33. Halusinasi

289 25 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Gara termenung sendiri di dalam kamarnya, dengan keadaan kamar yang gelap gulita, ia menatap handphone di genggamannya itu dengan pandangan kosong.

Sedari tadi handphonenya tak berhenti bergetar, dan selalu menampilkan notifikasi chat maupun telpon dari para sahabatnya maupun orang tua nya.

Hari ini adalah hari dimana jenazah Keyla di kebumikan. Gara tidak menghadiri acara pemakaman itu hanya karena satu alasan.

Ia belum percaya kalau 'dia' adalah Keyla. Entahlah, hati kecilnya mengatakan kalau Keyla masih hidup. Tapi entah dimana dia berada, yang pasti Keyla masih dalam keadaan hidup.

Jam menunjukkan pukul 09.45 , yang artinya sebentar lagi acara pemakaman Keyla selesai.

Ia segera mematikan handphonenya, lalu berjalan ke arah nakas untuk mengambil kunci motornya. Ia ingin keluar sebentar untuk mencari udara segar.

Ia ingin melupakan masalahnya walau hanya sekilas.

Gara berjalan dengan raut datarnya, melewati ruang keluarga tanpa menghiraukan panggilan dari para sahabat maupun keluarganya.

Dengan kecepatan di atas rata-rata, Gara membelah jalanan ibu kota yang tampak ramai.

Gara menghentikan motornya tepat didepan lampu merah. Ia menatap jalanan tanpa minat, hingga tatapannya jatuh pada seorang gadis yang tengah terduduk di atas kursi roda di seberang sana.

"Keyla?" Batinnya bertanya.

Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, guna memastikan penglihatannya.

Dengan gerakan cepat, Gara turun dari motornya berniat untuk menghampiri gadis itu sebelum suara klakson kendaraan mengagetkannya.

Tinnnn..

Gara menolehkan kepalanya, dengan perasaan tak rela, ia menaiki motornya meninggalkan kawasan lampu merah tanpa tau siapa gadis itu sebenarnya.

*****

Lima tahun kemudian

Seorang lelaki dengan setelan jasnya memasuki kantor dengan tampang dinginnya.

Semua karyawan menunduk hormat, tanpa ada yang berani menegakkan badannya.

Dia adalah Agara Hyades, seorang CEO muda di perusahaan ayahnya.

Sudah lewat lima tahun lebih semenjak kejadian yang menimpa Keyla.

Baik dulu maupun sekarang, Gara tetap menjadi sosok dingin yang tak tersentuh. Hanya Keyla yang bisa meluluhkan tembok pertahanannya.

Namun semua itu tidak mungkin, karena Keyla yang ia kenal sudah tidak ada.

Gara mendudukkan tubuhnya pada kursi kerjanya. Lalu mulai mengecek beberapa berkas yang ada dihadapannya.

GARKEY (PROSES REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang