[20] Hidden Feelings

410 69 11
                                    

Happy Reading♡







Hari ini Soohyun ditugaskan oleh ayahnya untuk bertemu seseorang padahal hari ini adalah hari sabtu.

Ayahnya bilang kalau semuanya harus berjalan lancar dan orang itu harus menyetujui kesepakatan mereka. Mereka mengadakan pertemuan hari ini karena mereka pikir semakin cepat akan semakin baik.

Biasanya akan ada orang yang khusus mengurus masalah ini. Akan tetapi, kali ini Soohyun harus turun tangan langsung.

Tak lama pintu masuk diketuk dan menandakan orang itu sudah datang.

Langsung saja Soohyun berdiri dan menyuruhnya masuk.

Soohyun terkejut saat melihat orang itu.

Jung Haein.

Ternyata pria itu yang dimaksud ayahnya.

Menyadari keterkejutannya. Soohyun langsung kembali mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar kembali.

"Selamat datang di GM grup Jung Haein-ssi." Katanya sambil menyodorkan tangan miliknya.

Haein tersenyum tipis dan membalas jabatan tangan Soohyun. "Halo Kim Soohyun-ssi."

"Silahkan duduk." Kata Soohyun.

Haein menganggukkan kepalanya dan langsung duduk. Diikuti oleh Soohyun.

Mereka berdua pun membahas tentang kesepakatan yang sudah diatur ayahnya.

Program pertandingan Baseball dengan Haein sebagai ikon pun disetujui.

"Maaf kalau harus mengadakan pertemuan di hari sabtu begini." Kata Soohyun sopan saat mereka akhirnya menyelesaikan pembicaraan.

"Ah tidak masalah. Lagipula ini hanya sebentar." Kata Haein tersenyum.

"Kalau begitu—" ucapan Soohyun terpotong karena deringan ponsel milik Haein.

Haein pun langsung mengangkatnya.

"Halo."

"....."

"Ah iya Yeaji-ssi. Maafkan aku. Aku akan kesana sekarang."

"....."

"Iyaa baiklah. Tolong tunggu sebentar yaa. Sekali lagi maafkan aku."

Sambungan pun terputus.

Soohyun sedikit mengerutkan keningnya saat nama sesorang yang dikenalnya disebut.

Haein bangkit dari duduknya. "Soohyun-ssi. Saya pamit dulu yaa."

Soohyun pun tersadar dan ikut bangkit. "Ah iya silahkan. Terimakasih atas waktunya Haein-ssi."

Haein langsung beranjak pergi dan hilang dari pandangan Soohyun.

Sebenarnya ia ingin bertanya apakah Yeaji yang dimaksud adalah Yeaji yang ia kenal. Tapi ia kembali berpikir bahwa itu bukan urusannya jikalau ia Yeaji yang dikenalnya.

***

Saat ini Yeaji dan Haein sudah berada di stadion Baseball. Stadion itu kosong karena memang tidak ada jadwal pertandingan maupun latihan.

Haein menghampiri Yeaji sambil membawa tongkat Baseball dan beberapa bola.

Ia tersenyum dan langung memberikan tongkat itu kepada Yeaji.

Haein sudah berdiri agak jauh dari Yeaji. Ia yang akan melempar bola dan Yeaji yang akan memukulnya.

"Kau siap?" Teriak Haein.

OUR DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang