🌻🌻🌻Yeaji tiba dirumah dan melihat kakaknya sedang sibuk menonton televisi.
"Aku pulang."
Ji Hyun melirik tajam kearah Yeaji.
"Ternyata kau masih ingat rumah hm? Kupikir kau akan menginap dirumah pria itu." Ucapnya ketus.Yeaji tersenyum. Kakaknya itu selalu saja berkata ketus padanya. Padahal ia begitu yakin kalau Ji Hyun sangat peduli padanya.
"Yakk...kenapa kau malah tersenyum? Apa kau sudah gila? Atau sebenarnya kau sedang kerasukan?" Ji Hyun mengerutkan keningnya melihat tingkah Yeaji.
"Tidak. Aku mau ke kamar." Ia beranjak hingga suara Ji Hyun menghentikan langkahnya.
"Uhm Maaf." Ucap Ji Hyun pelan namun masih bisa didengar Yeaji.
Yeaji pun berbalik menatap Ji Hyun.
"Yakk tapi sebenarnya ini salahmu juga, kenapa kau terlihat seperti orang bodoh ketika didepan kamera. Padahal kau biasanya banyak bicara ketika didepan orang. Ck kau begitu payah didepan kamera." Ji Hyun melipat tangannya di depan dada.
Yeaji menekuk wajahnya lalu ia juga melipat tangan didepan dada.mengikuti Ji Hyun.
"Baiklah. Kau lihat saja Eonni. Aku akan membuatmu terkejut ketika aku siaran nanti. Pastikan kau melihatku di tv." Ucap Yeaji yakin seraya menyombongkan diri."Aigoo kita lihat saja nanti. Apa kau akan benar-benar membuatku terkejut atau tidak."
Mereka berdua pun masing-masing tertawa. Keduanya telah kembali seperti semula. Dua bersaudara yang terlihat saling acuh namun begitu peduli terhadap satu sama lain.
***
Seorang pria tengah bersiap. Ia sedang memakai dasi dan merapikan jasnya. Hingga deringan ponsel mengalihkan perhatiannya.
"Halo."
'Bagaimana kelanjutan project yang ayah katakan sebelumnya? Seharusnya kau bisa lebih cepat Soohyun. Kita harus segera menaikkan rating perusahaan. Jika kau berlama-lama maka akan semakin sulit mengejar ketertinggalan.'
"Saat ini aku sedang menyusunnya. Aku harus benar-benar memilih projectnya. Aku tidak mau asal memilihnya. Percayakan saja semua padaku."
Terdengar helaan nafas disana.
'Baiklah. Ayah tunggu kabar darimu. Ayah berharap kau bisa melakukan yang terbaik. Namun jika kau terus mengulur waktu, maka ayah sendiri yang akan turun tangan. Tapi kau tau sendiri akibatnya jika ayah yang turun tangan.'
Tiiitt...
Soohyun menghela nafas kasar setelah sambungan itu berakhir. Ia sendiri bingung harus memilih project yang mana. Ia harus memilah banyak hal sebelum memutuskan project yang tepat.
***
Ditengah kesibukan kantor tepatnya divisi editing. Yeaji masih berkutat dengan tumpukan naskah di mejanya. Ia tetap harus menjalankan tugasnya seperti biasa sebelum dia benar-benar bisa beralih menjadi pembawa acara. Ia sungguh tidak sabar menantikan hari itu tiba.
"Yakk..kau bagaimana persiapan siaran mu? Apa kau yakin bisa melakukannya?" Yuri yang sudah tau kalau Yeaji tengah mempersiapkan siaran pun bertanya mengenai kelanjutannya. Ia penasaran apakah temannya itu bisa melakukan siaran tersebut atau tidak. Pasalnya ia juga mengetahui kelemahan Yeaji yaitu saat berhadapan didepan kamera.
Yeaji melirik kearah Yuri yang sedang menanti jawabannya.
"Uhm..kau lihat saja nanti.""Yhaa..kenapa kau malah begini? Aku sungguh penasaran bagaimana kau akan mengatasi rasa gugupmu itu didepan kamera." Yuri merengek dan wajahnya berubah masam.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR DREAM
FanfictionBagaimana jika orang yg kau cintai ternyata mencintai kakakmu? Pria itu juga memintamu untuk membantunya mendekati kakakmu. Apa kau akan menyerah? Atau Apa kau akan membantunya? Kau tau mencintai tak harus memiliki. Tapi, Apa kau tak berhak untuk d...