05. Basecamp.

199 103 91
                                    

Jangan lupa vomment.

Selamat membaca.

###

“Je, gak balik?” Friska bertanya kepada Jea yang masih duduk di bangkunya.

Jea mengalihkan pandangannya dari ponselnya kemudian ia menggeleng. “Abang belum jemput.”

Liona mendekat. “Coba chat dulu abangnya.” Saran Liona membuat Jea mengangguk.

Jea ;
Abanggg !!! |
Dimana?|
Kenapa lama jemputnya?|

Kak doyoung ;
|Eh astaga dek
|maaf Abng lupa klo skrng abng
|ada jnji sm dosen.
|Bareng Jaehyun aja ya?

Jea ;
Hah?|
Kak Jaehyun?|

Kak doyoung ;
|Iya, Abg udh blng ke jaehyun.
|Udh ya dosen abng udh datang nih.

Jea menghela nafasnya, mencoba untuk sabar menghadapi abang macam Doyoung. rasanya Jea ingin memutilasi Doyoung.

Boleh tuker abang nggak sih?

Ting.

Tidak lama kemudian handphone Jea bergetar menampilkan notif yang asing untuknya.

J. Jaehyun ;
|Hai, je
|Ini saya, jaehyun.
|Masih ingat dengan saya kan?

“Masih lah! Kak Jaehyun 'kan orang yang baperin Jea sampai Jea terbang ke langit ketujuh rasanya, masa iya nggak ingat.” Gumam Jea pelan.

Jea ;
Masih kak|
Tau id line jea dari Abang ya?|

J. Jaehyun ;
|Iya, kamu dimana?
|Buru ke parkiran.
|Saya kepanasan ini.
|Cuma kamu doang orang yang
| bikin saya nunggu.

Jea ;
Otw kak! |

“Eh, Jea pergi dulu ya.” Jea buru buru berpamitan kepada kedua sahabatnya itu. Ia langsung berlari kearah gerbang untuk mencari keberadaan Jaehyun.

Jea melihat motor Jaehyun, dengan segera Jea langsung menghampiri Jaehyun. “Kak, maaf ya udah nunggu lama.” Kata Jea tidak enak.

Jaehyun tertawa kecil. “Hahaha gapapa je, santai saja lah sama saya,” kata Jaehyun tidak lupa dengan senyum manisnya. “Yuk naik.”

Jea langsung naik ke atas motor dengan bantuan memegang bahu Jaehyun. “Kak, ayok jalan kenapa diam saja?” tanya Jea heran.

Jaehyun menarik kedua tangan Jea kemudian ia lingkarkan kedua tangan Jea ke perutnya. Jea kaget melihat perlakuan Jaehyun, pipinya pun sudah memerah.

“Saya tidak ingin kamu jatuh nanti, pegangan yang kuat, saya inginnya kamu jatuhnya kehati saya saja.” Kata Jaehyun sambil tertawa.

Jaehyun menyalakan motornya dengan kecepatan sedang, ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Jea ketika ia mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.

“Je, gak buru buru kan?” tanya Jaehyun dengan sedikit teriak.

Jalanan begitu ramai, karena memang sekarang sudah jam pulang orang kantor dan anak sekolah. Untung saja mereka naik motor jadi bisa nikung.

“Enggak kak, kenapa?” balas Jea dengan sedikit teriak juga. Jea menaruh dagunya di pundak Jaehyun, membuat jarak mereka sangat dekat.

“Kita ke basecamp dulu ya.”

Jea mengangguk, kemudian ia mengeratkan pelukannya, nyaman. Itulah yang Jea rasakan saat di dekat Jaehyun.

•••O0O•••

Sekarang mereka sedang berkumpul di apartemen milik Taeyong. Sesuai omongan Jaehyun tadi dia benar-benar membawa Jea ke apartemen Taeyong yang sering di jadikan basecamp mereka. Di sini juga terdapat Doyoung, katanya sih sesudah bertemu dengan dosen, Doyoung langsung meluncur ke apartemen Taeyong.

“Je..”

“Kak, di panggil bang Jae tuh.” Kata Jisung kepada Jea yang masih sibuk bermain ludo di ipad milik Jeno.

“Biarin aja, buru jis giliran kamu.”

Jisung mengangguk pasrah, kemudian ia menjalankan dadu miliknya.

“Jeanne”

“Je, samperin bang Jae dulu. Nanti dia ngamuk, ipad gue yang jadi sasarannya.” Jea cemberut kemudian ia menghampiri Jaehyun yang sedang menatapnya kesal.

“Kenapa?” tanya Jea membalas tatapan Jaehyun.

“Sini duduk.” Jaehyun menepuk sofa sebelah. Jea menurut, ia langsung duduk di samping Jaehyun.

Jaehyun merebahkan badannya di sofa dengan paha Jea yang ia gunakan sebagai bantal, kemudian ia miringkan badannya menghadap perut Jea. “Ngantuk, mau di elusin.” Kata Jaehyun yang membuat Jea mengulum senyumnya karena sifat manja Jaehyun yang bikin dia gemes sendiri.

Elusan Jea membuat Jaehyun semakin mengantuk, perlahan matanya pun terpejam. Jea dapat merasakan deru nafas jaehyun yang mulai teratur. Jea menunduk, menatap Jaehyun yang tertidur sambil memeluk perutnya, ganteng. Saat tertidur pun Jung Jaehyun tetap saja ganteng.

“WOI! MAU MAKAN KAGA?!!” Teriak Doyoung dari arah dapur, Jea tersentak begitupun dengan yang lain. Jaehyun juga sempat terganggu tidurnya untung saja Jea buru-buru mengelus kepala Jaehyun kembali, jadi Jaehyun kembali tertidur.

“Bang Johnny, bilangin ke abang ya supaya jangan teriak lagi, kasihan kak jaehyun lagi tidur.” Jea meminta tolong kepada Johnny yang hendak ke dapur. Johnny melirik sekilas jaehyun kemudian ia mengangguk.

“Jaehyun tidur je?” tanya Taeyong dengan wajah kaget.

“Iya kenapa? Kok kayaknya kakak kaget banget liat kak Jaehyun tidur? kayak gak pernah liat kak Jaehyun tidur aja ih.” Balas Jea dengan heran.

Taeyong menghela nafas, ia mengangguk. “Jaehyun gak pernah bisa tidur sepulas ini je, dia bahkan setiap malamnya selalu bermimpi buruk.” Kata Taeyong lirih. Taeyong baru melihat Jaehyun tidur sepulas ini, ia selalu kasihan dengan Jaehyun yang selalu tidak tenang dalam tidurnya.

“Kenapa kak?” Jea menatap Taeyong penasaran, ia bahkan tidak tau apa-apa tentang Jaehyun.

Taeyong tersenyum, kemudian mengusap kepala Jea. “Kakak gak ada hak untuk cerita tentang ini, biarin nanti Jaehyun yang cerita sendiri sama kamu, tetapi satu hal yang perlu kamu tahu, Jaehyun mulai nyaman sama kamu.”

•••O0O•••

-To be continued-

Spam next?

See you in the next part.

男友 | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang