Chapter 04 : Center Of The World

53 15 184
                                    

Song recommendation :

From Home—NCT U

"Bahkan, kata hati pun, kamu yang membuatnya menjadi kenangan."  -NCT U Taeil, from From Home.

Selamat membaca bagian ke-empat⚡

Bagian 04 : Pusat Dunia

"Jika suatu saat nanti Tuhan dapat membuatku terlahir kembali, yang kuinginkan hanya satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika suatu saat nanti Tuhan dapat membuatku terlahir kembali, yang kuinginkan hanya satu. Aku hanya ingin, hidup abadi bersamamu."

-Stay.

Galang memainkan kunci motornya sambil menyandarkan punggungnya di dinding samping kelasnya. Pemuda berambut ungu itu tersenyum miring ketika melihat Selin berjalan melewatinya dengan raut wajah sinis. Sepertinya, gadis itu masih menyimpan rasa kesal padanya pasal dirinya yang nyaris menabrak Selin saat malam itu.

"Dasar ambekan," cibir Galang menatap punggung kecil yang tertutup dengan ransel berwarna biru muda bercorak pelangi kecil bertaburan itu.

Sesaat, Galang menegakkan tubuhnya ketika melihat Giska berjalan sambil memainkan ponselnya. Kebetulan sekali, bertemu dengan Giska di koridor ini.

Tadinya, Galang ingin pergi ke kelas Giska, untuk mengajak kakak kembarnya itu pergi menjenguk Vanya—ibunda mereka. Namun, diurungkannya, karena Galang malas bergerak.

Jadi, Galang sengaja menunggu Giska melewati koridor ini. Karena Galang tahu, memang sudah menjadi kebiasaan baik Giska maupun Deri untuk menunggu salah satu dari mereka pada saat jam pulang. Tepatnya saat ini, jika kelas Giska keluar terlebih dahulu, gadis itu akan menuju ke kelas Deri untuk menunggu pemuda itu untuk pulang bersama. Begitu pun sebaliknya.

Galang beruntung hari ini karena melihat Giska yang menghampiri Deri di kelasnya. Karena, kelas Deri belum keluar juga sampai sekarang. Jadi, Galang tidak perlu susah-susah untuk pergi ke kelas Giska guna mengajaknya menjenguk bunda mereka.

Galang menghadang jalan Giska. "Gue mau ketemu Bunda. Lo mau ikut, nggak?"

Giska bersidekap menatap adik kembarnya sambil menaruh ponselnya di saku blazer-nya. "Lo tadi berantem sama Daven di kantin?"

Galang mencebik. Sepertinya, Giska sengaja mengalihkan pembicaraan. "Dia duluan nyari masalah sama gue."

"Terus, lo nggak apa-apa?"

"As you can see."

Giska mengangguk. "Lain kali, nggak usah berantem. Gue nggak suka."

"Gue juga sebenarnya males ngeluarin banyak tenaga karena berantem. Ya, habisnya gimana? Daven selalu nyari masalah sama gue, ngatain gue frustrasi, bawa-bawa Bunda sama Gilang. Gimana gue nggak emosi."

Stay (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang