"Belia, kamu kenapa sih harus pacaran dengan dia? Geza itu pria jahat!""Belia! Kamu dengar aku nggak, sih?" Sahut Zara yang sedari tadi mengoceh kepada Belia.
"Belia, kita sahabat kan?!" Ucap Zara yang kesal, Zara menaikan volume suaranya.
Belia dan Zara sedang berada di Koridor sekolah, memang cukup sepi. Akan tetapi, walaupun sepi mereka cukup menjadi tontonan yang cukup menarik.
Belia berhenti, dan melihat ke arah Zara.
Zara memegang kedua telapak tangannya erat, "Kata kamu, kita selalu bersama. Kamu selalu berada di sisiku selamanya. Tapi, kenapa kamu nggak menepati janjimu sendiri?" Ucap Zara yang berlinang air mata, menatap binar ke arah Belia.
Belia terdiam sebentar, menarik nafasnya dan berjalan mendekati Zara.
Belia memegang kedua bahu Zara."Kalau gue menepati janji antara kita berdua, " Belia menarik nafasnya sebentar, dan menatap Zara.
"Maka gue akan mendapatkan sad ending, sedangkan lo, " Belia memiringkan wajahnya, dan tersenyum seringai "Happy ending."
-
-
-Suasana kantin Delton high School selalu sama seperti hari-hari yang lalu, orang kaya dan pintar atau faksi pertama akan mendapatkan kursi yang istimewa dengan pelayanan yang baik.
Sedangkan faksi ketiga, sama seperti sekolah umum biasanya. Mereka memakan makanan biasa yang pelayanan buruk.
Dan alur 'cinta remaja' akan dimulai disini.
" Marvin, sepertinya Zara dibully lagi tuh." Ucap salah satu teman duduk Marvin, Naura.
Marvin melihat ke arah yang ditunjuk oleh Naura, dan benar saja, Zara sedang di bully oleh anak Faksi pertama.
"Biarkan saja." Ucap Marvin yang seakan tidak perduli.
Marvin melihat ke arah Zara lagi, terlihat wajahnya yang menunjuk raut wajah penuh kekhawatiran.
Naura tersenyum, "kalau lu khawatir mendingan lu bantuin gih, jadi pangeran berkuda putih jangan pangeran berkuda hitam."
"Dan juga, jangan menyesal." Lanjut Naura.
Marvin menutup matanya, memijit pelipisnya. Ia bangkit, dan berjalan ke arah Zara.
"Hentikan." Ucap Marvin memegang tangannya, menatap tajam ke arah Anak-anak yang sedang mengganggu pujaan hatinya, Zara.
Dan, "Ziana." Ucap Marvin menatap tajam ke arah tunangannya.
"Sepertinya lo benar-benar nggak bisa menepati janji lo yah?"
Marvin menyeringai, "Gue pikir lo cuma bodoh, tapi sepertinya lo juga brengsek."
"Ah sepertinya cerita cinta segitiga sudah dimulai." Ucap Revano yang meminum cola yang sedari tadi ada ditangannya.
"Ah, sorry." Ucap Ziana yang menjatuhkan bekas minuman yang ada ditangannya.
"Tadi gue nggak melihat parasit, " Ucap Ziana yang mengikat rambutnya.
Ziana mengedipkan sebelah mata kirinya, "apalagi parasit yang mengincar harta kekayaan orang lain." Ucap Ziana.
"Apa yang lo bilang?"
Ziana memegang cincinnya, memutar-putar cincin pertunangan. "Gue bodoh." Ucap Ziana yang membuang cincin Del barios itu kebawah.
"Kenapa gue harus memberikan harta waris keluarga Marashaja," Ucap Ziana yang memegang dagu Marvin.
"Padahal gue bisa menjadi ahli waris terkuat tanpa bertunangan dengan lo yang hanya ingin mengambil ahli Marashaja?" Lanjut Ziana.
Marvin melepaskan tangannya yang berada di Zara.
"Ah! Apa jangan-jangan karena lo bukan anak kandung dari keluarga Ganesha?" Ucap Ziana yang tersenyum lebar kepada Marvin.
"Ziana Eldora!" Teriak Marvin kepada Ziana.
"Sejak bertunangan lo bahkan nggak pernah menyebut nama kepanjangan gue." Ucap Ziana.
Ziana pergi meninggalkan tkp, sepertinya hati Ziana sedih.
Ziana selalu memikirkan kata-kata Zara, dan mengikuti setiap ucapan Zara.
Menjauhi dan jangan pernah mencintai Marvin."Ah, padahal dia cinta pertamaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Novel (Hiatus Dulu)
Teen FictionMenjadi pemeran pembantu dalam suatu Novel? Belia, gadis yang tidak sengaja menemukan buku Novel yang usang di dalam perpustakaan rumah nya, ia penasaran akan buku Novel itu. Saat Belia membaca nya, ia terkejut. Buku Novel itu menceritakan kisahnya...