(Ini 100% fiksi, no hard feelings, enjoy aja baca ceritanya ya!! Jangan dibawa ke rl!)
Im back!!
Tapi gak janji untuk update setiap hari🫵🏼😩
Lgsg aja.
Ga typo ga afdol.
ready?
Matahari sudah terbit lagi, tapi Vio masih menutup matanya, Soobin hanya memandangi Vio yang masih terbaring lemas di sana, merasa bersalah karena membiarkan Vio pergi bersama Mingyu. Ia merasa selama Vio masih ada di dekatnya, Vio masih tanggung jawabnya juga.
Soobin bingung, apakah benar ia masih sayang pada Vio? Kalau iya, apakah Vio juga memiliki perasaan yang sama?
Kalau dipikir lagi, kesalahan fatal tahun lalu memang alasan yang membuat hubungannya hancur dan tidak akan bisa diperbaiki lagi.
Soobin bangkit dan menghampiri Vio, menggenggam tangannya dengan lembut.
(putar lagu tak segampang itu)
Dan Soobin masih belum bertemu perempuan yang seperti Vio, cuek, galak, tapi perhatiannya wow banget. Walaupun Vio kadang suka ceplas ceplos, tapi itu adalah point plusnya. Soobin suka sama orang yang jujur.
"Vi... Aku akan berusaha untuk gak sakitin kamu lagi, so please balik lagi yaa.." ucap Soobin dengan suara lembut.
"Hati aku akan selalu terbuka untuk kamu." lanjutnya dengan sentuhan halus pada punggung tangan Vio.
Yeonjun tiba-tiba datang, matanya bener-bener merah, capek karena ngurusin kasus Mingyu ini.
"Bang," panggil Yeonjun.
Soobin menoleh kemudian tertawa, "Muka lo jelek banget." katanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue gak tidur anjing." Jawab Yeonjun kemudian duduk dan bersandar pada sofa. "Gue gak tenang banget karena Vio udah kayak adek gue sendiri, gue gak ikhlas dia dilecehin kayak gitu sama oknum tidak bertanggung jawab." lanjutnya sambil memejamkan matanya.
"Mba Yena gimana mas?" tanya Soobin tiba-tiba ngomongin Yena. Emang out of topic banget anaknya.
Yeonjun juga hampir lupa kalau ada satu hal yang terlupakan, dia masih gak tau alasan Yena pergi.
Yeonjun menghela nafasnya kasar, "Gue gak tau deh, bang. Yang penting masih bisa komunikasi aja udah cukup." jawabnya cepat.
Soobin mengangguk, "Mas yakin bisa LDR?" tanyanya membuat nafas Yeonjun tercekat.
