[sooyoung pov.]
Lamanya masa pacaran bukan sebuah ukuran ketika kau akan mendapatkan kepercayaan sepenuhnya dari pasanganmu. Ucapan manis selalu menjadi tamengnya, hal bodohnya, Kenapa mau saja mengikuti ucapannya? Jelas-jelas apa yang di lakukan mulai tidak sehat dan menyimpang.
Itu salah,
Ini salah,
Itu tidak benar,
Jangan lakukan,
Dia masih 'pacar' mu.
Tapi,
"Pe-pelan-pelan, sehun." Tegurku, suaraku sampai serak karena tak tahan untuk mendesah.
"Tidak bisa, tahan sedikit lagi." Ucapnya, lebih cepat menggerakkan tubuhnya di bawah sana.
Yang di lakukan hanya bisa menutup mata ini rapat-rapat, memeluknya erat, mengeluarkan suara yang ku rasa terdengar sangat menggairahkan, rasanya pusing, dan debaran ini semakin keras, tapi di bawah sana semakin ingin di tuntaskan.
Ya,
Kami melakukannya, semakin ingin di lawan, semakin ingin melakukannya.
Di awali dengan ciuman pertama yang dulunya kami lakukan, tiba-tiba menjadi berani melakukan apapun di luar dari sebuah ciuman, menyentuh, merabah, hingga berakhir di ranjang.
Berhenti.
Pemuda di atasku akhirnya berhenti dengan suaranya yang melenguh setelah merasakan apa yang keluar di bawah sana. Napas kami sama-sama memburu, dan aku merasakan getaran yang cukup hebat di tubuhku, itu sudah bukan lagi hal yang pertama bagiku.
"Kau tidak apa-apa?" Tanyanya. Mengangkat wajahnya dan menatapku, sorot mata itu seperti ingin memastikan aku baik-baik saja.
Mengangguk pelan, suaraku terasa sulit untuk keluar saat ini.
"Maaf." Ucapnya dan memelukku.
Itu adalah kata maaf yang akan terus di keluarkannya setelah kami melakukan hal ini.
Kenapa minta maaf? Ini memang hal yang salah, tapi jika aku tidak menolak, tidak ada yang salah di sini.
Aku juga semakin bingung, seharusnya di tahan, atau hentikan saja, atau tegur dia jika aku tidak ingin melakukannya, tapi jika tidak melakukannya, ada yang aneh, aku rindu sentuhannya, aku selalu memikirkan apa kami akan melakuknnya lagi atau tidak? Artinya aku mulai tak bisa berpikir secara logika lagi jika hubungan pacaran kami mulai ke arah yang buruk.
Dan selama ini, aku hanya diam, bahkan untuk membicarakannya dengan teman-temanku dan keluargaku. Aku rasa aku berhak untuk mengatur hidupku mulai sekarang, bahkan untuk mengikuti ucapan pacarku sendiri.
Mencari pakaianku, memakainya satu persatu, sejujurnya walaupun sudah melihatnya tanpa busana di hadapanku, tetap saja aku malu, memilih fokus mencari pakaianku dan memakainya dari pada menatap tubuh pemuda yang terlihat seksi itu.
"Apa kau ada tugas?" Tanyanya.
"Ya, aku ada tugas makalah, aku harus pulang untuk mengerjakannya."
"Jika sulit kau bisa katakan padaku."
"Uhm."
Namanya oh sehun, senior tahun keempat, tidak lama lagi dia akan lulus, sementara aku masih di tahun kedua. Bagaimana kisah awal hubungan kami? Aku malu menceritakannya, dia mahasiswa populer tapi banyak rumor buruk tentangnya di kampus, tapi selama bersamanya senior sehun itu sangat baik, tampangnya saja sangat dingin dan cuek.
Ini mungkin cerita yang membosankan, aku sangat mengagumi senior sehun, dan dia juga punya perasaan terhadapku. Pertemuan pertama kami karena aku menemuinya yang sering menjadi asisten dosen. Tatapannya terlihat akan memakan siapapun hidup-hidup, dia juga terkenal sebagai asdos yang galak, sangat galak. Mungkin cinta pada pandangan pertama. Mungkin saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
liar
Randomwarning!!! oneshoot 2 s 3 h 4 o 5 o 6 t . . lapak hunjoy piyak-piyak🐣