6

91 21 3
                                    

"RU nih lihat deh, lihat!" Ginta dengan semangat bicara kepada Ru sambil menyodorkan HP-nya ke arah cewek itu.

Keduanya lagi kongkow cantik di Jiwa Toast di bilangan Senopaty. Avy lagi-lagi tidak bisa ikutan karena dia bimbel. Tu anak memang paling lurus kalau dipikir-pikir, tapi herannya betah dan nyambung saja temenan dengan kedua cewek ini.

Kedai kopi kekinian yang mengusung konsel cozy ini lumayan ramai pengunjung, kebanyakan adalah kaula muda, siswa-siswi dengan seragam sekolah mereka masing-masing, juga beberapa anak kuliahan atau kantoran. Ini adalah kali pertama Ru dan Ginta nongkrong ke sini, biasanya di kedai kopi waralaba ter-hits se-dunia, tapi karena males kena macet lama-lama, akhirnya mereka nyoba ke sini.

Ru melirik malas, lalu kembali mengaduk mocca latte-nya dengan satu tangan bertumpu dagu. Sekilas, Ru melihat satu cowok familiar yang kini memenuhi layar HP Ginta. Kening Ru berkerut. "Yelius Adam alias Yedam?" tanya Ru menatap Ginta.

Cewek dengan mata besar itu mengangguk, menyunggingkan senyuman lebarnya. "Yap. Mau nggak lo?"

"Mau apaan?"

"Sama dia lah."

Mendengar itu Ru langsung mengangkat alisnya tinggi-tinggi. Pembahasan nggak jelas ini di picu oleh keinginan Ginta yang pengin dobel date, Yedam itu anak SMA Garuda, tapi semua orang juga tahu kalau dia sohiban banget sama yang namanya Jose—gebetan sepihak Ginta. Ru jadi was-was, melihat Ginta yang begini sepertinya sahabatnya itu butuh bantuan. Takut saja kalau Ginta jadi stres karena cintanya nggak kesampaian, kan Ru yang repot kalau harus nyari teman baru lagi.

"Ta, lo depresi ya?" tanya Ru khawatir.

Ginta mala menoyor kepalanya cepat. "Enak aja! Nggak lah weh."

Sambil mengusap keningnya pelan, Ru berkata lagi. "Ngapain coba lo nawarin Yedam ke gue?"

"Ya kan posturnya itu tipe-tipe lo banget gitu, Ru."

Ru memutar bola mata.

"Mau ya? ntar gue chat Oy supaya kenalin dia ke elo. Ya, Ru, ya?"

Tuh kan. Ru mengembuskan napas. "Alasan aja lo, bilang aja biar ada bahasan chatingan sama dia."

Ginta nyengir.

"Gue nggak mau ah, Ta, lo tahu sendiri Yedam kan mantannya si nenek lampir, males banget gue ambil bekasan dia. Ew."

"Lo pikir barang kali pake bekasan segala."

Ru manyun. Nenek lampir yang Ru maksud itu adalah Rachel, anak SMA Garuda, musuh bebuyutan Ru dan Ginta sejak SMP. Tu cewek hobinya ngikutin apa yang Ru punya, sampai gaya juga diikutin, benar-benar tidak punya style. Terus, hobinya pasang muka sok polos lagi, tapi diam-diam menghanyutkan. Ru dan Ginta pernah dikira merundungnya waktu SMP dulu, padahal enggak sama sekali. Alhasil, mereka berdua sampai dipanggil guru BK.

"Ya pokoknya gitu deh, apapun namanya."

"Lo emang nggak gembira apa ngelihat muka Rachel pasti jengkel banget kalau tahu Yedam deket sama lo?"

"Nggak." Ru menggeleng. "Ta, yang ada nanti hidungnya makin gede lagi ngira kalau gue suka ngikutin dia. Ew, no!"

Ru bahkan nggak bisa membayangkan kalau dia di cap tukang ikut-ikut begitu. Seumur hidup, Ru nggak pernah ngikutin orang atau apapun. Dia berdiri dengan gaya dan fashionnya sendiri, dia juga pantang naksir cowok yang berhubungan dengan beberapa orang yang Ru anggap nggak di level dia. Jadi, Ru nggak bakal tu ngebiarin hal itu sampai terjadi.

"Ya udah deh... jadi sama Rajendra aja nih?" tanya Ginta.

Ru mengerutkan dahi. "Makin aneh deh lo."

Jika Itu Kamu | Lee Jeno ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang