"nggak ada yang baik-baik aja setelah ditinggalin."
***
"Ayok pulang."
"Ayok."
Mereka bertiga keluar dari starbucks. Jea menghentikan jalannya ketika mendengar nada dering dari ponselnya.
"Hallo?"
"Dimana?"
"Starbucks, ini mau pulang kok."
"Tunggu di depan, aku jemput."
"Iya, jangan lama-lama. Mau hujan."
Jea menlock ponselnya kemudian ia masukan kedalam tasnya.
"Kenapa Je? Dari kak Jae?" tanya Liona.
Jea mengangguk, "kalian duluan aja ya, aku di jemput sama kak Jae."
"Iya tau yang punya pacar mah beda, kapan gue di jemput cowok ganteng." Friska mendengus kesal karena nasibnya yang tak memiliki pacar.
Liona merangkul pundak Friska. "Sabar, kalau jodoh mah nanti juga ketemu, pasti jodoh lo lagi jagain jodoh orang."
Friska cemberut, "udah ah jangan bahas jodoh, ayok pulang." Friska tersenyum ke arah jea. "Pulang ya Je, hati-hati."
"Bye Jea."
"Bye."
Jea memandang punggung Liona dan Friska yang sudah semakin jauh dan tak terlihat lagi. Awan begitu gelap, mungkin sebentar lagi hujan akan tiba.
"Jea?"
Jea menoleh kearah sumber suara, matanya membulat ketika melihat siapa yang memanggilnya.
"Kak Arsen?"
Cowok yang bernama arsen tersebut mengangguk, "alhamdulillah, ternyata masih ingat. Aku kira kamu bakalan lupa sama aku." Kata Arsen dengan senang karena Jea masih mengingatnya.
Jea tersenyum tipis menanggapi perkataan Arsen, "enggak bareng kak Jennie kak?" tanya Jea karena cowok itu biasanya selalu bareng dengan kakak kelas cantiknya.
Arsen menggeleng, "aku dan Jennie udah putus Je, Jennie selingkuh." Kata Arsen dengan sedih.
Jea terbelalak mendengarnya karena kaget, padahal dulu Arsen selingkuh dari Jea dan pacaran dengan Jennie. Dan sekarang Jennie yang selingkuh dari Arsen, apakah ini yang dinamakan karma berlaku?
"Je, maafin aku ya. Dulu sewaktu aku ninggalin kamu, keadaan kamu baik-baik aja kan?"
"Nggak ada yang baik-baik saja setelah di tinggalkan."
Arsen terdiam mendengarnya. Ia tahu kalau dia salah, ia sudah meninggalkan berlian hanya demi batu kerikil. Namun menyesal pun telah terlambat, Jea sudah terlanjur membencinya.
Jea celingak-celinguk mencari mobil Jaehyun, mengapa Jaehyun sangat lama sekali menjemputnya?
Jujur saja jea tidak nyaman dengan keberadaan arsen.
"Je..."
"Iya kak?"
"Bisa nggak kita seperti dulu lagi?"
Jea terdiam. Maksudnya seperti dulu kayak gimana?
Jea bingung harus menjawab apa. Jea berharap Jaehyun cepat datang.
"Je? Kenapa diam? Kamu masih cinta kan sama aku?"
"Kepedean lo jadi orang! Jea pacar gue sekarang, nggak usah berharap bisa balikan sama Jea."
Seseorang datang dan langsung memeluk pinggang Jea dengan posesif. Jea dan Arsen menoleh kearah sumber suara tersebut, itu adalah suara Jaehyun.
"Je, aku gak nyangka sangking cantiknya kamu, sampai ada orang gila yang datang-datang langsung mengaku sebagai pacar kamu."
Jaehyun melotot, enak saja dirinya yang tampan, di katain orang gila.
Sebelum terjadi acara baku hantam, Jea terlebih dahulu menarik lengan Jaehyun. Jea tersenyum tipis kepada Arsen. "Aku duluan ya kak, bye."
Arsen hanya terdiam melihat kepergian Jea dan cowok yang tadi mengaku sebagai pacar Jea.
apakah benar kalau Jea sudah memiliki pacar?
###
-To be continued-
Arsen Nalendra
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.