10. Atau

3.2K 734 206
                                    

Hai~

Selamat tengah malam menuju subuh.

Chapter ini ga ada foto pembukaan. Jadi lgsg aja.

Ga typo ga afdol.

Ready??








Taehyun menatap Beomgyu yang sedang ditenangkan, dia kasian, tapi marah juga. Ternyata selama ini yang buat Vio kesakitan tuh Beomgyu.

Sebenarnya tidak hanya Taehyun yang terkejut dengan pengakuan Beomgyu, tapi semua orang yang ada di sana.

"Kayaknya Beomgyu harus kita bawa ke psikolog deh.." Usul Vio.

Soobin menoleh, "Ade nggak gila Vi" katanya.

"Ke psikolog tuh bukan berarti gila." saut Yena dengan wajah kesal.

Soobin hanya cengengesan saja, kemudian ia memiliki inisiatif untuk menggeledah kamarnya Beomgyu.

Beomgyu yang berada di kasurnya terlihat sudah tenang, tetapi ia hanya diam sambil meringkuk di sana.

Soobin yang sedang membuka laci menemukan pisau dapur, kemudian mengambilnya dan menunjukkan kepada orang-orang.

"Pantesan kemaren gua cariin tuh ga ada, ternyata di sini.." kata Soobin kemudian pergi dari kamar Beomgyu.

Yang lain gak terlalu peduli sama Soobin, mereka lebih memilih untuk melihat Beomgyu.

Yeonjun menghampiri Yena dan Vio, "Keluar yuk, biarin Beomgyu sendirian aja dulu" ajaknya.

Vio menatap Beomgyu beberapa detik, kemudian mulai melangkahkan kakinya keluar dari sana, disusul dengan Kamal yang dari tadi hanya membututinya.

Tersisa Taehyun yang masih terdiam di dekat kasur Beomgyu, ia hanya menatap lantai yang memantulkan bayangannya.

"Kenapa ga keluar?"

"Hah?" Taehyun menoleh untuk melihat Beomgyu yang berada di kasurnya.

Beomgyu menatap Taehyun dengan tatapan kosong. "Kenapa ga keluar? Yang lain udah keluar semua" ucapnya.

Taehyun berjalan perlahan untuk mendekati Beomgyu, "Yang lu bilang tadi, ga bener kan?"

"Tangan ka Vio itu bukan gara-gara lu kan?" Tanya Taehyun lagi.

Beomgyu tidak menjawab, ia hanya diam menatap Taehyun dengan tatapan datar, kemudian membelakangi Taehyun dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Gyu! Jawab!" Bentak Taehyun sambil mengepalkan tangannya. Tangannya hendak menarik selimut yang menutupi Beomgyu. Tetapi Beomgyu dengan cepat membuka selimutnya dan berdiri tepat di depan Taehyun.

"Bukan gua" jawab Beomgyu cepat, jika dilihat keadaannya tidak seperti tadi, ia sekarang terlihat lebih tenang.

"Apa?"

Taehyun menghela nafasnya, "Terus.. Kenapa lu bilang kalau tangan ka Vio itu gara-gara lu?"

"Kenapa?" Tanya Beomgyu balik, kemudian ia sedikit menundukkan kepalanya, kemudian mengangkatnya lagi sambil tersenyum kecil, "Gak boleh?"

Taehyun membulatkan matanya, ia tidak bisa menahan amarahnya lagi. Tangan kirinya melayang dengan bebas menuju pipi kiri Beomgyu.

Beomgyu terhuyung dan kepalanya membentur ujung meja belajarnya. Beomgyu hanya meringis tanpa membalas Taehyun.

Babysitter 2 ㅡTXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang