•Perubahan cast ada di Chapter "Bip"•
"AVY mana?" tanya Ru saat menemukan cuma Ginta yang menyusul ke kelasnya nggak seperti biasa.
"Duluan aja katanya, dia mau ke UKS bentar."
"Sakit?" tanya Ru lagi. Cewek itu berdiri dan keduanya melangkah keluar kelas Ru. Koridor kelas terasa sesak, di penuhi anak-anak yang juga punya tujuan yang sama; kantin. Ru dan Ginta menyunggingkan senyuman artifisial saat ada yang menyapa mereka. Kepala Ru menoleh dan kembali bicara. "Ke UKS aja apa kita?"
"Avy bilang cuma ada perlu bentar doang."
"Tu anak belakangan ngapa sering ngilang deh." gerutu Ru.
"Maklumin aja, Ru. Namanya juga Avy."
Ru memutar bola mata. Jelas saja dia belum bisa maklum, karena kelakuan Avy ini muncul baru-baru ini. Dulu waktu kelas 10 nggak pernah tuh, Ru jadi curiga. Tapi, dia nggak bilang itu pada Ginta. Lagian, mana boleh antar temen jadi curigaan gitu, kan...
Nggak baik.
Ru dan Ginta melintasi lapangan basket dan menuju koridor kantin sekolah dengan cepat. Matahari hari ini terik sekali, terasa agak sedikit kaget karena beberapa hari kebelakang cuaca mendung terus. Walau sudah memakai kardigan andalannya, tetap saja sengatan matahari terasa masuk menusuk kulit, karena itu Ru dan Ginta berjalan cepat supaya nggak kepanasan.
"Kenapa nggak lewatin koridor-koridor aja sih, Ta?" Ru menggerutu. Ajakan Ginta yang mesti banget lewatin lapangan basket benar-benar bikin kepala Ru ikutan panas.
Tahu kalau Ru pasti ngomel, Ginta malah nggak ngegubris, cewek itu malah menolehkan kepalanya ke segala arah dengan mata sedikit menyipit. "Kok Oy nggak ada sih, Ru?" ucap Ginta dengan bibir manyun.
"Udah ke kantin kali." jawab Ru sambil menarik Ginta supaya mereka cepat melangkah. Ru mengembuskan napas lega saat terik matahari berhasil dihalangi oleh rindang pohon besar yang menaungi.
"Iya kali ya..."
"Iya, makanya yuk buruan biar bisa ketemu dengan Jose segera."
Wajah keruh Ginta langsung menghilang disapu bersih oleh binar kebahagiaan. Tidak menunggu waktu lama, keduanya lantas melangkah cepat hingga sampai di pintu kantin. Suara bising langsung terdengar memenuhi indera pendengaran Ru dan Ginta.
Ru membiarkan dirinya ditarik Ginta menuju arah jam tiga, lalu ikut duduk pada bangku panjang kosong di sana. Di depan Ru, sudah ada Edo, Jhony, dan beberapa anak laki-laki lainnya serang bercokol sambil makan nasi uduk dan gorengan.
"Eh ada Aruni." sapa Edo dengan nada senang.
Ru memutar bola mata.
"Ada Ginta juga kali."
"Ya elo mah bosen gue lihat tiap jam di kelas."
"Jadi, lo suka merhatiin gue nih ceritanya?"
"Hah?"
"Anjay..." Jhony ngakak.
Ginta memasang wajah judes, sambil memainkan kuku tangannya cewek itu menatap Edo dengan pandangan jumawa. "Sori nih Do, tampang kayak lo nggak masuk itungan gue."
Ru tertawa. "Makanya Do, kurang-kurangin telat masuk sekolahnya biar di lirik Ginta. Sobat gue ini tipe idealnya yang kayak--"
"Hssst! Itu dia!" Teriak Ginta tertahan.
Ke sepuluh jemari Ginta bergerak otomatis menyugar rambutnya pelan. Wajahnya senyum-senyum saat melihat Jose masuk ke kantin, melangkah melewati tempat duduk mereka dan langsung membaur dengan teman-teman cowok itu. Wajah Ginta semakin berseri saat pandangannya dan Jose saling bersinggungan, dan jantung Ginta rasanya pengin copot sekarang juga saat mendapatkan sebuah senyuman tipis dari cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika Itu Kamu | Lee Jeno ✔️
Fiksi Remaja"Kita ini apa, Jen?" "Nggak bisa kah kita kayak gini aja, Ru?" ***