[15] Sungai

301 56 24
                                    

Happy Reading♡



Yeaji mulai kesal dan tidak tahan dengan sikap Soohyun kepadanya. Ia pun memberanikan diri membuka suaranya.

"Apa kesalahanku begitu besar?" Tanyanya.

Soohyun menutup matanya sebentar.

"Apa maksudmu?" Akhirnya pria itu melihat kearah Yeaji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa maksudmu?" Akhirnya pria itu melihat kearah Yeaji.

Yeaji membuang mukanya sejenak lalu menghela nafasnya. "Maksudku, kenapa kau bersikap seperti ini? Kau bersikap seolah-olah aku melakukan kesalahan besar padamu!"

Soohyun menghela nafasnya.

'Kesalahanmu adalah menyukaiku.'

Soohyun hanya bisa mengatakan itu didalam hatinya saja. Ia tidak mau Yeaji sampai tau kalau dirinya sudah mengetahui isi hati gadis itu.

"Kenapa kau diam saja?!"

"Aku memang seperti ini sejak dulu."

Yeaji tertawa miris, jawaban pria itu sungguh tidak masuk akal. "Haha kau benar. Mungkin kau memang seperti ini sejak dulu. Aku yang salah menilaimu." Katanya sarkas.

Soohyun mengalihkan wajahnya dari gadis itu. Ia tidak mau menatap gadis itu atau hatinya benar-benar akan merasa sakit setiap menatap sorot mata sendunya.

Setelah tawa miris Yeaji terhenti. Terjadi keheningan selama beberapa saat diantara mereka.

Yeaji sebenarnya tidak bisa menerima jawaban pria itu. Tapi dia sendiri bingung harus bagaimana. Pria itu sama sekali tidak berniat memberi tahukan kesalahannya. Yeaji juga berpikir dia tidak melakukan kesalahan apapun. Sementara Soohyun terus diam tanpa mau menjelaskan.



Tak berapa lama sesorang mengetuk pintu dan Soohyun menyuruhnya masuk.

"Bos. Saya—

Eoh Yeaji ssi?"

Yeaji yang merasa harus pergi pun pamit. "Saya permisi dulu." Katanya sedikit menunduk. Lalu melangkahkan kaki nya keluar kamar itu.

Setelah melihat kepergian Yeaji, Soohyun kembali menghela nafasnya.



Setelah sampai di kamarnya. Yeaji langsung duduk di tepi ranjang. Ia melihat keselilingnya dan tidak ada orang. Langsung saja dia mengambil bantal dan memukul-mukulnya berulang kali.

"Dasar pria brengsek! Dia pikir dia siapa?!" Ia terus memukuli bantal sambil mengomel. Suaranya tidak begitu keras karena ia takut ada orang yang mendengar. Jadi dia hanya mengomel pelan.

"Aku semalaman merawatnya sampai tertidur dan sekarang pinggangku sakit. Tapi apa balasan pria itu?! Hah!Dia mengusirku?"

"Ishhh pria sialan! Kurang ajar!!!"

OUR DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang