathan bersiul yang membuat kedua pelayan itu menoleh padanya. Lalu laki-laki itu berjalan mendekati mereka yang diikuti oleh Darren di belakangnya. Setelah sampai pada kedua pelayan itu mereka pun langsung melemparkan berbagai macam rayuan. Anehnya kedua pelayan itu malah suka. Andra, Galih, dan Samudra hanya memutar bola mata mereka kala menyaksikan pemandangan itu. Jonathan dan Darren adalah perpaduan sempurna untuk kata bajingan.
"Heh, kalian?!" Kala Jonathan dan Darren tengah asik merayu kedua pelayan itu Alga tiba-tiba memanggil mereka. Dan tentu saja dengan cara yang teramat kasar. Bahkan kedua pelayan itu sampai menundukkan kepala mereka. Ini memang bukan pertama kalinya Alga datang ke rumah ini. Dan ini juga bukan pertama kalinya mereka mendengar Alga berbicara kasar. Namun mereka masih saja ketakutan. Sungguh, Alga jauh lebih mengerikan daripada majikan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Right
RomanceRisa mencintai Aiden. Sangat mencintai Aiden. Namun sayang, Aiden terlalu dingin untuk memahami setiap kata cinta yang Risa utarakan. Risa berusaha untuk membuat Aiden mau membuka hati dan membalas cintanya. Namun sekuat apa Risa berusaha sekuat it...