4. Dunia Novel {Malaikat Pelindung}

3.4K 514 58
                                    

Belia duduk dikursi sekolah nya, bangku putih dan meja putih. Belia melihat Zara yang sedang menulis sesuatu dibuku merah nya.

Zara mengabaikan Belia, Belia selalu bertanya-tanya apakah Zara benar-benar menganggap dirinya sebagai sahabat? Belia pernah berfikir dimasa lalu nya, Zara selalu berteman dengan dirinya karena suatu hobi yang sama, yaitu membaca novel dan sejarah.

Tapi, semua itu hanya fiktif belaka, Zara menganggap dirinya sebagai sahabat karena memang sudah ditakdirkan dalam suatu buku novel oleh penulis.

Belia mengambil buku yang ada dilaci nya, Belia tidak akan menjalankan peran nya lagi. Ia tidak akan ikut campur dengan kisah cinta pemeran utama lagi.

Selama jam pelajaran, Zara hanya diam dan tidak menghiraukan Belia. Mungkin, ini belum peran sang heroin dan pembantu seperti dirinya.

Belia mengambil HP nya dan memakai headsetnya, ia menghidupkan lagu favorite nya.

"Belia?" Zara membuka headset Belia dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Belia.

"Aku.. Aku mau ke kantin." Kata Zara yang gugup melihat Belia.

Sekarang peran Zara dan Belia, dan diperan kali ini, Zara akan bertemu dengan Marvin. Dan dirinya yang seorang pemeran pembantu hanya melihat kisah cinta mereka berdua.

"Jadi?" Kata Belia yang mengambil Headset yang ada di tangan Zara.

Zara gugup, ia melirik kearah Belia. " Kamu nggak mau ke kantin?" Tanya Zara.

"Nggak." Belia pergi dari hadapan Zara, ia menuju kearah Safira.

"Mau ke kantin?" Tanya Belia kepada Safira, Astria dan Sauri.

"Eh? Mau." Kata mereka bertiga dengan gugup, baru kali ini Belia mengajak mereka berbicara.

Belia selalu berteman dengan Zara, bahkan Belia jarang berbicara dan berteman dengan satu kelas nya.

Belia melangkah pergi dari Zara yang masih melihat nya tidak percaya. Belia membuang arah pandang nya dan bercengkrama dengan teman sekelas nya.

Dikantin suasana sepi dan sunyi. Seperti kebanyakan orang konglomerat yang hanya membicarakan soal bisnis dan pekerjaan.

Delton high school mempunyai tiga kasta. Kasta pertama, Orang-orang yang mempunyai perusahaan dan orang ternama.

Kasta kedua, orang-orang yang politikus, ayah atau ibu mereka seorang anggota politik dalam suatu negara.

Dan kasta ketiga, kasta seperti Zara. Orang yang tidak mempunyai kedudukan atau hanya seorang sipil yang bekerja sebagai bawahan.

Belia masuk dalam kategori kasta pertama. Belia cantik, tinggi dan mempunyai bentuk badan yang ideal, berbeda dengan Zara yang lebih pendek dan berisi. Belia mempunyai sisi tegas dan tomboy sedangkan Zara lebih ke sisi imut dan feminim.

Belia tidak terlalu pintar dalam hal pelajaran, sedangkan Zara pintar dalam semua mata pelajaran. Zara yang sempurna, dan Zara yang menjadi pemeran pertama dalam suatu novel. Belia cemburu, tentu saja ia cemburu.

Apalagi saat mengetahui ending dalam novel tersebut, Belia merasa jengkel dengan penulis Cinta Remaja yang membuat ending sebegitu dramatis. Kisah persahabatan yang dramatis, dan banyak orang menyukai Zara yang mengingat teman nya tersebut.

Ayolah, yang dramatis itu kisah Belia. Belia meninggal karena menyelamatkan Zara, dan Zara? Zara hanya menangisi Belia. Seperti pemain heroin yang selalu lemah. Belia membenci nya, dan sekarang Belia tidak akan ikut campur dengan alur Cinta Remaja lagi. Novel yang pertama kali tidak disukai Belia, dan novel yang menjadi tempat tinggal nya.

Belia duduk di salah satu kursi yang ada dikantin, ia duduk di hadapan Sauri dan dan disisi kanan nya Safira, sedangkan Astria duduk di samping Sauri.

Suara dentuman meja membuat suasana kantin menjadi ramai. Seperti biasa, Ziana membully Zara.

Zara tersandung dibawah meja, kaki nya jatuh dan membuat lecet di bagian kaki nya. Ziana melemparkan makanan sisa yang ada dimeja, ia membuang nya kearah kepala Zara. Rambut Zara yang sudah terkena sisa makanan hanya bisa pasrah mencari bantuan dari orang lain.

Belia yang melihat hal tersebut hanya diam memperhatikan Ziana dan Zara. Interaksi diantara dua nya sangat tegang, Ziana yang berkali-kali memukul Zara, sedangkan Zara hanya diam.

Belia menghela napas panjang nya, kenapa Zara sangat bodoh? Kenapa dirinya tidak melawan? Padahal saat dirinya meninggal, Zara akan bisa melawan dan menjadi kuat. Apa Belia harus meninggal dulu baru Zara bisa melawan? Oh sialan, novel sialan yang sangat dibenci Belia.

Belia melihat Geza yang melemparkan bola basket kearah Ziana. Sekarang orang pelindung Zara sudah datang. Dan cerita dalam novel Cinta Remaja sudah berubah.

"Sialan!" Teriak Ziana yang tidak diterima, ia melempar bola basket nya kearah Geza, mencoba untuk melempar kearah kepala Geza. Tapi, Geza mengambil bola basket tersebut.

"Bajingan gila!" Teriak Ziana lagi saat Geza melempar bola basket tersebut kearah nya, tapi meleset karena Ziana menghindar dengan secepat kilat.

"Lo nggak apa-apa kan?" Tanya Geza yang melihat Zara dengan sedih, ia menatap pujaan hati nya yang sudah tampak menyedihkan.

"Aku nggak apa-apa kok." Kata Zara, seperti biasa Zara akan tersenyum manis ke malaikat pelindung nya.

Belia membuang arah pandang nya, ia tersenyum sinis. Suasana dikantin begitu mencekam dengan datang nya Marvin yang langsung membela pujaan hatinya. Membuat Geza, sang pemeran pendukung menjadi tersingkir kan.

Belia tersenyum miris, jika saja dirinya tidak membaca buku novel Cinta Remaja, maka akan dipastikan Belia akan tetap membela sang heroin dan membuat dirinya meninggal di usia muda.

Belia bangkit dari kursi nya, dan meninggalkan teman nya yang masih duduk menatap iri kearah Zara. Belia, sang pemain pembantu akan membuat dunia novel tersendiri. Belia akan mencari pujaan hatinya yang lebih ganteng dan mapan daripada Marvin.

***

Dunia Novel (Hiatus Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang