Chapter 33 : A Way That Will Never Be Locked

18 11 100
                                    

Song recommendation :

Scars—Stray Kids

"Tidak akan kuhindari hari di mana aku akan menghilang. Apa pun yang terjadi." -Stray Kids Hyunjin, from Scars.

Selamat membaca bagian ke-tiga puluh tiga

Bagian 33 : Sebuah Jalan Yang Tidak Akan Pernah Terkunci

"Satu-satunya patah yang terhebat, satu-satunya kehilangan yang paling menyesakkan adalah, ketika kamu kini tidak lagi bisa berada di sisiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu-satunya patah yang terhebat, satu-satunya kehilangan yang paling menyesakkan adalah, ketika kamu kini tidak lagi bisa berada di sisiku."

-Stay.

"Permisi! Paket!"

"Heh! Yang sopan, lo! Inget, ini rumah sakit. Bukan rumah lo!"

"Ya, udah, sih! Orang ini rumah sakit bokap gue juga."

"Berisik lo berdua! Bisa diem nggak, sih?! Bacot banget dari tadi!"

Galang yang tengah mengunyah buah apel suapan dari Giska, seketika mengernyitkan keningnya saat mendengar suara-suara berisik itu dari pintu ruang rawatnya. Galang kenal jelas suara-suara itu. Itu suara Fabian, Darel, dan Rehana.

"Buset, dah. Siapa, sih, itu? Berisik banget," gerutu Deri seraya bangkit dari posisi rebahannya di sofa.

Giska menolehkan kepalanya pada pintu ruang rawat Galang. "Gue lihat ke depan pintu dulu, ya, Ga."

Gadis itu lalu melangkahkan kakinya menuju pintu sedetik setelah Galang menganggukkan kepalanya. Dibukanya pintu itu dan Giska langsung mendapati empat pemuda serta satu gadis yang memakai masker.

"Brandon?" Giska menatap salah satu pemuda. Karena, gadis itu memang mengenalinya.

"Hai, Gis," sapa Brandon.

"Lo pada rame-rame begini, mau jenguk Galang?" Giska menatap satu persatu orang-orang yang ada di hadapannya.

"Iya, Kak," jawab Darel.

"Ya, udah. Ayo, masuk." Giska tersenyum. "Galang, ada temen-temen lo, nih."

Galang mengangguk pada Giska. Pemuda berambut pirang itu kemudian tersenyum menatap teman-temannya. "Hai."

Pemuda berambut pirang itu begitu senang ketika mereka datang menjenguknya. Pandangan Galang kemudian terkunci pada dua buah keresek putih yang dibawa Maga. Galang tidak tahu keresek itu berisi apa. Maga kemudian meletakkan keresek putih itu di meja.

Stay (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang