18. Vio kemana?

823 204 117
                                    

Hai~!

Kangen gak?!

Klo kangen, lgsg aja

Ga typo Ga afdol

ready??






{ fyi. ini aku kasi tau ya. Mingyu di sini dtg emg sebagai cowo yg deketin Vio selagi Vio masih sendiri, dan Mingyu muncul di awal² chapter buku ini ya! trs lgi, klo mau tau alur sblmnya, baca chapter sblmnya aja, pasti lgsg nyambung:") aku sendiri mencoba membuat konflik baru biar ga flat ceritanya!! happy reading!}





Vio masuk ke dalam rumah, ia langsung berlari ke arah Yena karena melihat sepatu asing di teras.

"Mbaa Yenaaa" panggil Vio kayak orang udah gak ketemu setahun.

"Vioo"

Ini akhirnya Vio sama Yena pelukan di sini.

Soobin yang baru masuk, langsung liat es kelapa yang ada di atas meja. "Ini punya siapa mas?" tanyanya.

"Itu tadi Akbar yang bawa" jawab Yeonjun, yang sekarang lagi ngemil.

Soobin hanya mengangguk, kemudian mengambil satu, dan segera meminumnya. Lalu ia duduk di samping Yeonjun.

"Mas, gua udah ga ada harapan dapetin Vio lagi ni" kata Soobin sekalian curhat, mumpung Vio sama Yena udah pergi ke kamarnya Vio.

Yeonjun terkekeh, "Ya udah bang, kalau emang bukan rejeki lu, ga bakal bisa dipaksa. Cari yang lain aja" ucapnya terdengar seperti playboy international.

Soobin menghela nafasnya, "Kalo masalah cari yang lain mah emang gampang, cuma gua belum nemu cewek kayak Vio, mas." Jawabnya.

"Kalo prinsip lu kayak gitu, lu ga bakal nemu orang kayak Vio. Semua orang tuh beda-beda, bang." omel Yeonjun.

Soobin mengangguk lemas, "Iya juga.."









•••

Yena dan Vio sudah duduk di atas kasur, sambil berbincang.

"Ngomong-ngomong aku mau ke Madiun, Vi" kata Yena sambil tersenyum tipis.

"Tiba-tiba, mba?" tanya Vio.

Yena mengangguk, "Iyaa..." jawabnya pelan. "Jagain mas Yeonjun ya, ntar dia tiba-tiba punya cewe baru nih aku tinggal" katanya diiringi kekehan pelan.

Vio mengangguk, "Siap mba! nanti aku betot kepalanya kalau dia bawa cewe baru!"

"Parah si, aku bilangin mas loh ka!"

Entah dari mana dan kapan, si Kamal udah ngintip dan mendengar pembicaraan Yena dan Vio.

"Bodo, bilangin aja!" jawab Vio gak kalah ngeselin nadanya.

Kamal tertawa, kemudian masuk ke dalam. "Mba Yena beneran mau pergi?" tanyanya.

Yena hanya mengangguk. Ia terlihat tersenyum, padahal di dalam hatinya sangat sesak karena ada sesuatu yang ia rahasiakan.

Vio berdiri, kemudian mendorong Kamal agar keluar dari kamarnya, "Sana ih ganti dulu bajunyaa!" katanya sambil ngeden, soalnya Kamal berat.

"Iya kaaa ya ampun, aku kan kepo hihihi" ucap Kamal kemudian berlari keluar dari kamar Vio.

Vio menatap Yena sambil memutar bola matanya, "Biasa mba, Kamal begitu anaknya."

Babysitter 2 ㅡTXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang