10. Dunia Novel {Peran Ziana Erdora}

2.2K 299 8
                                    

Ziana Erdero, wanita berbangsa Eropa dengan kulit putih pucat, dengan tinggi badan yang semampai membuat Ziana selalu diidolakan oleh para pria di Delton high School, bukan hanya disekolah, Ziana seorang selebgram yang memiliki pengikut ribuan yang selalu dipujii kecantikannya. Tapi entah kenapa, peran Ziana sangat menyedihkan.

Diakhir novel, Ziana yang seorang antagonis harus mati tragis akibat tidak makan selama berminggu-minggu, penyebabnya hanya satu, karena sang pangeran dan putri telah menikah, Zara dan Marvin, kedua pasangan tokoh utama dalam cinta remaja.

Dan Belia disini, akan mengubah takdir Ziana. Belia akan mencoba membuat Ziana berhenti mencintai Marvin dan tidak membuat tragedi yang akan membuatnya terbunuh.

Langkah pertama, mencoba mendekati Ziana dengan membicarakan tentang Fashion.

Belia berjalan dengan santai menuju ke arah Ziana yang sedang merias wajahnya. Perlu diketahui bahwa Marvin tidak menyukai Ziana karena Ziana itu mentel, tukang dandan. Padahal wanita harus pandai bermake-up, bukan dengan berwajah polos yang memakai merkuri.

"Gue juga pakai ini. Gue pakai pas lihat insta lo." Ucap Belia dengan wajah manisnya.

Ziana mencoba berdehem, "Lo penggemar gue?"

"Ya iya lah, masa nggak sih. Lo kan cantik, pintar, bahkan lo pandai merias wajah."
Langkah kedua, mencoba mendekati dengan hobi atau kesukaan Ziana.

"Gue nggak terlalu pintar make-up, lo kan tahu gue selama ini cuma baca novel. Lo bisa ajarin, nggak?"

"Sebenarnya gue.." Ziana tampak berfikir mempertimbangkan ucapan Belia, sahabat Zara sekaligus musuh terbesar Ziana, tapi melihat ketulusan Belia, Ziana akhirnya mengiyakan ajakan Belia.
"Baiklah."

Belia berseru ria dan langsung menutup wajahnya, membiarkan Ziana merias wajahnya. Tampak Ziana dengan ahli merias wajah Ziana, membuat eyeshadow dan eyeliner yang membuat mata Ziana tampak tegas dan berkharisma.

Sekitar setengah jam berkutat dengan alat make-up, Ziana akhirnya menyuruh Belia untuk membuka matanya.

"Lo pintar banget, kalah deh sama Zara yang hanya tahu baca novel."
Langkah ketiga, mencoba mendekati dengan menjelek-jelekkan musuh terbesar Ziana.

"Gue sebenarnya malas lihat Zara yang selalu diam sama gue, apalagi Zara yang selalu mengikuti gue, kadang gue bosan." Ucap Belia dengan wajah melasnya, melirik sekejap Ziana yang memasang wajah semangat.

"Tapi kan lo selalu membela Zara? Lo sedang adu domba gue dengan Zara?"

Belia tampak tersenyum gentir, menatap kaku pertanyaan yang dilontarkan secara tiba-tiba. "Mana mungkin gue bela dia, gue cuma kasihan kali."

Ziana tampak memutar bola matanya.
Sedangkan Belia hanya tersenyum kikuk.
Kenapa antagonis sangat susah dideketin, padahal syarat untuk menjadi antagonis sangat gampang. Mudah didekati dan pastinya sangat mudah terhasut. Ah, Belia harus berhenti baca novel, sifat orang berbeda-beda, dan Belia juga harus percaya bahwa Ziana tidak seorang antagonis, tapi Ziana hanya menjalankan peran antagonis, peran yang sudah diatur oleh sang penulis.

Belia berjalan di Koridor sekolahnya, dengan anggun dan wajah yang penuh make-up dari seorang pro, Belia menjadi pusat perhatian sekolah.
Perlu diketahui sedikit, bahwa Belia sedikit tidak percaya diri, karena sebab itu Belia sangat susah mencari sahabat.

"Lo sedang akting badut?"

Belia menyunggingkan bibirnya kesal, menatap Geza dengan kedua sahabatnya, Arnold dan Bagas.

"Lo sedang apa? Nggak usah pegang-pegang bisa nggak, sih." Ucap Belia kesal menatap tangan Geza yang mengusap bibirnya.

"Lo mau menggoda pria? Kenapa lu nggak sekalian pake lingerie." Geza Mikail, pria berandalan yang selalu membuat kata-kata kasar kepada sang heroin, Zara.
Belia mengingat satu kata yang sangat terkenal dari novel Cinta Remaja, dialog yang diucapkan Geza kepada Zara. "Lo jelek, bahkan sangat jelek. Tapi gue nggak tahu kenapa lo selalu menjadi pusat perhatian gue, entah kenapa gue merasa lo seperti belahan jiwa gue, mungkin karena lo pemeran utama didalam kehidupan gue."

Belia terkekeh sendiri saat mengingat kata-kata yang dilontarkan Geza kepada Zara, berbeda dengan sifat berandalan Geza, Geza seorang maniak yang sangat mencintai doraemon, oh Belia ingat satu hal. Geza menyukai Zara karena Zara juga mencintai doraemon, pertemuan pertama mereka memang agak dramatis, tapi yah karena suatu novel, Geza langsung jatuh cinta kepada Zara.

"Oi, lo kerasukan? Dari tadi senyum-senyum sendiri. Ah, Jangan-jangan lo terpaku melihat wajah ganteng gue?" Ucap Geza yang membuat Belia tersadar akan lamunannya.

"Jangan ge-er."

"Kenapa? Gue ganteng, gue kaya, semua wanita akan menyukai gue. Termasuk lo."

"Gila." Belia memutar bola matanya malas, saat mendengar ucapan Geza dan melihat Zara berlari ke arahnya.

Belia lupa akan satu hal. Alur cinta remaja kali ini adalah peran dirinya dan Zara di sebuah taman belakang.

Zara akan digoda oleh dua orang pria, dan dirinya yang selalu membela Zara mencoba melindungi Zara. Dan seperti sebuah novel kebanyakan, saat kedua pria itu mencoba memukul Belia, Zara datang menggantikan posisi Belia. Alhasil, Zara harus mendapatkan perawatan intens. Sangat tidak masuk akal.

Dunia Novel (Hiatus Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang