009. Jigongnya Gaga

604 33 0
                                    

Jangan lupa vote and komen

****

Kini matahari sudah berada tepat di atas kepala, yang membuat siang ini terasa amat panas.

Namun rasa panas yang menyengat itu tak membuat keempat manusia yang tengah duduk di roftoop berniat beranjak sedikit pun dari posisinya.

Satya mengibaskan tangannya tepat didepan wajahnya. Ia menolehkan kepalanya untuk menatap satu persatu sahabatnya yang tengah sibuk urusannya masing-masing tanpa memperdulikan keadaannya yang kini tengah mandi keringat.

Ia mendengus kesal, lalu beranjak dari duduknya untuk menghampiri Gama yang tampak sibuk dengan tontonan di handphonenya, dan jangan lupakan makanan serta minuman yang ada di sampingnya.

"WOY ANJIRR!! GAMA NGE BOKEP SUU!!" Pekik Satya heboh saat menyadari film apa yang tengah di tonton oleh Gama.

Pantas saja Gama anteng, ternyata oh ternyata — tak patut tak patutt.

Gama segera mencopot earphones yang menyumpal telinganya saat mendengar lengkingan suara dari belakangnya.

Ia menatap Satya tajam, lalu tanpa aba-aba tangannya tergerak untuk memukul mulut lemes Satya.

"Bangsat! Kaget gue anjing!" Umpat Gama kesal.

Masih dengan mata yang menyorot tajam Satya, Gama menghembuskan nafasnya mencoba untuk sabar.

"Asal lo tau ye Sat, tadi udah hampir. HAMPIR! Lo tau nggak?! Ganggu banget lo!" Gerutu Gama dengan menekankan kata hampir yang membuat Satya memasang jari "V" Nya.

"Ya maap! Mana gue tau lo lagi nonton anu, lagian lo nonton gituan kagak ngajak-ngajak. Kan gue jadi pengin" Balas Satya yang tak ditanggapi sama sekali oleh Gama.

Dengan gerakan buru-buru, Satya menahan tangan Gama saat matanya melihat tangan Gama yang akan kembali menyumpal telinganya menggunakan earphones.

Sedangkan Gama yang tak terima atas perlakuan Satya, segera memukul lengan Satya kembali.

"Aduh"

"APA? GANGGU BANGET LO!" Sentak Gama dengan nada yang terdengar amat kesal.

"Gue mau ikut nonton Gam, boleh ya?" Ujar Satya cengengesan yang ditanggapi dengusan kesal oleh Gama, namun tak ayal kepalanya mengangguk mengiyakan.

Dengan segera, Satya ikut mendudukkan tubuhnya di samping Gama. Lalu ikut menonton dengan khusyu, tanpa menyadari tatapan dari kedua sahabatnya.

Satya kembali memfokuskan matanya pada tontonan didepannya, lalu tangannya tergerak untuk menambahkan volume yang ada di handphone Gama.

Suara dari video itu semakin terdengar jelas, sedangkan Satya dan Gama tak mempermasalahkan itu. Malah semakin enak menurut mereka.

Hingga tak lama kemudian —

Plakkk..

"ANJING! SAKIT GOBLOK!" Umpat Satya dan Gama bersamaan saat merasakan ngilu pada area bawahnya.

Mereka menatap sang pelaku dengan tatapan kesal. Sedangkan sang pelaku hanya menatap keduanya datar. Tanpa memperdulikan tatapan keduanya, ia kembali melangkahkan kakinya menuju sofa usang yang sedari tadi ia duduki.

Kini tatapan keduanya beralih pada Gino yang kini tengah tertawa terpingkal-pingkal.

"MAMPUSS!! Mamam tuh burungg!" Seru Gino dengan tawanya yang kian menggelegar.

Satya hanya mendengus kesal, tak terlalu peduli dengan Gino, begitupun dengan Gama yang tampak cuek. Lalu tangannya kembali tergerak untuk menyalakan video yang sempat tertunda tadi, masih dengan volume yang sama kerasnya dengan tadi.

GARKEY (PROSES REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang